cinco

8.1K 1.3K 450
                                    

"Pacar, tungguin aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pacar, tungguin aku...."

Menggenggam erat buket bunga yang baru diberikannya, lalu aku berlari menyusulnya yang sudah jauh di depan sana.

Kami berhenti tepat di tepi sungai dengan lampion warna-warni yang bergantungan dengan indahnya.

Astaga, dia merencanakan ini?

Ini sungguh menakjubkan!

"Kamu... ngerencanain ini semua?"

Badan tegap tingginya berputar. Seakan gerakan slow motion, wajahnya nampak bersinar saat menghadapku di malam yang gelap ini.

Oh, tampannya pacarku...

Menghapus jarak di antara kami, lantas ia memegang tengkukku dan mulai mendekatkan wajahnya.

Awalnya kaget, tapi aku lebih memilih untuk menutup mata.

Namun samar-samar aku mendengar seruan.

"MBAK DYRA BANGOOON!"

Napasnya sudah terasa di wajahku.

Oh tidak! Bibirku sebentar lagi sudah tidak suci!

"IDIH NGAPAIN ITU MBAK DYRA MONYONG MONYONG KAYAK IKAN CUPANGNYA ICUNG?!"

"IBU! MBAK DYRA BERUBAH JADI CUPANG BU!"

Iya, dikit lagi...

Dikit lagi...

Plak!

"BANGUN, DYRA!"

Seakan seluruh jiwaku ditarik, perlahan kedua katup mataku terbuka. Sinar sang mentari yang menembus jendela langsung menyambutku. Butuh beberapa detik bagiku untuk membiasakan pandangan.

Cat putih dengan sedikit sentuhan pink.

Loh, ini kan kamarku?

Sejurus kemudian aku sudah terduduk tegap dan menatap sekitar bingung.

"Bu, mana pacar Dyra?" tanyaku bingung. Ya jelas dong, pacarku yang tadi itu tampan sekali.

Ibuku mengernyit sesaat lalu menoyor dahiku dengan tangan indahnya. "Pacar ndasmu, kamu kan jomblo abadi."

"Ah... mimpi toh," gumamku kecewa.

Aku merengut kemudian misuh-misuh.

Iyalah aku misuh, orang tadi sedikit lagi aku dan pacarku akan ciuman, eh dengan seenak jidatnya mereka membangunkanku.

"Ngapain bangunin aku, sih? Ini kan hari minggu, aku mau hibernasi. Kalau mau minta tolong apa-apa ya suruh Icung aja."

Icung yang sedang melahap sosis kemasan di pojok ruangan hanya bisa menggeleng kencang kala namanya kusebut.

Aku kembali membaringkan tubuhku dan menutup mata, berniat untuk tidur lagi. Siapa tau adegan tadi terlanjut, kan? Ehe.

Tapi sepertinya itu hanya impian belaka.

clumsy | winwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang