Sudah beberapa hari ini badan rose rasanya sungguh tidak enak. Tubuhnya mudah lelah, kepalanya mudah pusing dan juga ia sering merasa mual.
Ketukan pintu terdengar, rose menoleh dan mendapati richard kini berjalan menghampirinya yang terbaring di tempat tidur sambil membawa nampan berisi bubur.
"Nih nyonya muda buburnya udah mateng. Spesial buatan nyonya negara" ledek richard dan membuat rose kembali menidurkan kepalanya.
"Lu kenapa engga mau dibawa ke rumah sakit sih?"
"Ck, males ah bang, paling masuk angin aja" bohong rose.
Richard memasang wajah sok serius dan menunjuk wajah rose. "Lu engga hamil kan? Masa masuk angin lama bener"
Rose mendelik tak suka. Justru hal itu lah yang membuat rose takut sekarang. "Udah ah pergi, gue mau tidur"
"Makan buburnya dulu"
"Iya, bawel"
"Sensi amat si. Jangan lupa dimakan"
Rose segera menendang richard. "Udah ah sana pergi, bawel, nanti gue makan"
Richard akhirnya pergi dari kamar rose. Secepat kilat rose mengunci pintu kamarnya dan membuka laci di meja kamarnya. Sebuah testpack kini berada di genggamannya, untuk membeli alat itu rose harus bersembunyi dan berusaha akting seolah itu bukan untuknya.
Rose memasuki kamar mandi dan mencoba testpack miliknya. Dengan perasaan takut, sambil menggigit jarinya rose sudah komat kamit.
Sejenak ia memejamkan matanya dan ia bersiap melihat hasil tersebut.
Garis dua....
Mata rose memanas seketika dan air matanya kini tumpah. Rose takut, bagaimana jika ayahnya tau?.
Setelah mencoba menenangkan diri selama beberapa saat, rose mencoba menghubungi june.
"Hallo, june aku mau ngomong serius sama kamu"
"Bisa kita ketemu di tempat biasa?"
"Oh oke"
Rose menutup sambungan telefon dengan june dan dirinya kini bersiap untuk pergi."Heh, mau kemana? Kan lagi sakit" tanya richard.
"Woi, budek" teriak richard karena rose mengacuhkan dirinya.Rose sudah tidak tahan, ingin ia langsung memberitahukan june kalau sekarang ia berbadan dua. Bahkan rose menyuruh supir taksi yang ia tumpangi untuk mempercepat lajunya.
Begitu tiba, rose langsung menuju ke pojokkan, dimana sudah ada june disana.
"Hai, mau ngomong apa?" tanya june.
"Itu, aku mau ngomong serius" jawab rose dengan terbata.
"Aah, pasti soal ujian masuk universitas? Kamu udah daftar? Dimana?"
Rose menggeleng pelan.
"Belum? Kamu pasti bingung ya? Kayanya UI, UPI, atau Telkom cocok deh buat kamu. Ah kalau engga dapet negri, kayanya pancasila, binus atau trisakti cocok deh buat kamu. Gimana?"
Rose tersenyum paksa. "Iya, saran kamu bagus. Tapi --"
"Kamu engga tanya aku daftar dimana?" tanya june dengan nada sok merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redeem
FanfictionJune membuat masalah pada hidup seseorang di masa lalu tapi ia mengetahuinya setelah beberapa tahun kemudian. Ia sangat ingin menebus kesalahannya pada orang tersebut. Tapi june berpikir, apakah ia akan bertemu dengannya? Dengan perempuan yang hidup...