Taehyung itu ingin sekali menyampaikan hal penting tapi belum sempat juga karena pekerjaan Jungkook yang sudah menanti sedari pagi dan sampai pulang pun Taehyung masih harus menunggu. Calon suaminya itu bilang akan segera menyelesaikan pekerjaannya lalu menemui Taehyung setelah itu. Tapi ini sudah satu jam terlewati dan Jungkook belum datang juga. Taehyung jadi makin gusar saja.
Dia mau mencoba tidur pun tidak bisa karena ingin menyampaikan hal mengenai hubungan nya dengan mama nya. Sebisa mungkin Taehyung tidak ingin menyembunyikan apapun dari Jungkook. Mungkin saja nanti Jungkook bisa membantunya.
Taehyung sudah memutuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi karena sudah tengah malam. Dia keluar kamar, berjalan terburu menuju ruang kerja milik Jungkook.
Diketuknya pintu itu secara perlahan dan diikuti dengan memanggil namanya. "Jungkook?"
"Iya, masuk saja!" jawab Jungkook dari dalam.
Taehyung cepat memutar gagang pintu besi itu, menutup pintu nya, lalu menghampiri Jungkook dan berdiri di samping kursi kerjanya. Sepertinya calon suami nya itu memang sedang sibuk sekali.
"Kapan selesai?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Sebentar lagi, ya Tae."
Anggukan dari Taehyung mengiyakan ucapan Jungkook itu. Lantas dia berjalan ke sofa yang tidak jauh dari tempat jungkook berada dan duduk di situ. Matanya tidak lepas dari sosok lelaki di depan sana yang kelihatan fokus sekali dengan layar komputernya.
-10 menit kemudian-
"Jungkook, apa sudah selesai?"
"Sedikit lagi kok."
Taehyung hanya menghembuskan nafas panjang saja. Mau tidak mau dia menunggu lagi.
-15 menit kemudian-
"Apa sekarang sudah selesai?"
"Masih sedikit lagi."
Taehyung mendengus kesal. Dia sudah tidak sabar lagi. Akhirnya dia menghampiri Jungkook dan berdiri di belakang kursi kerjanya. "Katanya sebentar, katanya sedikit, tapi kenapa masih belum juga!"
Lalu Taehyung lebih mendekat pada Jungkook, menurunkan tubuhnya dan mengalungkan tangannya di leher calon suami nya, "Jungkook...." panggilnya dengan suara manja nya. Lalu kepala nya dia letakkan di pundak Jungkook, "aku ingin bicara padamu." kemudian pelukannya makin dia eratkan. "sebentar saja kok."
Jungkook menghela nafas. Tidak biasanya Taehyung seperti ini. Dia juga sebenarnya lupa kalau mau membicarakan sesuatu yang penting dengan Taehyung. Lalu dia menyimpan file dokumen yang tadi dia kerjakan. Setelah itu dia menggenggam tangan calon istrinya, wajahnya dia hadapkan ke arah Taehyung dan mengecup bibir nya singkat lebih dulu sebelum bicara. "Ayo kita bicara sekarang!"
Kini mereka sudah duduk berhadapan di sofa yang ada di ruang kerja Jungkook. Taehyung terlihat sedikit gelisah dan justru malah terlihat ragu. Melihatnya seperti itu, tangan Jungkook lalu menggenggam tangan Taehyung yang terasa dingin. "ada apa hm? Katanya kau ingin bicara sesuatu padaku? sekarang, ayo katakan apapun yang ada dipikiran mu. Aku akan mendengarkan semuanya."
Taehyung menarik nafas nya lebih dulu sebelum bicara. "Aku, pergi dari rumah sejak tahun lalu."
"Kau tidak kabur kan?"
"Tidak, aku bertengkar dengan mama ku. Setelah itu aku memutuskan untuk pergi."
Jungkook mengangkat dagu Taehyung hingga mata mereka bertemu. "Tidak usah takut, katakan saja. Tapi kalau kau belum bisa, jangan dipaksakan."
Senyum Taehyung terulas. Rasanya pedih mengingat ini. Tapi saat matanya bersinggungan dengan mata Jungkook, dia menjadi tenang. Lalu dia melanjutkan, "Mamaku marah padaku karena aku mengecewakan nya."
Genggaman Jungkook makin erat pada Taehyung. Dia memang tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Taehyung sebelumnya, tapi dia sudah berjanji kalau akan menjaga dan tetap berada di sisi Taehyung apapun yang terjadi.
"Mamaku tidak menyetujui jalan yang aku ambil. Setelah lulus kuliah aku berusaha mencari pekerjaan ke sana sini yang sesuai dengan keahlian ku, ya walaupun akhirnya tidak tetap juga. Mama sering bilang dari awal kalau aku ikut kerja di perusahaan ayah saja, tapi aku selalu menolak karena tidak pernah ada keinginan untuk berkerja di sana."
Dia menarik nafasnya lebih dulu sebelum melanjutkan. "Karena terlalu sering pindah tempat pekerjaan dari perusahaan satu ke perusahaan lain, akhirnya aku mencoba bekerja di tempat tempat yang bahkan tidak membutuhkan ijazah. Sebenarnya aku juga ingin memperbanyak pengalaman sih. sebelumnya aku memang tidak bilang dan saat ketahuan, mama ku marah karena katanya sudah di sekolah kan tinggi-tinggi tapi hanya menjadi buruh serabutan saja."
"Padahal Jungkook, uang hasil kerjaku juga aku tabung untuk membuat usahaku sendiri kelak. Tapi sebelum aku menjelaskan apapun, mama ku terlanjur marah. Dia juga sempat bilang kalau aku bisa hidup sendiri tanpa mereka, coba saja. Akhirnya aku pergi dari rumah."
"Tae," Jungkook menarik tubuh Taehyung ke dalam dekapannya. Dia berkata tepat di telinga Taehyung, "ayo kita ke rumah mu!"
"Untuk apa?"
"Menjelaskan semuanya. Mungkin mama mu saat itu sedang emosi karena kau berbohong padanya. Tidak ada orangtua yang ingin melihat anaknya hidup tidak jelas atau kesusahan Tae. Aku yakin dia tidak marah padamu."
"Tapi Jeon, aku tidak suka diperlakukan berlebihan. Aku ini masih sanggup melakukan apapun sendiri."
"Aku tau itu," katanya sambil mengusap kepala Taehyung, "makanya kau harus jujur pada orangtuamu tentang apa yang kau inginkan. Lalu kau juga harus jelaskan kenapa kau berbohong pada mereka. Aku yakin mereka pun akan mengerti posisi dan keadaan mu."
"Kalau mama tau aku jadi babysitter, pasti dia-"
"Hei," suara Jungkook menghentikan ucapan Taehyung. Dia menangkup wajah calon istrinya itu lalu diangkat sedikit, senyumnya muncul lebih dulu. "Kata siapa kau babysitter? kau kan akan menjadi istri dari CEO Jeon Corp."
"Tapi kan-"
Jungkook tidak membiarkan Taehyung berbicara lagi, dia kembali mendekap tubuh yang lebih kecil dari nya itu. "Aku juga lebih suka kau di rumah saja bersama Eun Hee dan Eun Jung. Sejak kematian istriku, mereka tumbuh hanya denganku atau mertuaku saja. Aku pun sibuk. Jadi aku ingin setelah ini mereka tumbuh tidak kekurangan kasih sayang seperti sebelumnya."
Taehyung makin mengeratkan pelukannya pada Jungkook. "Iya, aku akan mengurus mereka, menjaga mereka, merawat mereka dan menyayangi mereka. Kau tidak perlu khawatir."
"Kim Taehyung ku memang yang terbaik!" pujinya lalu menarik ujung hidung Taehyung gemas. "Aku mencintaimu, sayang."
Taehyung hanya menjawab dengan anggukan di dada bidang Jungkook dan pelukannya yang makin mengerat.
"Ada lagi yang ingin kau bicarakan?"
"Tidak." lalu Taehyung mendongak untuk menatap Jungkook, "kau bisa selesaikan pekerjaan mu sekarang. Terimakasih ya."
Jungkook mengangguk lalu senyum menggodanya muncul. Kemudian dia berdiri, menyuruh Taehyung berdiri juga dan langsung mengangkat tubuh calon istrinya itu sehingga menampakkan kebingungan di raut wajah cantiknya.
"Aku bisa jalan sendiri Jungkook. Lagian kau harus cepat mengerjakan pekerjaan mu, kan?"
"Aku bisa kerjakan nanti karena memang sudah sedikit kok. Sekarang, aku harus menyelesaikan yang ini." katanya sambil menaik turunkan alisnya, senyum menggoda nya pun tak ketinggalan.
"Menyelesaikan apa sih?" tanya Taehyung.
"Menyelesaikan dengan mu, mau kan?"
Taehyung tersenyum. Lalu Kepalanya dia sandarkan di dada Jungkook, jari-jarinya juga bergerak di sana, "kau tidak perlu meminta ijin padaku. aku ini kan..." suaranya tiba-tiba melemah tapi Jungkook masih bisa mendengarnya, "milikmu." lanjutnya.
Setelah mendengar perkataan Taehyung barusan, Jungkook membuka pintu ruang kerjanya dan menutup nya dengan rapat. Lalu dia berjalan hati-hati dengan Taehyung yang masih setia mengalungkan tangannya ke leher Jungkook untuk menuju kamar. Tidak usah tanya "menyelesaikan" apa yang mereka maksud. Pasti nya mereka tidak akan membeberkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] "Jim, aku ingin punya anak tapi belum ingin menikah. apa aku adopsi anak saja?" - kth KookV + au [Top!Kook bottom!V] © gukienuna, 2019. HR: 1 #kooktae 1 #boyslove 1 #boyxboy 1 #kookv