"JIMIIIIIIIIIIN!!!!"
"BISAKAH KAU BICARA LEBIH TENANG, DAN PELAN-PELAN SAJA? TELINGAKU SAKIT!"
Taehyung menampilkan cengiran bodoh nya, walaupun Jimin tidak dapat melihatnya tapi tetap saja dia tidak dapat menutupi ekspresi dari kebahagiaan nya.
"Ada apa kau menelpon ku malam-malam begini? Mengganggu saja!"
"Aku hanya ingin menyampaikan kabar bahagia saja padamu, Jim."
"Katakan ada apa?"
"Aku, dan Jungkook..."
"Ya?"
"Kami..."
"CEPAT KATAKAN BODOH ATAU AKU AKAN KE SANA SEKARANG SEBELUM AKU MATI PENASARAN!"
Handphone langsung Taehyung jauhkan dari telinga. Jika Jimin sudah berteriak, suara cempreng nya memang benar-benar bisa membuat sakit.
"Tenanglah Jim, aku akan katakan tapi kau tenang dulu, ok?"
"Sebenarnya yang membuatku tidak tenang itu siapa?"
Lantas Taehyung terkekeh sendiri mengingat dirinya lah yang sedari tadi ribut kepada Jimin. "Aku dan Jungkook...."
"Iya? Kau dan Jungkook kenapa? Apa dia melakukan sesuatu padamu?"
"Iya, dia sudah-"
"APA? APA YANG SUDAH DIA LAKUKAN? BAGIAN MANA YANG DIA SENTUH, HAH? BILANG PADAKU, AKAN KUHAJAR DIA!"
kini tawa Taehyung terdengar nyaring di kamarnya, selain dirinya yang suka heboh, Jimin itu lebih terlampau heboh dari Taehyung. Bahkan bisa sampai nekat setelahnya.
"Aku akan ke sana sekarang Tae bersama kak Yoongi. Tenang saja, kami akan menghajarnya."
"Tenanglah Jim, dia tidak melakukan apapun."
"Lalu apa? Bisa kau katakan dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku dan Jungkook, akan menikah." ucapnya malu dan sedikit melirihkan suaranya.
"Oh, HAH? MENIKAH? KENAPA KALIAN YANG AKAN MENIKAH LEBIH DULU?"
"aduh Jim, bisakah kau berhenti berteriak? Aku tidak akan berbohong kalau aku bisa ke tht setelah ini."
Terdengar suara tawa dari Jimin, nada suaranya sedikit dia turunkan, "Lalu sekarang bagaimana? Maksudku kapan kalian akan menikah dan -"
"Taehyung?" suara panggilan terdengar dari luar kamar Taehyung.
"memberitahukan pada orangtuamu?" ucapannya terlampau lirih ntah terdengar oleh Taehyung atau tidak. "Tae?"
"Ah sepertinya itu Jungkook, nanti aku sambung lagi, ok."
Tanpa menunggu jawaban lebih dulu dari Jimin, Taehyung langsung mematikan sambungan teleponnya dan menaikkan sedikit suaranya untuk menjawab, "Ya, aku belum tidur kok. Masuk saja!"
Jungkook menyembulkan sedikit kepalanya, diiringi cengirannya, "hai."
"Ya, ada apa?"
"hai, calon istriku." ucapnya lagi lalu masuk ke dalam kamar Taehyung, menutupnya dengan rapat. "aku membawakan sesuatu untukmu." sambil mengibaskan kantung kresek yang dia bawa ke udara.
"Ah, b-benarkah, apa itu?" jadi sedikit gelagapan saat Jungkook sudah duduk di sampingnya.
Diletakkannya sebuah bungkusan ke depan Taehyung. Jungkook membuka nya dan memperlihatkan kotak makanan Styrofoam dengan sendok dan garpu di atasnya. "Kau pernah bilang ingin makan batagor yang ada di depan mini market itu tapi karena penjualnya lama tidak berjualan akhirnya kau tidak pernah jadi beli. Dan tadi aku melihatnya ketika pulang, jadi langsung aku belikan."
Taehyung langsung girang, dia pernah bilang seperti itu beberapa minggu yang lalu dan ternyata Jungkook masih ingat. "Terimakasih." Lalu dia mengambil sendok garpu yang ada di atasnya, membuka penutup Styrofoam itu, menatapnya dengan tidak sabaran seperti ingin cepat untuk melahapnya. "Aku makan, ya?"
"Memakanku dan aku memakanmu?" godanya sambil tersenyum jahil.
"Bukan itu! Kenapa pikiran mu selalu saja yang tidak-tidak sih!"
Jungkook tertawa, rasanya senang sekali menggoda Taehyung apalagi kalau sampai calon istrinya itu terlihat malu atau gugup di depannya. Itu membuat Jungkook makin gemas. Lalu dia berucap, "iya iya maaf, sekarang makan lah dan habiskan."
"Tidak usah kau suruh juga pasti aku habiskan kok. Terimakasih ya."
Jungkook mengangguk saja dan memilih diam untuk memperhatikan Taehyung makan dengan lahapnya. Dia menggeleng ketika melihat calon istrinya itu makan dengan belepotan. "Kau itu kenapa sih?"
"Hm?" Taehyung mendongak, menatap Jungkook bingung. "Memangnya aku kenapa?"
"Kau itu memang selalu makan seperti ini, atau hanya belepotan ketika di depan ku saja?"
Dengan cepat Taehyung menelan kunyahan batagor nya, dia mendengus kesal, "memangnya kenapa?"
Sudah, Jungkook tidak bisa menahannya lagi. Lalu dia memajukan wajahnya, menatap Taehyung yang masih terlihat bingung saja, "aku akan membersihkannya."
Taehyung diam saja, seingatnya Jungkook juga pernah mengelap sisa makanan di bibirnya. Mungkin saja dia akan mengelapnya sama seperti waktu itu.
Jungkook tersenyum, lalu kedua tangannya menangkup wajah Taehyung, makin mendekatkan wajahnya dan menyapu sisa bumbu di sudut bibir Taehyung dengan lidahnya, lalu di kecupnya. Tidak hanya di situ, Jungkook juga menjilati sisa bumbu yang tertinggal di bibir Taehyung dan melumat bibir kemerahan itu kemudian.
Taehyung hanya bisa mematung merasakan sensasi kupu-kupu yang hadir di perutnya sejak Jungkook menyentuh wajahnya. Kini rasanya panas, bahkan ada dorongan untuk meminta lebih pada Jungkook.
Setelah dirasa tidak belepotan lagi, Jungkook menghentikan pergerakan lidah dan bibirnya, dia mensejajarkan wajahnya agar dapat tepat bertatapan dengan manik indah milik Taehyung. Senyumnya terulas, "kau mau lagi?"
Bohong jika Taehyung akan menolak, namun rasanya malu untuk meminta walaupun sekarang dia adalah calon istri dari Jeon Jungkook, lelaki yang sedang ada di depannya. Taehyung masih belum terbiasa dengan keadaan yang seperti ini.
Matanya menatap Jungkook sekilas lalu diarahkan lagi ke bawah. Terlalu malu, sungguh dan pada akhirnya dia memberikan anggukan lemah pada calon suaminya itu.
Jungkook tidak menunggu lagi, dia langsung melumat bibir Taehyung. Mereka berpagut satu sama lain. Melupakan batagor yang mulai dingin dan hanya menjadi saksi bisu diantara mereka. Sepertinya, bibir keduanya lebih hangat dan membuat candu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] "Jim, aku ingin punya anak tapi belum ingin menikah. apa aku adopsi anak saja?" - kth KookV + au [Top!Kook bottom!V] © gukienuna, 2019. HR: 1 #kooktae 1 #boyslove 1 #boyxboy 1 #kookv