dieciocho

5.3K 977 98
                                        

Melangkahkan kaki dengan riang, aku sedikit bersenandung kecil mengawali hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melangkahkan kaki dengan riang, aku sedikit bersenandung kecil mengawali hari.

Jiwa, raga, perasaan, semuanya pada diriku rasanya hari ini sedang pada fase too happy, mungkin karena tadi malam habis jalan-jalan, ehe. Kurasa kemarin itu benar-benar refreshing bagi otak ku yang sepertinya sudah penat dengan segala macam beban.

Memasuki kelas, aku menghampiri mejaku dengan senyum yang masih melekat. Nggak bisa mingkem, maunya senyum terus, deh!

"Pagi, Hyunjin!" sapaku riang pada sang ketua kelas yang baru datang.

Di luar ekspektasi. Bukannya membalas sapaanku, Hyunjin malah melirikku intens dan menghiraukanku menuju mejanya tanpa ada niatan membalas sapa.

Ah, mungkin habis dimarahi maminya.

Mengangkat bahu, aku mengambil tote bag ungu yang ada di kolong kemudian mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna biru yang dititipkan ibu.

Untuk si 'Kokoh Ganteng' katanya mah. Aku sih iya-iya aja, daripada nggak dikasih uang jajan.

"Eh, itu Indyra nggak takut apa ya dekat-dekat sama Kak Sicheng?"

"Tau ih, sama cowok kayak gitu. Aku sih takut."

Melirik Siti dan Aminah, teman sekelasku yang sedang balik melirikku sembari bisik-bisik manja. Saat mata kami bertemu, mereka langsung gelagapan dan pura-pura mengubah topik pembicaraan.

Takut?

Sama Kak Sicheng?

Sama cowok kayak gitu?

Kayak gitu gimana maksudnya?

Bibirku yang terbuka hendak bertanya kembali mengatup saat Somi —salah satu teman sekelasku— tiba-tiba berdiri di hadapan.

"Kamu lagi dekat sama Kak Sicheng, kan?" Tanyanya tiba-tiba.

Ih apasih datang-datang nanya hal privasi kayak gini?

"Emangnya kenapa?"

"Kamu... emangnya nggak takut diapa-apain gitu sama dia?"

Hah?

"Apa-apain... Maksudnya apa sih, Som? Kamu kalau ngomong yang jelas, dong."

Mata bulat kecoklatan Somi sempat mengedar ke sekitar sebelum mendekatkan mulutnya pada telingaku. "Ya... dibunuh, misalnya?"

"SOM KAMU NGOMONG APA SIH?!"

Napasku memburu, aku naik pitam hanya dalam hitungan detik.

Dia bercanda?

Sumpah, nggak lucu.

Raut Somi sedikit kaget. "Loh, kamu belum tau, ya?"

"Tau apa?!" balasku sedikit berteriak. Tak peduli lagi pada teman-teman sekelasku yang sudah menatapku ngeri. Mungkin air wajahku saat ini sangat menyeramkan, mode senggol tebas.

clumsy | winwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang