Tidak terasa hari yang ditunggu tiba juga. Tentu mereka saat ini sudah berada di Kepulauan Malta, tepatnya di Valletta, Malta tempat mereka melangsungkan pernikahan nanti.
Taehyung masih duduk di depan cermin sedari tadi. Mematut diri, tentu. Tapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memikirkan banyak hal. Di tangannya tergenggam bunga yang dia bawa dari pemakaman orangtua Jungkook. Bagi Taehyung itu seperti tanda jika orangtua Jungkook pun merestui.
"Terimakasih, ayah dan bunda Jeon. Taehyung akan menjadi istri yang baik untuk Jungkook. Semoga kalian selalu bahagia di sana." lirihnya lalu memasukkan kembali bunga kering itu ke dalam tas.
"Taehyung, sudah siap?" tanya mama dari ambang pintu dan kemudian menghampiri anak sulungnya itu. "Ayo kita keluar, sayang."
Mendadak pikiran Taehyung dipenuhi hal macam-macam. "Em, ma... apakah Taehyung ini pantas untuk Jungkook?"
Nyonya Kim tersenyum dan mengusap puncak kepala Taehyung. "Sayang..." lalu menggenggam kedua telapak tangan anaknya yang terasa dingin. Sepertinya Taehyung sedang merasa gugup. "Kau pribadi yang baik, begituan Jungkook. Kalian berdua pantas untuk bersanding."
Mendengarnya Taehyung tersenyum dan merasa lega. "Terimakasih, ma."
"Ayo!"
Nyonya Kim merapikan lebih dulu pakaian Taehyung sebelum keluar. Setelahnya dia menuntun anak sulungnya itu untuk melangsungkan acara pernikahannya dengan Jungkook.
-
"Wah, kakak iparku memang tampan sekali." puji hueningkai sambil menepuk-nepuk pundak Jungkook. "Jas ini cocok sekali denganmu kak."
"Aku tahu pasti setelah ini kau menginginkan sesuatu dari Jungkook." sahut Yoongi diikuti sebuah seringai.
Hueningkai mendecih. Kesal tentu saja. Tapi memang tidak sepenuhnya bohong perkataan Yoongi itu. Selanjutnya dia kembali mengajak Jungkook bicara. "Kak, kau sudah menyiapkan apa untuk malam pertamamu nanti?"
Yoongi yang berdiri di belakang kai segera angkat suara. "Jangan bicara aneh-aneh anak kecil!"
Hueningkai mendengus sebal. "Aku ini sudah besar!" Lalu dia kembali menatap Jungkook. "Tapi sepertinya sih aku tidak yakin kalau ini yang pertama bagi kalian."
"Aw!" Aduh Kai setelah kalimatnya itu selesei. Dia segera membalikkan tubuh ke belakang dan memberikan tatapan sengit kepada Yoongi. "Kenapa kau memukulku?"
"Sudah untung pukulanku pelan, kalau Jimin yang ada di sini, kau akan babak belur di tangannya."
Kai melipat kedua tangannya dan menatap Yoongi remeh. "Kak Jimin tidak seperti itu. Dia itu lembut sama seperti kakakku. Ya, walaupun kalau marah juga menyeramkan sih." lalu terkekeh.
"Memang kau sudah pernah melihatnya marah?" tanya Yoongi yang menjadi penasaran sebab dia belum pernah melihat Jimin marah. Paling hanya ngambek saja.
"Tidak sih," Kai tertawa, lalu melanjutkan, "tapi mama park pernah bilang padaku kalau kak Jimin dan kakakku itu pernah berkelahi sampai mereka babak belur."
"Benarkah?" tanya Jungkook kelewat antusias. Kini, dia mulai penasaran. Dia pun memposisikan diri untuk berdiri di sebelah adik iparnya itu.
Kemudian kai mengangguk. "Kata mama Park, mereka berkelahi karena memperebutkan seseorang saat mereka baru masuk sekolah dasar."
"Lalu?" tanya Yoongi dan Jungkook bersamaan.
"Ya tentu saja, anak itu memilih kakakku." kata Kai sambil menaik turunkan alisnya, lalu melanjutkan lagi, "setelah itu ya sudah selesai. Soalnya anak itu juga tiba-tiba pergi ntah ke mana tidak ada yang tahu."
![](https://img.wattpad.com/cover/174160389-288-k47594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] "Jim, aku ingin punya anak tapi belum ingin menikah. apa aku adopsi anak saja?" - kth KookV + au [Top!Kook bottom!V] © gukienuna, 2019. HR: 1 #kooktae 1 #boyslove 1 #boyxboy 1 #kookv