Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Krrrring!! Krrrring!!
Krrrring!! Krrrring!!
Seluruh alam bawah sadarku seakan ditarik sejadi-jadinya saat jam weker-sialan- berdering.
Ngapain juga coba aku memasang alarm, ini kan hari minggu. Huh. Ganggu mimpi indahku bersama Kak Taeyong aja. Mana di sana Kak Taeyong lagi ganteng banget lagi. Ck.
Krrrring!! Krrrring!!
Berisik!
Meraih jam weker yang ternyata ada di samping kupingku pas, aku mematikannya dengan seribu kegondokan yang melanda.
Hari minggu juga, ganggu tidur aja.
Eh tunggu.
Minggu, ya?
Aku refleks terduduk tegap saat baru menyadari sesuatu.
"AKU KAN MAU JALAN SAMA KAK SICHENG?!"
Meraih kembali jam weker yang ternyata berniat baik untuk mengingatkan aku, aku panik bukan kepalang saat melihat pukul berapa sekarang.
Jam 7. Kak Sicheng jemput aku jam 8.
Tanpa pikir panjang lagi aku langsung melesat menuju kamar mandi. Menghiraukan Icung yang bertanya kenapa aku sudah bangun jam segini di hari libur saat melewati ruang tamu.
Kakakmu ini mau jalan sama kokoh kokoh, Cung. Sama si idamannya Ibu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Huh. Katanya jam 8, ini udah jam 9 kurang. Ck."
Sudah kesekian kalinya aku mendecak. Jariku yang refleks mengetuk secara bergantian di saat bosan pun juga sudah pegal.
Sudah 30 menit lebih aku duduk di teras. Iya, aku memang nggak sabar ingin jalan sampai nggak mau nunggu di dalam rumah. Hujat aja gak papa karena kenyataannya memang kayak gitu.
Mengambil ponsel dan membuka kamera, aku bercermin di sana.
Cantik, kok.
Kembali mengecek penampilan, aku mengenakan kaos pink dan celana jeans, kan kata Kak Sicheng nggak boleh pakai rok. Memangnya mau kemana sih sampai nggak boleh pakai rok?
