part 13

13.2K 557 9
                                    


Gisel menatap tak percaya dengan cowok yang ada di depannya sekarang. Bagaimana bisa?.

Begitupun dengan cowok itu, ia tak percaya dengan sosok yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Gisel?".....

.......

"Gisel?" ucap cowok itu dengan tatapan tak percayanya.

Dan hal selanjutnya yang terjadi adalah Gisel langsung berlari dan menubruk tubuh cowok itu. Saking kerasnya hingga membuat cowok itu hampir tumbang kebelakang.

Gisel memeluk erat tubuh cowok itu dan dibalas tak kalah eratnya oleh si cowok.
"Gigi kangen bang Vian" kata Gisel dengan suara yang serak, sepertinya ia menangis.

"Abang juga kangen sama Gigi" balas cowok yang dipanggil Vian itu.

"Hei loh kok nangis?" katanya saat melepas pelukannya dan melihat mata Gisel yang sembab. Ia menghapus air mata Gisel dengan ibu jarinya.

"Bang Vian kok ada disini..maksudnya disekolah ini" tanya Gisel setelah mereka duduk.

"Hmm gue kan emang sekolah disini" jawab Vian.

"Lahh kok gue gak tau sih" kata Gisel kesal.

"Nah loh kok jadi kesel sendiri?"

"Ya abisnya kan, kalo gue tau Abang sekolah disini gue bisa masuk dari dulu"

"Lahh maksudnya gimana, kok gue gak ngerti ya?"

"Udahlah lupain"

"Yeee Lo masih sama aja ya, gak berubah sedikit pun"

"Dihh kata siapa gue gak berubah, Lo belom liat sih apa yang berubah dari gue"

"Iyadah entar gue liatin" kata Vian dengan nada meledek. Gisel mendelik ke arahnya.

"Eh, Lo kok bisa sekolah disini juga..lo kapan pindahnya?" Vian menatap bingung ke arah Gisel.

"Kalo gak salah sih seminggu yang lalu.." jawab Gisel.

"Lo kenapa pindah?"

"Ada lah, rahasia" kata Gisel.

"Cihh rahasia, entar juga bakalan kebongkar" kata Vian meledek.

"Ya seenggaknya bertahan lama"

"Gak jelas Lo"
"Eh btw Lo ngapain kesini, ini masih jam pelajaran kan..Lo bolos ya?" kata Vian dengan tatapan menyelidik.

Gisel langsung tersenyum miring dan melipat kedua tangannya.
"Yahh mungkin itulah salah satu perubahan di diri gue"

"Anjirrr Lo berani bolos?" tanya Vian dengan wajah kagetnya.

"Buktinya gue ada disini"

"Parah nih bocah, kalo sampe bokap Lo tau..bisa abis Lo" Vian geleng-geleng kepala.

"Ya jangan dikasih tau lah"
"Lo sendiri juga bolos kan?"

"Gabut gue dikelas, ngebosenin"

Gisel menghela napas lalu berdiri dan berjalan ke arah pinggir atap. Ia bersandar di tembok itu sambil melihat pemandangan dibawah.

"Bang..Lo kenal mereka?" tanya Gisel saat melihat sesuatu dibawah sana.

"Siapa?" Vian mendekat ke arah Gisel dan mengikuti arah yang ditunjuknya.

"Ohh mereka itu anak-anak OSIS kan?"

"Ohh anggota OSIS rupanya"

"Emang kenapa?"

"Gak paapa..yaudah gue balik dulu ya, Lo juga ke kelas sono, jangan bolos mulu" kata Gisel lalu berlalu pergi meninggalkan Vian.

"Dasar tuh bocah" Vian pun ikut pergi dari tempat itu.

.......

"WOYY kantin yokk"

"Gue nitip aja dah, lagi mager nih"

"Enak banget Lo main nitip, ikut aja napa"

"Sumpah deh gue lagi mager akut, gak bisa ngapa-ngapain"

"Mati ae Lo sono"

Arif dan Reigan hanya menatap malas pada kedua temannya itu. Leo dan Juna, memang mereka berdua lah yang paling banyak bicara diantara mereka berempat.

"Ini jadi kekantin atau nggak?" tanya Arif yang langsung diangguki oleh Leo.

"Yaudah cepetan" lanjut Arif.

"Nih anak kok mageran banget sih" Leo berdecak kesal melihat Juna yang malah merebahkan dirinya.

Saat ini mereka sedang ada dibawah pohon dekat lapangan. Lagi ngadem.

"Lahh tungguin woyy" teriak Leo saat melihat Arif dan Reigan sudah berjalan duluan.

Leo pun langsung menyeret paksa Juna ikut bersamanya ke kantin.

Sampai di kantin mereka pun memesan minuman. Arif berdecak melihat kelakuan Leo dan Juna. Leo tampak seperti emak-emak yang lagi nyeret anaknya pulang. Leo langsung mendudukkan Juna di kursi dan membuat Juna memberenggut kesal.

"Lo niat banget Yo bawa nih anak kesini" kata Arif menggeleng-gelengkan kepala.

"Gak tega gue ninggalin dia"

"Cuihh, apaan gak tega. Yang ada Lo nyeret-nyert gue kesini itu namanya tega" kata Juna kesal.

Leo pun menyengir sambil menaikkan dua jari tangannya.

Reigan datang membawa dua minuman dan meletakkan satunya di depan Arif.

"Lah kok cuman Arif yang dipesenin, kita berdua mana?" protes Leo.

"Pesen sendiri sana" kata Reigan.

"Bang Gagan mah gituu" kata Leo dengan nada merengek membuat ketiga temannya mendelik.

"Lo kesambet Yo" kata juna kaget.

"Gak" Leo langsung pergi memesan minuman. Teman-temannya dibuat melongo dengan tingkahnya itu.

"Itu anak kenapa?" tanya Juna entah kepada siapa.

"Gaje" celetuk Reigan.

"Eh eh liat tuh" tiba-tiba Arif menunjuk ke arah belakang.

Juna langsung berbalik untuk melihat apa yang ditunjuk oleh Arif. Sementara Reigan tetap asik dengan minuman dan ponsel ditangannya.

Juna mengerutkan dahinya berusaha mengingat sesuatu.
"Itu bukannya...."

"Lahh iya, gue ingat dia kan yang waktu itu.."

"Nih minumannya" tiba-tiba Leo datang membawa minuman.
"Pada liatin apaan sih" tanyanya bingung. Ia  pun langsung mengikuti arah pandangan Arif dan Juna.

Dan.......

















































BRAKKKK...
Leo menggebrak meja membuat ketiga temannya terlonjak kaget.

"Dia kan..

Duhh si athor bikin penasaran😂....
Itu yang diliat siapa sih😂
Tunggu kelanjutannya yaa😊

Thanks all
💕

Badgirl Is Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang