-19-

18.2K 2.2K 207
                                    

"Eh, Jimin?"

Jimin menampilkan cengirannya pada Taehyung yang ternyata membukakan pintu rumah Jungkook. Dia kira akan langsung bertemu dengan si pemilik rumah. Ternyata lebih dulu di sambut oleh sahabat nya itu.

"Selamat pagi, om Taehyung. Apa kau akan berangkat ke sekolah sekarang?"

Taehyung mendengus kesal. Masih saja Jimin ikut-ikutan memanggilnya om. "Ya, ada apa kau kemari?"

"Em aku-"

"Park Jimin?" Jungkook menyunggingkan senyumnya dan mendapatkan sebuah anggukan dari Jimin. "Aku kira salah mengenali orang."

"Nah, aku ingin bertemu dengannya Tae."

Taehyung menatap Jungkook dan Jimin secara bergantian. "Kalian sudah saling kenal?"

"Iya, kemarin dia ke kantor ku untuk menemui-"

"Itu tidak penting, sekarang aku ingin bicara denganmu Jeon Jungkook!"

"Eun Hee, Eun Jung, kalian ikut bersama pengasuh kalian ya!"

"Sebentar." Eun Jung menelisik tubuh Jimin dari atas sampai bawah. "Om ini siapa?"

"Aku Park Jimin, teman orangtua kalian."

"Orangtua kami? Kau mengenal ibuku?"

"Maksudku, kedua orang dewasa di depanku."

Si kembar saling pandang dan berteriak girang kemudian.

"Daddy daddy, berikan aku pada om Taehyung!"

Taehyung menangkap Eun Jung yang merengek minta digendong olehnya. Daripada anak itu jatuh, Taehyung langsung saja mengangkat anak itu ke dalam gendongannya.

Eun Jung memeluk erat leher Taehyung. Lalu meletakkan kepalanya di pundak babysitter nya itu. "Om bunda Taehyung!"

Seketika Taehyung terbatuk. Sudah om, ditambah bunda pula. Terdengar lucu dan sangat aneh. Jika begitu dia justru mempertanyakan dirinya sendiri, sebenarnya apa jenis kelamin pada dirinya?

"Eun Jung! Berbicaralah yang sopan pada pengasuhmu!"

"Tapi daddy, aku tak masalah kalau om Taehyung jadi bundaku. Iya kan, Eun Hee kau juga?"

"Benar daddy, lagipula kami sangat menyayangi om Taehyung."

"Eun Hee, kemari!"

Taehyung membawa si kembar menjauh dari Jungkook dan Jimin. Dia tahu dengan sangat kalau sahabat nya kemari itu pasti ada keperluan dengan Jungkook dan bukan sekedar bertemu saja. Lagipula ini baik untuk Taehyung, agar dia bisa menghentikan pembicaraan aneh ini.

"Ada apa kau menemui ku sepagi ini?"

"Hanya ingin bicara saja padamu sih, Jungkook."

"Katakan!"

"Kau," sebuah tatapan tajam ditujukan pada Jungkook. "Jangan pernah berani untuk menyentuh Taehyung sembarangan!"

Jungkook tertawa. "Sembarangan yang bagaimana? Kau kira aku akan melakukan apa padanya?"

"Benarkah? Apa kau tidak tertarik saat melihatnya?"

"Hm."

Jimin mendekatkan dirinya kepada Jungkook agar ucapannya hanya bisa di dengar oleh mereka berdua saja. "Lihatlah tubuh rampingnya itu, Jeon."

Jungkook mendadak jadi memperhatikan ke arah Taehyung yang ada di depan sana.

"Apa kau tidak melihat bagaimana jari lentiknya saat menyentuh kedua anakmu? Ah, apakah kau bisa bayangkan bagaimana sentuhan manjanya padamu nanti?"

Susah payah Jungkook menelan ludahnya saat melihat jari-jemari Taehyung mengusap pipi kedua anaknya.

"Oh dan, lihatlah wajah cantiknya. Benarkah kau tak tertarik kepada babysitter mu itu?"

Kontak matanya kepada Taehyung langsung Jungkook putus. Lama-lama dia bisa gila. "Kalau aku tertarik pun kau mau apa?"

"Yah, kau tau kan aku ini sahabatnya. Kau bisa menayaiku tentangnya kapan saja dan apa saja."

"Apa bayaran nya?"

"Cukup berikan libur selama 3 hari saja untuk kak Yoongi."

Jimin tahu betul apa yang dia lakukan. Tak masalah jika Jungkook berpikir dia melakukan ini untuk Yoongi. Tapi toh nyatanya bukan. Biarkan hanya Jimin dan Tuhan saja yang tahu. Garis bawahi saja, ini untuk Taehyung.

Jungkook memijit dahinya. Benar saja pasti Jimin kemari bukan hanya sekadar berbicara ini itu, pasti ada maksud lainnya juga. "Akan aku pikirkan. Sekarang aku harus pergi mengantarkan mereka."

"Ya, silahkan tuan Jeon. Dan tentang perkataan ku itu, aku tidak pernah berbohong. Awas saja jika kau berani berbuat yang tidak-tidak padanya. Aku tidak akan tinggal diam!"

Jungkook mengangguk. Dia melambaikan tangannya pada Jimin dan masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan pun dia jadi tak fokus karena teringat oleh seluruh perkataan Jimin. Bahkan dia selalu curi-curi pandang ke arah kursi penumpang di sebelahnya.

Jika sudah begini dia harus memilih antara membiarkan rasa penasarannya yang mulai timbul atau memberikan jatah libur kepada Yoongi.

Babysitter || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang