Enam

2.7K 358 18
                                    

Seharusnya june sudah check out jam 12 siang tadi dari hotel yang telah ia tempati selama dua hari belakangan ini. Tapi ada sesuatu yang membuatnya harus memperpanjang waktu menginapnya di hotel ini.

June penasaran setengah mati dengan karyawan perempuan yang waktu itu, ia yakin kalau perempuan itu adalah rose. Perempuan yang selama ini ia cari.

Dengan mudahnya june menyuruh seseorang untuk mengintai siapa saja karyawan perempuan yang bekerja di hotel ini. Dan june harap harap cemas, memang benar ada yang bernama roseanne, tapi anak buahnya bahkan tidak yakin apa perempuan itu adalah perempuan yang ia cari.

June menggeser tombol hijau yang tertera di hpnya. Ia mendengarkan dengan seksama suara orang di seberang sana. Selesai, june memasuki kamar mandi dan menutup pintu itu rapat rapat.

Tak lama kemudian, june mendengar ada seseorang yang masuk ke dalam kamar. Begitu june mendengar pintu ditutup, dengan hati hati ia memberanikan diri untuk mengintip.

Perlahan june melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar mandi, ia menangkap sosok perempuan yang tengah berdiri membelakangi dirinya. Perempuan itu kini tengah sibuk menutup tirai yang ada di depan sana, memang itu bukan tugasnya, tapi june berhasil membuat perempuan itu terjebak.

"Rose..." panggil june pelan.

Sementara itu karyawan perempuan yang terjebak oleh june ialah rose. Rose menggantungkan tangannya di tirai yang sedang ia pegang, tentu ia masih hafal siapa pemilik suara ini walaupun beberapa tahun belakangan ia benar benar tidak pernah bertemu apalagi berbicara dengan lelaki itu.

Rose perlahan memutar tubuhnya dan kini dapat melihat bahwa june sudah berada dekat dengan dirinya.

"Maaf, saya bukan rose.." bohong rose sembari tangannya memberi isyarat agar june tidak mendekat lagi.

"Jangan bohong. Aku tau kamu rose" ucap june.

"Tapi saya bukan rose"

June tertawa kecil. "Di name tag kamu tertera nama rose. Dan aku tau, kalo kamu itu rose yang aku cari. Kamu itu roseanne edeline"

Ah sial, rose rasanya ingin mengumpat dalam hati. Tapi bukankah seharusnya june sudah check out kemarin malam? Dan kamar ini bukan kamar yang sesungguhnya june tempati.

Rose hanya diam dan berusaha pergi, tapi tangan itu mencengkeram lengannya. Rose memperhatikan tangan june, tangan itu jauh lebih besar dan kekar dibandingkan lima tahun yang lalu.

"Tolong pak, lepasin tangan saya" pinta rose.

Tapi june menarik tangan rose dan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya. June semakin mengeratkan pelukannya erat pada rose begitu rose berusaha mati matian agar pelukan itu terlepas.

"Tolong, lepasin!!" pinta rose.

"Jawab kalau emang kamu itu rose yang aku cari"

Rose nyerah, akhirnya ia mengangguk pelan. Perlahan june melepaskan pelukannya pada tubuh rose, dan rose melangkah mundur untuk menjaga jarak dengan june.

"Kamu kemana aja si rose? Aku berusaha nyari kamu" ucap june sambil berusaha mendekatkan dirinya dengan rose.

Tapi rose sudah muak dengan semuanya, dia muak dengan panggilan aku kamu, dan bahkan dia muak dengan omongan lelaki itu. Seharusnya rose yang bertanya, kemana saja lelaki itu ketika dirinya kesusahan?

"Stop bilang aku kamu. Karena gue muak sama semua itu! Dan yang seharusnya nanya itu gue jun, bukan lu. Seharusnya gue yang tanya kemana aja lu selama ini? Kenapa lu harus berangkat ke amerika secara tiba tiba hah?" tanya rose dengan nada yang cukup tinggi, dan rose berusaha sekuat tenaga supaya tangisnya tak pecah begitu saja di depan lelaki yang sudah ia tandai dengan nama brengsek.

RedeemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang