14-SAMAR-SAMAR

119 7 0
                                    

Kamu selalu punya kesempatan untuk melukaiku tapi, aku tetap memilih untuk mencintaimu

Bulan menghentak-hentakkan kakinya dengan keras pada lantai rumahnya. Ia sangat jengkel dengan kakaknya yang menurutnya itu sedang dalam fase kurang waras.

Bagaimana tidak, kakaknya akan pergi ke luar kota dalam waktu 2 bulan. Dengan Arkan yang lembur saja sudah membuatnya hampir gila, apalagi kerja ke luar kota.

Dan yang paling ia tidak bisa terima, selama kakaknya pergi, ia akan dititipkan pada Ari. Bahkan, rumahnya pun menjadi terbuka 24 jam nonstop untuk cowok itu.

"Jadi, rencana kita hari ini apa? ". Tanya Ari dengan senyum yang menurut Bulan amat menjengkelkan. Baru satu jam kakaknya lepas landas dan Ari sudah menjengkelkan bagi Bulan.

"Kita?. sori, gue udah punya jadwal sama kak Angga dan gak ada siapapun yang bisa mengacaukannya". Jawab Bulan ketus lantas pergi meninggalkan Ari menuju kamarnya.

Tak lama ia keluar lagi dengan pakaian yang sudah rapi. Ari  memperhatikannya dari atas sampai bawah. "Mau kemana lo? ".

"Nge-date lah bareng kak Angga". Bulan membenarkan flatshoes nya. Ari mengangguk mengerti.

"Oke, tapi lo udah harus pulang jam 8 malem".

Mata gadis itu membulat. "Jam 8?, kok dibatesin?!, terser-".

"Waktu lo dimulai dari sekarang! ". Ucap Ari sambil melihat arlojinya lantas beranjak pergi.

Bulan menggeram, ia benar-benar jengkel dengan Ari. Awas lo ya, gue bales!.

🌚🌚🌚

Angga tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis yang berada di sebelahnya walaupun mereka hanya menonton anime kesukaan gadis itu di apartemennya tapi, sepertinya Bulan menikmati hal itu.

"Kak Angga". Panggil Bulan. Angga menjawab dengan gumaman. "Kita bisa terus kayak gini kan? ".

Angga terdiam sesaat lantas mengangguk. Ia akan membahagiakan gadis itu, bagaimanapun caranya.

"Aku seneng deh dengernya". Bulan memeluk Angga, ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Angga, menikmati setiap detak jantung Angga yang teratur. Berbeda dengan detak jantungnya yang menggila bila di dekat Angga.

"Oh ya, aku mau bilang kalo sekarang Ari ngawasin aku 24 jam nonstop gara-gara bang Arkan pergi ke luar kota".

"Tenang. Ari itu gak bakal bisa berkutik sama aku". Jawab Angga mantap.

Mata Bulan berbinar, ia mengangguk lalu tersenyum manis. "I Love You, kak Angga".

Angga mencium dahi gadis itu. "Love you too, my princess".

Bulan merasakan ada kembang api yang meledak-ledak di perutnya. Rasanya amat membahagiakan mendengar orang yang kita cintai mencintai kita balik.

Bulan tak pernah merasa salah karena telah jatuh cinta pada Angga. Ia sudah menyukai pemuda itu sejak ia masuk ke sekolah SMA HarBa. Mungkin ini sudah saatnya untuk mengakhiri cinta diam-diamnya.

🌞🌞🌞

Suara musik yang berdentum di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi sesak oleh manusia yang berjoget ria di atas lantai dansa tak membuat seorang cowok berhenti untuk terus menenggak Vodka yang di pesannya.

Sun And Moon(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang