25-BASKET

104 6 0
                                    

Cinta tidak menuntut kesempurnaan
Cinta akan saling memahami dan menerima. Karena cinta seharusnya membuatmu bahagia bukan terluka.

Bulan memantul-mantulkan bola oranye itu di tangannya. Matanya fokus pada ring basket yang terletak cukup tinggi untuk gadis pendek sepertinya. Peluh sudah membasahi wajahnya, tanda bahwa sejak tadi ia sudah melakukan hal itu.

Hap!

Ring basket terlewati begitu saja olehnya seperti sebelum-sebelumnya. Bola oranye itu menggelinding cukup jauh.

"Ah! Gue nyerah! Sampe taun lebaran monyet juga gue gak bisa-bisa maen basket! ". Bulan terduduk frustasi. Ia menekuk lututnya. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya kala suara yang sangat familiar terdengar olehnya.

"Bidadari harusnya gak boleh nangis". Ari melempar bola oranye kepada Bulan. Gadis itu mengernyit.

"Kamu gak jadi bimbel? "

"Udah kok. Mau aku ajarin maen basket? ". Ari mengambil bola basket dan mulai memantul-mantulkannya.

Kamu bohong. Tempat bimbel kamu kan jauh. Bulan menghapus air matanya. "Mau". Ia mulai mengikuti segala yang Ari ajarkan.

🌞🌞🌞


"Aku pulang". Angga masuk ke apartemennya. Ia melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu. Angga mengernyit heran saat melihat Zohal yang menunduk.

"Akhirnya, kamu pulang juga". Suara berat itu cukup mengejutkan Angga. Arian tengah menatapnya tajam dengan mata bak elangnya.

"Om ngapain disini? ". Pertanyaan itulah yang pertama kali meluncur dari mulut Angga.

"Om kecewa sama kamu, ga. Sekarang, kita pulang. Kita bicarain di rumah". Arian menarik tangan Angga.

Angga menatap Arian dengan pandangan tak suka. Ia menghempaskan tangan Arian.

"Om gak berhak atur hidup Angga. Rumah itu bukan rumah Angga, ini rumah An-"

Plaakk...

Zohal menutup mulutnya tak percaya saat Arian menampar pipi kanan Angga dengan keras. Ia tak menyangka Arian akan berbuat hal seperti itu pada Angga.

"Kamu boleh ngomong gitu kalo kamu udah gak hidup dengan uang om. Jadi sekarang kamu harus pulang, Anita sudah menunggu". Arian berjalan lebih dulu.

Angga menghela napas, ia tau ia salah. ia memandang Zohal dengan pandangan lembut. "Aku pulang dulu. Kamu baik-baik ya. Aku bakalan sering kesini kok".

Zohal mengangguk. Ia melambaikan tangannya saat Angga hendak menutup pintu. Angga membalas lambaiannya.

Dari dulu om Arian gak berubah, masih serem, batin Zohal.

🌚🌚🌚

Ari bersiul senang saat memasuki rumahnya, wajah Bulan yang tersenyum padanya masih terpatri dengan jelas di ingatannya.

"Halo, baru pulang pacaran lo ya". Suara yang dibenci Ari itu memasuki indra pendengarnya. Ari mendelik kala melihat Angga yang duduk di skfa ruang tamu rumahnya.

"Eh, bangsat! Ngapain lo disini?! ". Ari langsung menarik kerah baju seragam Angga.

"Ata! ". Tegur Anita, ia tak habis pikir mengapa dari dulu Ata dan Angga tak pernah akur. Ari melepaskan cengkramannya. "Mulai sekarang Angga akan tinggal sama kita lagi". Lanjut Anita.

Sun And Moon(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang