Tujuhbelas

2.5K 408 30
                                    

Sudah hampir 2 minggu semenjak kejadian dimana june menunggu rose untuk membukakan pintu, sejak saat itu pula june semangat memberanikan dirinya untuk lebih mendekat kepada rose dan anaknya.

Selama janur kuning belum melengkung, dia masih bebas akan apapun.

Kalimat sederhana itu yang membuat june tak akan menyerah untuk mendapatkan rose kembali.

Selama itu pula rose kelimpungan sendiri, june dan lyn semakin dekat. 3 hari saja june tidak menemui lyn, anaknya sudah bertanya banyak hal pada rose.

Rose baru selesai mandi setelah pulang kerja. Ia hanya duduk disamping anaknya yang kini entah sedang menonton apa.

Tiba tiba ia ingat perkataan june beberapa hari lalu yang menyuruhnya untuk membuka email miliknya. Rose bimbang, bahkan ia sendiri sudah tidak yakin bahwa dirinya masih mengingat password itu.

Tapi hati tak sejalan dengan pikiran, rose meraih hpnya yang sebelumnya berada di meja. Ia mulai membuka aplikasi email dan mencoba menerka nerka apa password email itu.

Sampai akhirnya ia berhasil log in, matanya terbelalak karena mendapati banyak sekali email, dan kini membuat jemarinya sibuk untuk scroll email masuk sampai bawah.

Rose terdiam begitu mendapati tanggal email yang belum ia baca, terhitung sejak 5 tahun lalu sampai terakhir kali 2 minggu yang lalu.

Dengan ragu rose membuka email dengan subject yang hanya menarik atensinya saja. Rose mulai membaca email itu, sampai ada subject bertuliskan

Maaf..

Sesuai dengan subject, isinya adalah permintaan maaf dari june yang baru mengetahui bahwa rose hamil anaknya 5 tahun lalu, dan june juga meminta maaf karena dirinya yang pergi begitu saja.

Rose beralih ke email terakhir, 2 minggu lalu. Tepat ketika june pingsan di rumahnya.

"Terimakasih karena udah memberikan izin untuk bertemu dan berbicara dengan lyn. Kalau boleh jujur berat rasanya untuk mulut ini tidak mengatakan bahwa gue adalah ayah lyn, apalagi ketika sedang bersamanya.

Gue seneng ngeliat lyn senyum bahagia kaya tadi. Senyum lyn menjadi motivasi terbesar gue buat membawa kalian kembali. Gue pengen setiap saat ngeliat senyum lyn dan mungkin juga lu, rose.

Maaf karena kebodohan yang gue buat dulu. Gue bener bener pengen nebus kesalahan gue. Gue ngelakuin hal ini karena tulus pengen tanggungjawab, bukan untuk cari muka atau apapun supaya lu kembali ke sisi gue lagi, rose. Apalagi ketika bersama lyn, gue udah engga tau kenapa gue bisa kaya gitu. Mungkin naluri seorang ayah?

5 tahun berlalu, lu menghilang tanpa kabar. Tapi perasaan gue sama lu tetep sama rose, engga akan pernah berubah.

Maaf karena cuma bikin kalian berdua hidup susah. Tapi gue janji, gue bakal membayar semua dosa dosa gue. Jadi gue mohon tolong kasih kesempatan kedua"

Hanya sederet kalimat seperti itu membuat rose harus merasakan perih di hatinya.

Rose menoleh ke arah lyn karena anak itu kini menyenderkan kepalanya ke tubuh rose. Ia tau ada yang salah dengan anaknya. Dengan segera rose menempelkan telapak tangannya di jidat lyn.

"Ya ampun lyn, kok panas?" tanya rose dengan panik.

"Bunda, kepala lyn sakit" keluh lyn.

Rose menggendong tubuh lyn dan membawanya ke kamar, dengan cepat rose membawa segala perlengkapan untuk mengompres lyn. Rose juga mengambil termometer untuk memeriksa suhu tubuh anaknya itu.

RedeemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang