Duapuluh Lima

2.8K 398 25
                                    

Mengamati keadaan sekitar, dan sesekali ia mengecek kembali barang barang yang telah berada di dalam kardus. June hanya ingin memastikan bahwa tidak ada satupun barang yang tertinggal.

Hari ini june berencana tidak masuk ke kantor dan memilih menjadi tenaga pindahan rumah rose.

June juga memastikan bahwa beberapa pekerja yang membantu dirinya juga melakukan hal yang terbaik, jangan sampai ada pekerjaan yang salah sedikitpun.

Jemari june perlahan mengunci pintu kontrakan tersebut. Begitu hendak berjalan keluar, ia mendapati kehadiran jeffry dan jihan di depannya.

"Rose mana?" tanya jihan to the point.

"Rose ada, tapi engga disini"

"Dimana emang?" tanya jeffry.

June tersenyum penuh arti. Jihan paham betul dengan arti senyuman june, sementara jeffry malah berpikir ada yang salah dengan lelaki itu.

"Jadi udah ada perkembangan nih?"

June mengangkat kedua bahunya. "Semoga aja begitu, doain ya"

Jihan menepuk pundak june sekilas. "Apapun yang terbaik buat kalian, pasti bakal gue doain. Tapi inget, lu jangan bego lagi untuk sekedar nyakitin rose. Karena lu engga tau gimana jadi mama muda di usianya yang waktu itu masih terlampau muda"

Oke, jeffry baru mengerti sekarang. Jeffry berdehem sebentar sebelum berucap. "Bener kata jihan, jangan bego lagi, jangan nyakitin rose. Kalau lu kaya gitu lagi bukan lu doang yang bakal kehilangan rose, tapi kita juga"

June hanya mengangguk, hpnya bergetar menandakan panggilan masuk. Yang ia lakukan adalah mendengar suara orang di seberang sana, dan seketika itu juga jihan dan jeffry dapat menangkap ekspresi wajah june yang kaget.

"Kenapa? Ada apa sama rose?" tanya jeffry.

"Bukan, bukan soal rose. Gue ada urusan lain. Oh, boleh sekalian titip kunci engga?"

Jihan mengangguk, dan kemudian ia menerima kunci kontrakan rose sebelumnya. "Lu mau pergi? Titip salam buat rose sama lyn" ucap jihan.

"Jangan lupa kasih kita alamat tempat dia tinggal sekarang" perintah jeffry.

"Iya, siap bisa diatur. Gue pamit dulu"

June terlihat berlari kecil dan memberikan beberapa instruksi kepada pekerja yang tadi mengurusi kepindahan tersebut. Setelahnya yang june lakukan adalah mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi yang ia bisa.









※※※※※

Suara gesekan antara ban dengan mobil terdengar cukup nyaring. Dan tentunya hal tersebut membuat orang orang di lantai bawah ingin menghujat pengendara mobil tersebut.

Tapi hal itu mereka urungkan begitu tau siapa yang keluar dari mobil itu setelahnya. June memberikan kunci mobilnya kepada satpam.

"Cari siapapun, tolong parkirin dengan benar. Titipin aja kuncinya ke resepsionis atas" perintah june sebelum satpam itu berbicara atau bahkan membalas perkataannya satu katapun.

June kembali berlari kecil, menunggu lift yang akan membawanya ke lantai tempat singgahsananya. Begitu masuk dan tiba, june bergegas menghampiri resepsionisnya itu.

"Orangnya masih ada di dalem?" tanya june.

"Masih pak. Saya udah bilang kalau hari ini bapak tidak masuk, tapi beliau memaksa supaya menghubungi bapak" jelas resepsionis tersebut.

RedeemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang