-14-

19.7K 2.2K 7
                                    

"om, apakah daddy akan mengijinkan kami pergi?"

Taehyung menghentikan gerakan pensilnya yang sedari tadi dia gunakan untuk menggambar. Dia menatap Eun Hee. "Jika kalian ingin sekali pergi, pasti daddy kalian akan mengijinkan. Lagipula aku akan ikut bersama kalian."

Eun Hee mengangguk. Dia mengguncangkan tubuh Eun Jung yang ada di sebelahnya. "Apa kau ingin pergi?"

Eun Jung yang sedang mengerjakan pr sambil meminum susu vanilla nya mendengus kesal. Dia menaruh pensilnya dan menatap kakaknya. "Aku akan ikut. Karena aku juga sudah berjanji pada Aeri akan memberi makan hewan-hewan di sana."

"Kalau begitu om, kami ingin pergi. Aku juga belum pernah ke kebun binatang."

"Betul!" Eun Jung memukulkan pensilnya ke ranjang. "Daddy tidak pernah mengajak kami jalan-jalan ke tempat seperti itu."

Eun Hee mengangguki ucapan adiknya. Dia yang tadinya telungkup sekarang bangun dan duduk. "Paling juga kami ke mall saja sampai kami bosan dengan tempat itu."

"Atau daddy akan mengajak kami ke tempat nenek dan kakek. Lalu kami baru banyak bermain di sana. Makanya kami lebih suka saat daddy mengajak kami ke sana."

Taehyung mengusap kepala kedua anak asuhnya. Dia merasa iba karena anak-anak seperti mereka tidak bisa merasakan masa kecil yang seharusnya karena kesibukan orangtuanya. Dia menyunggingkan senyum terlebih dahulu. "Setelah ini aku yang akan mengajak kalian jalan-jalan."

Binaran mata si kembar langsung muncul. "Benarkah om?"

Taehyung mengangguk. "Tapi setelah dapat ijin dari daddy kalian."

Eun Hee dan Eun Jung langsung memeluk Taehyung. "Kami sayang om Taehyung."

Taehyung membalas pelukan mereka dengan erat. "Om juga menyayangi kalian. Nah sekarang kerjakan lagi pr kalian."

"Siap om!"

"Em, om keluar sebentar ya untuk menghubungi teman om."

Setelah mendapat anggukan dari Eun Hee dan Eun Jung, Taehyung keluar kamar dan segera menelpon Jimin.

"Ada apa om Taehyung?"

Taehyung mendengus kesal. Apa-apaan sekarang Jimin justru ikut memanggilnya om. "Aku ingin minta tolong, Jim."

"Aku tau kau pasti menghubungiku untuk meminta sesuatu padaku. Katakan!"

Taehyung tertawa. Memangnya iya kalau dirinya itu datang ke Jimin hanya untuk minta tolong saja? Tapi jika dipikirkan justru membuat pusing.

"Jadi begini Jim, bisakah kau menata barang-barangku di kosan dan mengantarkan kemari?"

"Apa? Kau diusir?"

Taehyung merasa kalau telinganya sakit karena pekikan Jimin tadi. Bahkan dia sampai menjauhkan handphone dari telinganya. "Tidak usah berteriak, aku tidak tuli!"

"Sebentar, kau betulan diusir karena tidak sanggup bayar?"

"Hampir sebenarnya. Aku diberi waktu sampai besok. Tapi sepertinya dewi keberuntungan sedang ada di pihakku. Jadi sebelum barang-barang ku di keluarkan secara paksa lebih baik aku angkat kaki lebih dulu."

"Memangnya kau sudah punya tempat tinggal baru?"

"Tentu saja. Aku akan tinggal bersama Jungkook."

"Hah?"

Lagi-lagi Taehyung menjauhkan handphone dari telinganya. Jika Jimin terkejut memang suaranya bisa memekakkan telinga.

"Bisakah berhenti berteriak? Telingaku sakit."

"Kau akan tinggal bersama Jungkook? Benarkah?"

"Iya. Karena dia nanti akan sering pulang malam dan aku harus menjaga anak-anak sampai dia pulang. Jadi ya sekalian saja aku tinggal di sini. Lagipula gratis."

"Huh, diiming-imingi hal gratis langsung kau terima. Aku jadi ingin bertemu dengan Jungkook."

"Untuk apa?"

"Karena sebentar lagi kalian akan tinggal bersama, aku ingin memberinya banyak wejangan agar dia tidak berani macam-macam padamu!"

"Tenang saja Jim, jika dia menyentuhku akan aku tinju dia."

"Terserah. Tapi aku tetap ingin bertemu dengannya. Jika tidak aku tidak mau membantumu."

Taehyung menghela nafas. "Baiklah. Jadi bawakan barang-barangku kemari."

"Oke. Tapi aku tak bisa sekarang, aku sedang-"

Taehyung tertawa saat mendengar seseorang memanggil nama Jimin. Dia tahu betul suara itu milik siapa. Walaupun Taehyung baru bertemu beberapa kali dan tidak terlalu dekat tapi dia tahu kalau suara itu milik lelaki yang Jimin sukai.

"Tae, sudah dulu ya. Nanti akan aku antarkan."

"Hm, tolong loud speaker dulu Jim."

"Untuk apa?"

"Sudah, cepatlah!"

"Sudah."

Taehyung menarik nafasnya lebih dulu. "Hai kakak! Ini Taehyung teman Jimin yang waktu itu. Aku hanya ingin bilang, jika kau berani menyakitinya maka aku akan menggantungmu di pohon beringin angker yang tak jauh dari taman bermain!"

Taehyung justru mendengar suara tawa dari seberang sana. "Aku serius, aku akan benar-benar menggantungmu nanti."

"Ya, tenang saja aku akan menjaganya dan menjadikannya kekasih ku."

"Nah begitu lebih baik. Oke, aku tutup ya!"

Taehyung tersenyum setelah memutuskan sambungan teleponnya dengan Jimin. Pasti setelah ini sahabatnya itu akan mengoceh panjang lebar. Tapi tak apa, justru Taehyung senang jika hubungan Jimin dan kakak itu tidak seperti tanda tanya. Ya, kalau langsung dijawab dengan titik. Nah kalau dijawab dengan tanya tanya lagi atau tanda seru bagaimana? Setidaknya kan ada kejelasan.

Tidak kok, Taehyung tidak iri. Dia yakin, cintanya juga akan datang nanti.

Babysitter || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang