☠️WARNING☠️
PART INI
LEBIH PENDEK DARI SEBELUMNYA
🤭Gisel duduk di sebuah bangku taman. Setelah menghindar dari pertanyaan Citra, ia langsung pergi ke taman yang sekarang ia tempati.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Gisel belum beranjak dari bangku itu. Ia memperhatikan beberapa orang yang juga sedang ada di taman itu. Ada yang duduk berdua dengan pasangan, ngobrol sama teman, dan ada juga yang bersama dengan anaknya.
Seorang anak kecil yang sedang bermain tiba-tiba menghampiri Gisel.
"Tante, main yuk!" ajak bocah laki-laki itu.
Gisel terkesiap. "Eh, kenapa?"
"Tante, main sama Gio yuk!" ulang bocah bernama Gio itu dengan ceria.
"Tante?" Gisel melongo mendengar bocah itu memanggilnya dengan sebutan 'tante'. Bocah itu mengangguk-anggukan kepalanya dengan antusias.
"Orangtua kamu dimana?" tanya Gisel menormalkan kembali ekspresi wajahnya.
"Gio tadi kesini sama om Evan," kata Gio sambil tersenyum.
"Ouw, terus om Evan nya mana?" tanya Gisel.
"Pergi beli air," jawab Gio.
"Hmm...kamu lagi main apa?"
"Bola," jawab Gio antusias sambil memperlihatkan bola yang ia pegang.
"Tapi kakak gak bisa main bola," kata Gisel lalu terkekeh.
"Gio, om cariin ternyata disini." Seorang cowok yang sepertinya seumuran dengan Gisel datang dan memberikan air minum pada Gio.
"Hehe, Gio mau ngajakin tante ini main bola, om," kata Gio menunjuk Gisel.
Cowok itu langsung mengalihkan tatapannya ke Gisel. Sesaat ia terdiam seperti mengingat sesuatu.
"Eh, Lo bukannya yang waktu itu ketemu gue ya, di sekolah," kata cowok itu memperhatikan wajah Gisel.
Gisel menaikkan alisnya. "Kapan kita ketemu?"
"Itu yang pas gue mau ajak kenalan, eh anu..maksudnya pas gue mau nanya ruang kepsek, hehe." Cowok itu tampak antusias.
"Hmm...ohh yang itu, humm iya gue inget," kata Gisel dengan senyum sedikit terpaksa. Rasanya aneh berbicara dengan orang asing yang namanya saja belum ia kenal.
"Sekarang boleh kenalan gak?" tanya cowok itu.
"Mm...sorry gue harus pulang sekarang. Lain kali ya," kata Gisel lalu berdiri.
"Ohh, ok gak paapa," kata cowok itu tersenyum.
"Mm... Gio, kakak gak bisa main sama kamu sekarang. Lain kali ya kita mainnya." Gisel mengusap kepala Gio.
Gege kenapa gak digituin mommy😭
"Janji ya tante," Gisel meringis mendengar panggilan itu.
"Gio panggil kakak aja ya, jangan tante," kata Gisel mencubit pipi Gio.
Huaaa mommy, hiks..Gege kok gak pernah digituin 🤧
Gio hanya mengangguk dengan senyum antusias.
"Gio kok gemesin banget sih. Gio umur berapa?"
Gio menunjukkan 5 jarinya. "Bener kan om?" tanyanya pada cowok yang sedari tadi hanya diam memperhatikan keduanya.
"Iya, udah bener kok. Umur Gio lima tahun," kata cowok itu juga menunjukkan lima jarinya.
"Ohh lima tahun ya. Ok, kakak pulang dulu ya, pasti udah dicariin mama." Gisel pun pergi setelah obrolan singkat itu.
***
"Gisel, kamu darimana aja?, Daritadi mama telpon kok nggak dijawab?" tanya mama Nita saat Gisel baru saja sampai di rumah.
"Dari taman ma," jawab Gisel.
"Oh iya, gimana keadaan Citra?" tanya mama Nita, membuat Gisel langsung membalikkan tubuhnya.
"Maksud mama, apa?" tanya Gisel bingung.
"Kamu belum tau?"
"Tau apa?" Gisel mendekati mamanya.
"Citra kecelakaan, Gisel." Jawab mama Nita membuat Gisel langsung terbelalak.
"Apa, kecelakaan?...kapan ma?" tanya Gisel panik.
"Tadi siang setelah kamu pergi," Gisel langsung memejamkan matanya.
"Sekarang Citra ada dimana, ma?" tanya Gisel memegang tangan mamanya.
"Di rumah sakit A," Gisel langsung berlari keluar rumah dan mengendarai mobilnya yang tadi ia pakai ke taman.
Gisel mengendarai mobilnya dengan kalang kabut. Ia benar-benar cemas dengan keadaan Citra.
Beberapa menit kemudian, Gisel sampai di rumah sakit. Ia langsung mencari ruangan Citra. Sebelumnya ia sudah bertanya pada resepsionis.
Langkah Gisel berhenti mendadak, begitu melihat siapa yang berada di depan ruangan Citra.
"Mereka?"
Gisel memundurkan langkahnya dan menyembunyikan dirinya di balik tembok.
"Kok mereka disini?" tanyanya bingung sendiri.
Gisel mengintip di balik tembok. Ia melihat seorang dari 'mereka' tengah berbicara dengan dokter.
Samar-samar ia mendengar percakapan itu. Dan apa yang dikatakan dokter berikutnya, membuat Gisel langsung menutup mulut.
Berbeda dengan orang-orang disana. Mereka tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan sang dokter.
Gisel langsung berlari keluar rumah sakit. Ia tak mempedulikan orang-orang yang ditabraknya. Air matanya mengalir begitu saja.
Dengan cepat Gisel masuk ke dalam mobil, menutup pintu lalu perlahan menundukkan kepala diantara setir. Ia terisak disana.
"Maaf Cit, maaf"
BRAKKKK....
.
.
.
.Astagfirullah, saya kaget...🤪
Wkwkw🤣🤣
Itu suara apaan ya🤔
Hmm...
Lalala..
😌😴
🙄Hehehe..maap ya, pasti penasaran nih. Iya kan? Iyain ajalah😌. Pasti kan? Pastiin aja sendiri🙄🤣
Oh iya, nama cowok yang bicara sama Gisel di taman itu, pasti udh tau kan. Dia yg pernah ketemu Gisel di sekolah. Yang nanya itu namanya siapa, udah kejawab ya😄. Diatas udah disebutin secara gak langsung😂.
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl Is Mom?
Novela JuvenilMemiliki anak di usia muda bukanlah hal yang diharapkan Gisel, apalagi mengingat bagaimana anak itu bisa hadir ke dunia. Dan karena anak itu, masalah datang dalam hidupnya. Apalagi saat sahabatnya mengetahui ia memiliki bayi. Dan yang menjadi teka-t...