Duapuluh delapan

3K 375 41
                                    

Perlahan matahari mulai naik keatas dan muncul dari persembunyiannya, cahayanya juga tak luput menembus jendela kaca sebuah kamar.

Rose menggeliat pelan, dan matanya ia kejapkan untuk membiasakan dengan sinar matahari. Ia langsung menghela nafas panjang begitu netranya melihat ke arah june, lelaki yang masih memejamkan matanya, di sebelahnya.

Sebenarnya keadaan ini agak canggung untuk rose, karena biar bagaimanapun juga semalam adalah akibat ulahnya sendiri. Dan memikirkan hal itu membuat pipi rose rasanya ingin memerah saat itu juga.

Tangan rose secara hati hati menurunkan lengan june yang semula melingkar di pinggangnya. Rose beranjak pelan dari tempat tidur dan memakai kembali pakaiannya yang sebelumnya tergeletak mengenaskan.

Kini rose pindah ke kamar lyn, dan tepat seperti dugaannya lyn sebentar lagi akan bangun. Rose menghampiri anaknya itu dan mengusap rambut lyn.

"Pagi anak bunda" ucap rose begitu lyn membuka mata.

Lyn hanya tersenyum sambil mengucek matanya. "Bun, om june masih ada?"

Rose mengangguk. "Ada, tapi masih tidur. Jangan diganggu dulu"

Lyn hanya mengangguk paham.

"Lyn.." panggil rose. "Lyn beneran sayang sama om june?"

"Iya, lyn sayang kok sama om june. Lyn juga sayang sama bunda" jawab lyn dengan mantap.

"Lyn mau semisal punya ayah kaya om june?" tanya rose dengan nada pelan.

"Mau... tapi kan bunda suka marah marah sama om june kalau lyn deket om" jawab lyn lesu.

Rose tersenyum sambil mengusap pipi anaknya. "Mulai sekarang bunda engga akan marah lagi, karena sekarang lyn boleh manggil om june dengan sebutan ayah"

Lyn langsung terbelalak seketika, ia terlampau bahagia dan semangat ketika mendengar kalimat itu. "Beneran bunda?"

Rose mengangguk.

"Jadi lyn punya ayah sekarang?"

"Iya, lyn punya ayah sekarang"

Lyn sekarang kini tengah berteriak dengan senangnya sambil loncat loncat pelan diatas tempat tidur.

"Lyn, jangan berisik nanti om june bangun"

Lyn menutup mulutnya, sambil mengangguk.

Rose hendak pamit untuk membangunkan june, tapi baru sampai ia diambang pintu, hampir saja ia bertabrakan dengan june.

"June, sejak kapan lu bangun?" tanya rose.

"Sejak kapan lu ninggalin gue sendiri?" tanya june balik.

"Gue langsung ke kamar lyn takut dia nyariin"

June mengangguk paham, dan kini ia dapat melihat lyn menghampiri mereka berdua dengan senyum lebarnya itu. June melirik ke arah rose yang tengah menempelkan jari telunjuknya sendiri di bibirnya.

"Ekhem.." rose berdehem sejenak, ia mendekat ke arah june dan menepuk sekilas pundak lelaki itu.

"Selamat ulangtahun, selamat karena sekarang lu jadi ayah lyn" bisik rose lalu ia berlalu entah kemana.

June mengerutkan alisnya, ia tak terlalu paham dengan situasi yang tengah terjadi. Hingga akhirnya ia merasakan ada yang menarik bajunya, dan itu lyn.

"Ayaah.." panggil lyn.

June masih saja diam tak mengerti. "A.. ayah? Lyn bilang ayah tadi?" tanya june memastikan.

Lyn mengangguk sambil tersenyum. "Iya, om june sekarang ayah lyn. Kenapa? Om engga mau ya?" tanya lyn lesu.

RedeemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang