-15-

19.3K 2.3K 25
                                    

Sudah jam 10 malam lebih dan Taehyung masih berusaha mempertahankan matanya yang sudah mulai mengantuk. Dia duduk di sofa yang ada di kamar si kembar sambil menunggu Jungkook pulang. Bukan karena apa-apa tapi memang Taehyung belum tau kamar mana yang akan dia pakai jadi dia harus menunggu si pemilik rumah itu. Lagipula dia juga harus bicara mengenai wisata yang akan diadakan sekolah Eun Hee dan Eun Jung.

Hampir saja Taehyung tertidur jika tidak mendengar suara mobil. Taehyung langsung pergi ke toilet untuk mencuci muka dan setelahnya keluar untuk menemui Jungkook.

Taehyung membuka pintu rumah dan menyambut Jungkook dengan seutas senyuman hangat. "Malam sekali kau pulang."

"Iya, tadi banyak sekali yang harus aku kerjakan. Apa anak-anak sudah tidur?"

Taehyung menyamakan langkahnya dengan Jungkook yang tadi berjalan lebih dulu. "Sudah. Apa kau sudah makan?"

Jungkook menggeleng. "Nanti aku akan memasak."

"Tidak usah. Aku tadi menyiapkan makan malam untukmu juga. Akan aku hangatkan sebentar."

"Terimakasih. Tapi biar aku saja dan kau tidurlah. Sepertinya aku membangunkanmu ya?"

Taehyung mengusap tengkuknya. "Sebenarnya tadi aku hampir tertidur sih."

"Lalu kenapa tidak tidur?"

"Karena aku tidak tahu kamar mana yang akan aku tempati."

"Jadi kau akan tinggal? Di mana barang-barang mu?"

Taehyung mengangguk. "Di dapur."

Jungkook menghentikan tangannya yang sudah berada di knop pintu kamar si kembar. Dia membalikkan tubuhnya untuk menatap Taehyung. "Kenapa kau menaruhnya di dapur?"

"Tadi temanku yang menaruh di sana. Padahal aku sudah bilang untuk ditaruh di kamar anak-anak saja dulu. Tapi katanya karena aku belum tau di mana kamarku jadi dia menaruhnya di sana sekalian tadi kami memasak."

"Jadi tadi kalian memasak?"

"Iya. Walaupun bukan buatanku, tapi tadi aku membantu sedikit. Anak-anak juga."

Jungkook menyunggingkan senyum. "Tak masalah kau tak bisa memasak. Apa kau butuh orang yang bisa memasak, hm?"

"Aku? Tidak."

"Mungkin saja kau bosan dan ingin ada teman mengobrol, aku bisa memanggil orang untuk membantu memasak. Kau juga tidak perlu memikirkan apa yang harus anak-anak ku makan. Dan untukku juga."

"Em, tidak usah Jungkook."

"Baiklah."

Jungkook melanjutkan aktivitasnya yang tadi. Dia membuka sedikit pintu kamar anak-anaknya untuk mengecek keadaan mereka dan setelahnya dia menutup pintu itu rapat-rapat. Dia menatap Taehyung kembali. "Bagaimana reaksi anak-anak tadi saat tau kau akan tinggal?"

Senyum kotak Taehyung langsung muncul. "Mereka sangat senang, Jungkook."

"Baguslah. Kau ingin kamar yang mana? Yang ada di sebelah kamar anak-anak atau yang ada di bawah? Di depan kamar ku."

"Di atas saja Jungkook."

Jungkook mengangguk. "Kalau begitu aku akan ke dapur dan mengambil barang-barangmu. Kau bisa merapikan kamarmu."

"Iya, terimakasih."

Setelah Taehyung melihat Jungkook turun, dia langsung ke kamar dan merapikannya. Ternyata kamar barunya itu besar. Bahkan lebih besar berkali lipat daripada kamar kosannya. Tapi sama seperti kamarnya di rumah. Taehyung jadi rindu rumah.

"Jungkook." Taehyung langsung menghampiri Jungkook dan mengambil koper miliknya. "Kenapa kau membawanya sekaligus? Ini berat, Jeon."

Jungkook menurunkan ransel yang tadi bertengger di punggungnya. "Aku hanya tidak ingin bolak-balik saja. Nah, sekarang kau istirahat lah!"

Taehyung mengangguk. "Tapi ada yang ingin aku bicarakan dulu."

"Apa?"

"Minggu depan, sekolah akan mengadakan wisata. Apa anak-anak boleh ikut?"

"Apa ada surat tertentu tentang wisata itu?"

Taehyung langsung menyerahkan sebuah kertas kepada Jungkook. "Kau bisa mengisi dan menandatangani nya jika setuju."

"Menurutmu aku ijinkan atau tidak?"

"Em, iya."

"Baiklah, aku akan menandatanganinya."

Taehyung bernafas lega saat Jungkook memberikan ijin. "Jeon, bolehkan aku bertanya?"

Jungkook yang sedang menulis di kertas persetujuan wisata untuk si kembar hanya memberikan anggukan kepada Taehyung.

Taehyung menarik nafasnya lebih dulu. "Apa kau hanya tinggal bersama Eun Hee dan Eun Jung saja? Tidak ada yang lain?"

"Ada, kau."

"M-maksudku sebelumnya."

"Hm, sebulan yang lalu kami masih punya babysitter tapi karena kerjanya tidak memuaskan aku memecatnya."

"Begitu ya. Tidak ada yang lain?"

Jungkook menghentikan pergerakan tinta nya. Matanya menatap manik cokelat milik Taehyung. "Maksudmu istriku?"

"Em, iya."

Jungkook menghela nafas. "Istriku sudah tak ada sejak Eun Hee dan Eun Jung lahir."

"M-maaf Jungkook, aku-"

"Tak apa. Lagipula, dia sudah bahagia sekarang." Jungkook kembali pada kertas yang ada di pangkuannya. Dia memberikan tanda tangannya di sana. "Nah ini. Maaf karena aku tidak bisa ikut. Berhati-hatilah di sana."

"Terimakasih Jeon, dan maaf."

Jungkook tertawa. "Kenapa kau selalu mengatakan dua kata itu padaku?"

"Karena memang harus aku katakan."

Senyum Jungkook mengembang. "Yasudah sekarang kau istirahat lah."

"Kau tak jadi makan?" Tanya Taehyung yang melihat Jungkook sudah sampai di ambang pintu.

"Ini aku akan ke dapur lagi."

Taehyung langsung menghampiri Jungkook. Dia menutup pintu kamarnya. "Ayo, akan aku hangatkan makananmu!"

Sepertinya malam ini Jungkook banyak tersenyum karena Taehyung. Dia mengikuti langkah babysitter nya itu ke dapur dan membiarkannya menghangatkan makan malamnya. Jika seperti ini, Jungkook jadi merasa bukan hanya kedua anaknya saja yang mendapatkan pengasuh tapi Jungkook juga.

Babysitter || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang