***
Namun sepertinya 10 menit sudah berlalu. Karena Hyunbin dapat kembali mendengar suara Minhyuk. Dan mereka bertiga masih ada didalam gedung itu.
"Hyung! Kenapa kau belum keluar?!" suara Minhyuk terdengar dari alat komunikasi kecil yang Hyunbin pakai di telinganya, juga dari anting-anting mutiara Lisa. "Kau harus segera keluar!"
Mendengar suara Minhyuk itu, lantas membuat ketiga orang disana bergegas berlari. Jiyong khawatir Lisa tidak akan sanggup berlari, karenanya pria itu menggenggam kuat-kuat jemari Lisa. Ada kurang lebih empat puluh rompi bom di dalam bangunan tiga lantai itu. Tidak ada yang dapat membayangkan bagaimana jadinya gedung itu ketika seluruh bomnya meledak bersamaan. Namun rasanya rasa takut mereka jauh lebih besar dibanding ras penasaran. Jiyong tidak peduli lagi pada sisi kemanusiaannya, sama seperti Hyunbin dan Lisa, Jiyong menembak siapapun yang memakai rompi dan berusaha mendekati mereka. Walaupun tembakan Jiyong sering kali meleset dan Lisa harus menembak ulang orang itu.
Ketiganya berlari sampai mereka dapat merasakan dinginnya angin malam. Mereka berhasil keluar bersamaan dengan mobil Minhyuk yang berhenti tepat di depan mereka.
"Kita harus segera pulang," ucap Hyunbin setelah ia membuka pintu mobil dan melompat masuk sepersekian detik kemudian Lisa dan Jiyong ikut menyusul kemudian Minhyuk memacu mobil itu secepat yang ia bisa. Kemudian dalam hitungan detik selanjutnya, suara ledakan yang memekakan telinga terdengar. Dari luar memang tidak terlihat apapun, namun api kemudian menyala dan mulai membakar seisi gedung itu.
"Apa Agen Yook selamat?" tanya Lisa setelah mobil mereka melaju meninggalkan tempat itu.
"Ya, mereka keluar dalam 7 menit. Kenapa kalian sangat lama?" tanya Minhyuk yang belum sadar kalau Lisa terluka dan mobil mereka mendapat seorang penumpang baru.
"Kita harus kerumah sakit sekarang!" ucap Jiyong membuat Minhyuk langsung menoleh ke kursi penumpang di belakang.
"Ya! Jangan menoleh! Lihat kedepan atau kita akan masuk jurang!" omel Lisa membuat Minhyuk kembali melihat jalan di depannya.
"Kita tidak bisa pergi kerumah sakit, kita akan langsung ketahuan kalau kesana," jawab Hyunbin, terdengar tenang namun pria itu sibuk mencari sesuatu di dalam sebuah tas ransel hitam dalam pangkuannya. "Kita pulang secepat kau bisa Minhyuk-ah,"
"Ya! Lisa-ya! Kau terluka?!" tanya Minhyuk namun dibandingkan menjawab pertanyaan itu, Lisa memilih untuk bersandar pada Jiyong dan membiarkan Hyunbin melihat lukanya.
Jiyong duduk menyamping, dengan Lisa yang bersandar padanya sembari menahan sakit. Jiyong tidak peduli dengan obrolan Minhyuk dan Hyunbin disana, pria itu hanya khawatir pada Lisa yang terlihat kesakitan. Pria itu memeluk perut gadis yang bersandar padanya sembari sesekali mengusap keringat di wajah Lisa dengan tangannya.
"Aku bisa mengeluarkan pelurunya tapi kita tidak punya anestesi disini," ucap Hyunbin dan tentu saja disusul bentakan Jiyong yang tidak mengizinkan tunangannya di tangani oleh seseorang yang bukan dokter.
"Cepat keluarkan, aku tidak tahan, rasanya sangat mengganjal," ucap Lisa yang tidak peduli dengan bentakan Jiyong. "Tidak apa oppa... Dia lebih baik dibanding seorang dokter,"
"Tapi tidak ada anestesi disini! Dan bagaimana kau tega memakai pisau di mobil begini?! Ini berbahaya!" omel Jiyong, orang waras mana yang akan membiarkan tubuh gadisnya di acak-acak orang asing. Setidaknya bagi Jiyong, Hyunbin adalah orang asing.
"Berapa lama kita akan sampai dirumah?" tanya Hyunbin masih terdengar tenang seperti tidak ada banyak darah yang keluar dari bahu gadis di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/175133013-288-k538886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Out
FanfictionMereka kembali bertemu setelah sempat terpisah sejauh samudera. Malam-malam nostalgia terasa seperti mimpi indah namun tetap berakhir sebagai mimpi buruk, tapi tidak ada jalan keluar. Segalanya berakhir tanpa sebuah epilog.