"Bima" panggil orang itu lagi."Hei Ger" balas Bima.
"Lo ngapain di sini" tanya orang yang di panggil Ger itu.
"Emang menurut Lo di kantin itu ngapain" Bima malah balik nanya.
Orang itu hanya mengangkat bahunya cuek lalu tersadar kalau ada orang lain yang duduk di hadapan Bima.
"He ngapain kamu di sini, bukannya ini masih jam pelajaran?" Tanyanya pada Gisel yang sedari tadi diam.
"Makan pak" jawab Gisel tanpa melihat orang itu.
"Bisa liat saya sebentar, rasanya tidak sopan jika tidak menatap orang yang sedang berbicara dengan kita" kata orang itu dengan datar.
Gisel langsung meletakkan sendoknya, meminum teh lalu melihat ke arah orang itu.
"Kenapa pak" kata Gisel tanpa ekspresi.
"Kenapa kamu ada di sini, kamu membolos?"
"Emang kenapa kalo gue bolos, bukan urusan Lo juga" cibir Gisel yang mengalihkan tatapannya kembali ke teh nya lalu meminumnya.
Bima dan orang yang bernama Gerald itu terbelalak mendengar perkataan Gisel.
"Kamu itu tidak sopan ya sama guru, sekarang ikut saya ke ruang bk" tegas Gerald lalu meraih lengan Gisel dengan kasar.
"Lo apa apaan sih, gue mau ngapain juga bukan urusan Lo kan, jadi nggak usah ngatur-ngatur gue" sentak Gisel melepaskan lengannya dari cengkraman Gerald.
Kemudian Gisel mengeluarkan uang dari sakunya dan meletakkannya di meja.
"Misi pak Bima" ucap Gisel dengan ramah pada bima tapi tidak dengan Gerald. Ia langsung pergi setelah mengucapkan itu.
Bima menatap takjub pada Gisel. Ia tidak percaya ada siswi yang bisa berani berkata begitu pada gurunya.
"Wah wah..kereeenn" kata Bima takjub.
Sementara itu Gerald tetap menatap ke arah Gisel yang masih berada dalam pandangannya. Ia menatap datar tanpa ekspresi lalu pergi begitu saja dari hadapan Bima.
"Lah tuh orang kenapa?" Bingung Bima melihat Gerald pergi tanpa sepatah kata pun.
Di tempat lain..
Terdapat beberapa anak cowok sedang duduk di rooftop."Gan" panggil seorang cowok yang sedang tiduran.
"Hm" jawab cowok yang dipanggil 'gan'.
"Lo masih ingat kejadian satu tahun yang lalu nggak?" Tanyanya lagi.
Cowok bernama Reigan itu mendengus kasar mendengar pertanyaan dari sahabatnya.
"Lo nggak usah ungkit-ngkit lagi deh Rif" kata Reigan pada sahabatnya yang bernama Arif.
"Gue ngerasa bersalah tau nggak" kata Arif menutup wajahnya.
"Bukan cuman Lo Rif, kita-kita juga ngerasain yang sama" timpal cowok lainnya bernama Arjuna atau lebih dikenal dengan nama Juna.
"Gue nggak bisa bayangin gimana nasibnya tuh orang sekarang" kata cowok di sebelahnya sambil melihat ke bawah lapangan basket.
Teman-temannya terdiam tidak ada yang memberikan tanggapan. Kemudian ia melihat dari bawah lapangan basket, seorang siswi sedang memainkan bola basket ditemani oleh seseorang yang amat dikenalinya.
"Ini..gue nggak salah liat kan?" Katanya heran sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.
Teman-temannya yang mendengar langsung berdiri dan ikut melihat apa yang dilihat oleh Leonardo atau yang biasa disapa Leo.
"Itu kan.."
Thanks
💧
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Is Mom?
Teen FictionMemiliki anak di usia muda bukanlah hal yang diharapkan Gisel, apalagi mengingat bagaimana anak itu bisa hadir ke dunia. Dan karena anak itu, masalah datang dalam hidupnya. Apalagi saat sahabatnya mengetahui ia memiliki bayi. Dan yang menjadi teka-t...