2

1.7K 251 1
                                    

***

"Aku akan mengirimkan sisanya nanti," ucap Hyunbin sebelum Lisa keluar dari taxi itu.

"Aku tidak mengerti kenapa Lisa harus pulang hanya untuk target kita kali ini, bukankah Jeon Somi dan Jeon Jungkook-"

"Aku ingin pulang, aku merindukan appa dan eommaku, keluargaku," potong Lisa, membuat Minhyuk yang duduk di kursi supir mau tidak mau menutup mulutnya.

"Maaf," balas Minhyuk kemudian. Lisa tidak pernah membicarakan keluarganya selama satu tahun terakhir dan Minhyuk lupa kalau gadis itu pasti merindukan keluarganya.

"Tidak apa oppa, jangan merasa bersalah begitu," ucap Lisa kemudian. "Kau juga keluargaku dan aku akan sering-sering mengunjungimu,"

"Tentu saja kau harus sering berkunjung," celetuk Hyunbin. "Kita masih punya misi,"

"Ne sajjangnim... Kita pasti akan mendapatkan sepuluh juta dollar itu," balas Lisa yang kemudian menarik nafasnya dalam-dalam dan melangkah keluar dari taxi itu.

Lisa menarik nafasnya lagi setelah melihat taxi yang Minhyuk kemudikan melesat pergi. Sudah satu minggu sejak Hyunbin menyuruhnya bersiap tapi rasanya tetap sulit, melangkah pulang setelah semua orang berfikir ia sudah mati. Rumah yang dulu ia tempati dengan ibunya sudah tidak ada dan hanya gedung YG Entertainment yang bisa ia kunjungi sekarang.

Lisa berkali-kali menghela nafas gugup. Ia terus mengulang apa yang harus ia katakan, rasanya sangat sulit menghafal kebohongan-kebohongan itu meskipun ia sudah melatihnya selama satu tahun terakhir. Rasa gugup terus menggerayanginya. Ia harap ia tidak akan salah bicara.

"Lisa?" suara serak seorang pria kemudian melenyapkan seluruh rasa gugup itu dan menggantikannya dengan kesedihan luar biasa.

"Appa," balas Lisa sembari bergerak berdiri dan menghampiri seorang pria yang berdiri tidak jauh darinya, ayahnya.

Begitu tiba di gedung YG tadi, Lisa menghampiri seorang petugas keamanan dan mengatakan identitasnya– Lalisa Yang, putri Yang Hyunsuk si CEO YG. Petugas kemanan itu sempat tidak percaya, karena Lisa terlihat sangat berbeda dari anak-anak Yang Hyunsuk lainnya, dari adik-adiknya. Gadis itu memakai sebuah celana jeans lusuh, kaos hitam yang bagian bawahnya sudah sobek dan jacket hijau lusuh, seakan jacket itu sudah di pakai selama satu tahun penuh. Tidak ada tanda pengenal yang Lisa bawa, semua barang yang dulu ia simpan sudah pulang lebih dulu. Gadis itu tidak memiliki apapun selain pakaian dan tas ransel jelek di punggungnya. Hari itu, Lisa benar-benar terlihat seperti korban selamat dari sebuah peperangan.

Petugas keamanan masih tidak mempercayai identitas Lisa, karena gadis itu tidak dapat membuktikan identitasnya. Namun ia tetap menghubungi Yang Hyunsuk dan meminta Yang Hyunsuk untuk datang dan menemui Lisa. Yang Hyunsuk terlibat sangat senang ketika melihat Lisa, pria itu langsung memeluk Lisa dengan sangat erat, seakan takut putri sulungnya itu akan menghilang lagi. Yang Hyunsuk tidak dapat menahan air matanya dan membuat suasana haru di ruang tunggu agensinya semakin kental. Petugas keamanan dan sekretaris CEO ikut merasa sedih ketika melihat sang CEO menangisi putrinya yang baru saja kembali. Tidak banyak yang tahu kalau Lisa yang berdiri disana adalah putri sang CEO, namun Yang Hyunsuk akan selalu mengenali putrinya, apapun yang putrinya itu kenakan.

"Appa... Aku pulang kerumah, tapi eomma dan- dan- dan-" ucap Lisa namun terputus oleh tangisnya sendiri ketika ayahnya tidak mengatakan apapun dan justru memeluknya. Lisa tahu, kalau di pertengahan tahun lalu, ibunya meninggal. Wanita yang membesarkannya itu meninggal karena serangan jantung, wanita itu meninggal karena tidak dapat menerima berita hilangnya Lisa di Irak.

Ketika ratusan tubuh tentara lainnya di pulangkan dalam keadaan tidak bernyawa, tubuh Lisa tidak ada disana. Ketika puluhan tentara dipulangkan ke tanah air dengan utuh maupun tidak, Lisa juga tidak ada disana. Hanya barang-barang Lisa yang di antarkan pulang saat itu. Seluruh barang-barangnya di bawa ke tanah air dan di kembalikan ke keluarga, tanpa pemiliknya.

"Sersan Yang meninggal dalam tugas namun tubuhnya belum di temukan," itu yang ayah dan ibu Lisa dengar pertengahan tahun lalu. Informasi yang kemudian membuat ibunya mengalami serangan jantung.

Di sisa hari itu, Yang Hyunsuk membatalkan semua agenda dan jadwalnya. Pria itu memang sudah menikah lagi, dan punya dua anak dari istri keduanya, namun pernikahan itu tidak lantas membuat Lisa di telantarkan. Yang Hyunsuk mengajak Lisa untuk pulang kerumahnya.

"Eommamu menjual rumah kalian untuk mencarimu ke Irak," jelas Hyunsuk pada putrinya. "Ia menjual segalanya, tapi dia tetap bisa pergi ke Irak, sekarang rumah itu di tempati sebuah keluarga dan kalau kau menginginkan rumah itu, appa akan-"

"Bolehkah aku tinggal di dekatmu, appa?" tanya Lisa sembari mengepalkan tangannya, menahan dirinya agar tidak menangis lagi. "Tidak harus bersama keluarga barumu-"

"Kau bisa tinggal dimanapun, appa akan menuruti seluruh keputusanmu, tapi untuk sementara, tinggallah dirumah appa, bersama appa, ya?"

Lisa mengiyakannya. Gadis itu ikut pulang kerumah Yang Hyunsuk dan istri barunya, membersihkan dirinya disana, memakai pakaian terbaiknya kemudian menemui ibunya, di rumah abu.

Hari itu penuh dengan rasa haru dan air mata, untuk Lisa. Pada akhirnya, ia hanya bisa menemui ibunya di rumah abu. Dan karena hari yang melelahkan itu, Lisa langsung jatuh terlelap begitu selesai makan malam. Setidaknya tidak pernah ada kebencian diantara dirinya dan ibu tirinya, jadi walaupun ibu tirinya tidak menganggap Lisa sebagai putrinya sendiri, walaupun Lisa juga tidak menganggap wanita itu sebagai ibunya, keduanya tetap saling menghormati, sebagai sesama wanita yang di cintai Yang Hyunsuk.

"Aku tidak keberatan kalau Lisa tinggal dengan kita, dia baru kembali, kita tidak tahu apa saja yang terjadi disana, dan eommanya baru saja meninggal. Bukankah akan lebih baik kalau dia tinggal dengan kita?" tawar Lee Eunju, istri kedua Yang Hyunsuk, setelah mengantar Lisa ke kamar tamu. "Kita bisa mendekorasi kamar tamu dan menjadikan ruangan itu sebagai kamarnya,"

"Aku akan menawarkannya pada Lisa, untuk sekarang biarkan dia beristirahat lebih dulu. Dia sangat lelah hari ini," jawab Yang Hyunsuk kemudian. Tidak ada yang lebih melegakan baginya, dibanding melihat putrinya yang hilang kembali pulang, tanpa cacat.

***

The Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang