"Jimin! Buka pintunya!" Teriak Taehyung sambil terus menggedor pintu rumah Jimin. "Buka atau ku dobrak?"
Tak lama pintu terbuka menampilkan Jimin dengan tampang kesal. "Haruskah kau selalu datang dengan anarkis seperti itu? Jika pintu rumahku rusak bagaimana?"
"Ya tinggal diperbaiki saja!" Sahut Taehyung yang kemudian langsung masuk ke dalam rumah sahabatnya itu.
Jimin mendengus kesal. Dia membanting pintu rumahnya. "Jika aku tidak mengenalnya sedari kecil, sudah kubuang dia!"
"Jimin cepatlah kemari! Aku ingin bicara!" Teriak Taehyung dari ruang tengah.
"Ada apa kau kemari jam segini?"
"Aku sedang kesal Jim!"
Jimin melipat kedua tangannya. "Aku juga sedang kesal sekarang!"
Taehyung menampilkan cengirannya. Dia merangkul Jimin. "Maafkan aku mochi mochi ku."
Jimin mendecak. "Cepat katakan!"
Raut wajah Taehyung berubah menjadi serius. "Jadi, tadi aku dipanggil om om!"
Dahi Jimin mengernyit. "Bukankah kau memang dipanggil om?"
"Tapi ini bukan anak-anak yang memanggil ku."
"Memang siapa?"
"Ayahnya anak-anak!"
"Hah?" Jimin membulatkan matanya. Dia melipat tangannya lagi dan memberikan sebuah tatapan tajam. "Jadi kau diam-diam sudah menikah? Ini yang namanya sahabat?"
"Dasar bodoh!" Taehyung memukul kepala Jimin. "Untuk apa aku ingin mengadopsi anak jika sudah menikah dan punya anak sendiri."
"Lalu siapa?"
"Ya ayahnya anak-anak yang aku kenal. Aku saja tidak tahu namanya. Masa dia memanggilku om! Memangnya aku ini om om apa!"
Jimin justru langsung tertawa. "Padahal kau sendiri yang minta dipanggil om, kenapa sekarang protes?"
"Tapi kan untuk anak-anak! Masa dia yang lebih muda dariku memanggil ku om?"
"Darimana kau tahu dia lebih muda dari mu?"
Taehyung mengendikkan bahu. "Menebak saja sih." Selanjutnya dia memberikan tatapan tajam pada Jimin. "Kenapa sampai sekarang kau belum memberiku detail pekerjaan yang waktu itu kau tawarkan? Kau senang ya melihatku lebih lama menganggur seperti ini?"
Jimin tertawa kembali. "Maaf Tae, aku lupa karena kemarin pekerjaan ku banyak sekali. Tunggu sebentar ya!"
Taehyung mengangguk saja. Kemudian dia berjalan ke dapur untuk mengambil makanan yang ada di dalam kulkas milik Jimin.
"Sudah seperti rumah sendiri ya?" Sindir Jimin yang melihat Taehyung membawa keranjang buah.
Taehyung hanya menampilkan cengirannya. Dia langsung duduk di sebelah Jimin yang sedang mengoperasikan laptop nya. "Kau tinggal ijinkan saja aku tinggal di sini, maka akan menjadi rumahku juga."
Jimin mendengus kesal. "Enak saja! Apa harus aku ingatkan pesan dari mama mu?"
"Diamlah dan cepat berikan informasi pekerjaan itu!"
"Lihat dan baca saja sendiri!"
Taehyung menggeser duduknya lebih dekat kepada Jimin. Dia memperhatikan baik-baik apa yang tertera dalam pamflet tentang lowongan menjadi babysitter itu. "Tapi Jim, dia membutuhkan seorang perempuan. Mana mungkin aku di terima kan?"
"Ya coba saja Tae. Mungkin nanti keberuntungan ada di pihakmu."
"Jika dia sudah menemukan babysitter yang dia cari bagaimana?"
"Yasudah lamar pekerjaan lain saja."
Taehyung menyandarkan tubuhnya. "Aku akan datang besok ke sana."
"Nah jangan lupa, kau traktir aku dengan gaji pertama mu!"
"Aku tidak janji ya Tuan Park Jimin!"
"Atau kau akan lebih lama lagi menganggur."
Taehyung langsung menarik rambut Jimin. "Kenapa kau bicara seperti itu, pendek! Awas saja jika aku sudah berhasil mengadopsi anak, tidak akan aku biarkan anakku menemuimu!"
Jimin tertawa sambil berusaha melepaskan jambakan Taehyung. "Om Taehyung jahat sekali!"
Taehyung makin kuat menjambak rambut Jimin. "Aku bukan om om!"
Setelah itu terjadilah pertarungan antara dua sahabat yang tidak mau saling mengalah dan tetap saja mengejek satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] "Jim, aku ingin punya anak tapi belum ingin menikah. apa aku adopsi anak saja?" - kth KookV + au [Top!Kook bottom!V] © gukienuna, 2019. HR: 1 #kooktae 1 #boyslove 1 #boyxboy 1 #kookv