Tolong dengan sangat, dibacanya pas malem aja ya. Khususnya buat yang lagi menjalankan ibadah puasa. Kenapa? Kenapa hayo coba tebak. Baca aja dulu.
※※※※※
June melangkahkan kakinya keluar dari bandara dengan satu tangannya yang menggeret koper, dan satunya lagi ia gunakan untuk membaca pesan singkat dari rose. Udara di malam hari sekarang cukup dingin, sehingga june terkadang memasukkan tangannya ke dalam kantung celananya.
June meminta sang supir untuk mengantarkan dirinya ke apartemen, rose bilang kalau lyn yang menyuruhnya untuk segera kesana. Memang tidak bohong, rose mengirim june sebuah video dari lyn.
Hanya beberapa hari saja june tidak menemui lyn dan harus berpisah daerah, rasanya june tidak sanggup. Apalagi jika rose dan lyn pergi dari hidupnya lagi, mungkin ia bisa kelimpungan dan akan menjadi gila.
June mengedarkan pandangannya setelah sampai di parkiran apartemen.
"Pak, jangan bilang mama kalau saya kesini" perintah june pada supirnya.
"Baik mas. Perlu saya tunggu engga nih?"
"Engga usah. Kayanya saya bakal lama disini, biar nanti saya pulang naik taxi"
"Telefon aja mas, biar nanti bapak jemput"
"Ya udah, gampang diatur lah itu" jawab june.
Lalu june melangkahkan kakinya untuk masuk ke apartemen tersebut, ia menekan tombol lift yang akan membawanya ke lantai tujuan.
Sementara itu, rose dan lyn tengah menunggu kehadiran june. Sudah ada lilin terpasang di kue tersebut, dan tinggal dinyalakan saja dengan korek.
Begitu suara bel berbunyi, lyn dengan semangat namun suaranya ia kecilkan, menyuruh bundanya untuk cepat cepat menyalakan lilin.
"Lyn udah siap?" tanya rose memastikan.
Lyn mengangguk. "Siap banget bunda"
"Kalau gitu, buka pintunya"
Lyn dan rose berjalan menuju pintu, lyn membuka pintu tersebut langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun untuk june.
Reaksi yang june berikan adalah diam bak patung, bukan tanpa alasan, ia terlalu kaget melihat kejutan di depannya. Bahkan ia senang bisa mendengar lagu selamat ulangtahun, langsung dari lyn. June sendiri tidak ingat jika hari ini adalah hari lahirnya.
"Om, buruan tiup lilinnya" perintah lyn yang sudah selesai bernyanyi.
June menatap ke arah rose, perempuan itu memegang kue ulangtahunnya. June takjub dengan wajah rose yang terkena cahaya lilin tersebut. Dan june menyadari, bahwa umurnya sudah bertambah satu angka.
June merapatkan kedua tangannya, lalu memejamkan matanya untuk berdoa.
"Ya tuhan, semoga di umur yang 24 sekarang saya bisa menebus segala kesalahan saya pada rose. Lalu membawa rose dan lyn ke kehidupan normal dan yang lebih baik. Izinkan saya menjaga mereka"
Setelah selesai berdoa, june langsung meniup lilin dengan angka 24 tersebut. Lyn tersenyum sambil bertepuk tangan.
June perlahan mensejajarkan tingginya dengan lyn, ia menggendong anaknya itu.
"Makasih ya lyn, rose" ucap june.
Rose mengangguk, ia menyuruh june untuk masuk dan menutup pintu.
"Bunda, cepet potong kuenya" perintah lyn begitu mereka tiba di ruang tengah.
"Yang ulangtahun om june, bukan bunda" jelas rose sambil menyerahkan pisau kue tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redeem
FanfictionJune membuat masalah pada hidup seseorang di masa lalu tapi ia mengetahuinya setelah beberapa tahun kemudian. Ia sangat ingin menebus kesalahannya pada orang tersebut. Tapi june berpikir, apakah ia akan bertemu dengannya? Dengan perempuan yang hidup...