Rose masih melaksanakan kegiatan serta tugasnya sebagai resepsionis dibalik meja kerjanya.
Tapi kali ini kerja rose sedikit terusik, karena june belum juga check out dari hotel tempatnya bekerja. Seandainya rose atasan, atau bahkan ia yang punya hotel tersebut, pasti rose sudah menyuruh june untuk angkat kaki dari tempatnya bekerja.
Yang membuat rose lebih terusik adalah ketika june terus duduk di lobby hotel dan terus menerus menatapnya, memperhatikan segala tingkah laku rose.
Yuna yang kini menjadi teman satu shift rose lagi kini memperhatikan june dan rose secara bergantian. Yuna menyenggol pelan lengan rose.
"Kenapa yun?" tanya rose.
"Tuh, si pak june kok ngeliatin lu mulu?"
"Ga tau ah, pusing"
"Katanya cuma musuh, tapi kok gitu..."
"Gitu gimana coba?"
"Kaya ada yang lebih ya rose? Bener engga sih? Jangan jangan lu pernah ada something ya sama dia" tuduh yuna.
Rose menghembuskan nafasnya berat. "Jangan gosip yun. Udah lah lebih baik kita fokus aja sama kerjaan"
Yuna sedikit cemberut, dia tau kalau ada suatu hal yang rose sembunyikan. Tapi yuna juga tau kalau mungkin saja hal itu benar benar tidak ingin dibahas oleh rose.
"Yun.." panggil rose.
"Apa?"
"Kalau semisal ada yang nanya nanya tentang gue, bilang aja engga tau gitu. Apalagi semisal orang itu yang nanya" pinta rose sambil menunjuk june dengan dagunya sekilas.
"Iya elah.. udah pasti itu mah. Eh tapi tergantung sih"
"Tergantung gimana?"
"Kalo dia ngasih duit gue yang banyak sih pasti bakal gue jawab" ceplos yuna.
Rose membelalakan matanya, bisa bisanya. "Bisa ya begitu yun?"
Yuna hanya nyengir sambil mengacungkan tanda damai. "Peace rose.. gue bercanda kali ah, kok jadi serius"
Rose hanya menggelengkan kepala dan dirinya maupun yuna sekarang memberikan senyum termanis yang mereka bisa untuk melayani tamu yang baru saja datang ke hotel tempatnya bekerja.
Sementara itu june masih setia menunggu rose dengan duduk di kursi lobby. Ia tau betul rose yang dulu bukan rose yang sekarang « (awas jangan nyanyi). June tau kalau perempuan itu membenci dirinya, tapi june sendiri bingung kenapa rose membencinya dengan amat sangat? Ayolah, june berpikir pasti ada alasan lain selain dirinya yang meninggalkan rose begitu saja ke amerika.
June memperhatikan senyum rose dari jauh, jelas senyum itu rose tunjukkan untuk tamu yang datang ke hotel tersebut. Setidaknya june bisa melihat sebentar senyum rose walaupun bukan untuk dirinya. Dan june harap rose bisa tersenyum seperti itu di hadapannya seperti dulu lagi.
※※※※※
Sekarang jam istirahat untuk rose, ia sedang bersiap untuk keluar sebentar dari tempatnya bekerja itu.
Sebenarnya rose agak was was, takut ketemu sama june di luar nanti.
Begitu rose tiba di kawasan parkiran, rose membelalakan matanya dan langsung menyembunyikan dirinya dibalik tembok. Dengan segera rose mencari kontak jihan untuk menghubunginya.
"Hall--"
"Stop.. jangan sebut nama gue ji gue mohon jangan sebut" ucap rose sebelum jihan selesai mengucapkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redeem
FanfictionJune membuat masalah pada hidup seseorang di masa lalu tapi ia mengetahuinya setelah beberapa tahun kemudian. Ia sangat ingin menebus kesalahannya pada orang tersebut. Tapi june berpikir, apakah ia akan bertemu dengannya? Dengan perempuan yang hidup...