***
Tubuh rampingnya di balut sebuah kaos tanpa lengan yang di padukan dengan jaket olahraga hitam. Kaki jenjangnya di balut celana olahraga ketat juga sepatu kets berwarna putih. Rambut panjang oranyenya ia ikat kebelakang, seperti ekor kuda yang oranye keemasan. Lisa baru saja selesai olahraga pagi, ia sedang berjalan pulang ketika secara tiba-tiba Jeon Somi muncul di hadapannya. Jeon Somi memakai sebuah blouse merah muda dengan rok berwarna senada, berdiri didepan gedung apartementnya ditemani seorang supir beserta mobilnya.
"Hai Lalisa Yang!" panggil Somi begitu melihat Lisa menghentikan langkahnya. Lisa tersenyum, kemudian berjalan menghampiri gadis itu dan menyapanya. Seakan Lisa sangat senang melihat kehadiran gadis kurus itu. "Sulit sekali menghubungimu setelah kejadian di pesta waktu itu,"
"Ah... Ada banyak hal yang harus ku urus setelah kejadian itu. Tapi omong-omong, ada perlu apa kau kesini?" tanya Lisa kemudian. Seharusnya Lisa menemui Somi besok, setelah Hyunbin dan Minhyuk selesai mengatur segala jenis "kebetulan" yang akan mempertemukan Lisa dan Somi, namun Jeon Somi sepertinya tidak dapat menunggu dan mencari Lisa lebih dulu.
"Aku mencarimu, tentu saja," ucap Somi yang kemudian mengambil selembar amplop di dalam tasnya. "Aku dengar kau putus dengan G Dragon. Aku baru tahu kalau kau berkencan dengannya kemarin, di beritahu Hanbin. Maaf karena tidak mengenalimu sebelumnya, tapi aku juga baru putus dari kekasihku. Jadi bagaimana kalau kita bersenang-senang dan menghibur diri? Ini, sangat sulit untuk bisa ke salon ini, bisakah kau menemaniku?" tawar Somi sembari memberikan sebuah amplop pada Lisa. Mirip seperti undangan, namun itu adalah alamat sebuah salon yang menawarkan layanan spa dan relaksasi untuk wanita.
"Kapan?" tanya Lisa sembari melihat isi amplop itu. Ada selembar kartu nama salon yang Somi bicarakan dan selembar kartu nama, milik Jeon Jungkook.
"Nanti sore," jawab Somi. "Aku menceritakanmu pada oppaku, aku bercerita padanya kalau beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita hebat dan dia membantuku mendapatkan reservasi di salon itu,"
"Ah... Kalau begitu kita akan bertemu dengan oppamu juga?"
"Saat makan malam? Tidak keberatan kan? Kemarin kau bilang ingin membantu oppaku,"
"Tentu! Kita bisa bertemu dengannya saat makan malam nanti, aku akan langsung ke salonnya nanti sore?"
"Ah begitu? Tidak ingin ku jemput saja?"
"Sepertinya akan lebih cepat kalau aku langsung kesana, siang ini aku ada janji dengan appaku,"
"Yang Hyunsuk?" tanya Somi sembari melirik sebuah gedung mewah di sebrang jalan dan Lisa mengangguk pelan sembari tersenyum. "Semakin di lihat kau semakin luar biasa... Putri seorang CEO terkenal yang justru masuk Angkatan Darat, benar-benar keren,"
Jeon Somi pergi setelah berbasi-basi dengan Lisa, gadis itu berpamitan dan meninggalkan Lisa di depan gedung apartementnya. Akan tetapi, baru saja Lisa berbalik matanya menangkap sosok Jiyong. Pria itu berdiri di depan pintu utama gedung apartement tempat tinggal Lisa dan memberi isyarat untuk Lisa agar segera mengikutinya masuk kedalam gedung.
Sepertinya sudah lama sejak terakhir kali Lisa bertemu Jiyong. Setelah ia menceritakan pada ayahnya kalau ia dan Jiyong sudah putus, ayah Lisa mengirim Jiyong ke LA untuk masalah pekerjaan mereka. Walaupun perintah itu hanya sebagai alasan agar Jiyong dan Lisa bisa sama-sama berfikir dengan tenang.
Lisa tidak mengatakan apapun sampai ia membuka pintu rumahnya kemudian memberi jalan masuk untuk Jiyong. Pria itu masuk lalu menutup pintu di belakangnya. Seakan tidak terjadi apapun sebelumnya, Lisa melangkah ke dapur dan membuka lemari esnya untuk mengambil sebotol air. Dan gadis itu hampir tersedak begitu merasakan tangan Jiyong menyentuh tangannya kemudian menarik Lisa agar menatap pria itu.
"Kenapa kau datang?" tanya Lisa, alih-alih meneguk sebotol air dingin setelah lari pagi, Lisa justru harus menelan air ludahnya sendiri. "Bukankah Chaerin masih membutuhkanmu di LA?"
Tanpa mengatakan apapun, Jiyong menarik Lisa mendekat, membuat gadis itu sedikit tersentak dan menjatuhkan botolnya karena sebuah ciuman tiba-tiba. Jiyong mencium Lisa, melumat bibir gadis itu namun dadanya terasa sangat nyeri ketika Lisa sama sekali tidak menanggapi ciumannya. Seperti batu, gadis itu hanya diam di tempatnya. Sama sekali tidak terlihat menikmati ciuman itu.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Lisa setelah Jiyong menjauh darinya. Pria itu terluka karena Lisa yang berada satu langkah di depannya terasa sangat jauh.
"Apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku? Aku tidak ingin hubungan kita berakhir seperti ini, aku minta maaf atas ucapanku di mobil tempo hari," ucap Jiyong yang menurunkan egonya. Jiyong rasa kali ini ia yang perlu mengalah, lebih dulu meminta maaf agar mereka bisa kembali bersama seperti yang di inginkannya.
Namun sepertinya Jiyong salah, alih-alih merasa tersentuh, Lisa justru tertawa.
"Ah maaf... Aku hanya sedikit terkejut mendengarnya. Tapi bagaimana oppa mendefinisikan maaf itu?" tanya Lisa yang kemudian membungkuk, mengambil botolnya yang tadi jatuh dan duduk di salah satu kursi meja makannya. "Melupakan segalanya dan pergi? Atau menjalani hidup seakan itu tidak pernah terjadi? Kalau iya, kurasa aku tidak bisa melupakan kesalahanku dan akan sulit untuk berpura-pura semua itu tidak pernah terjadi. Aku bukan Tuhan, aku tidak bisa memutar waktu untuk kembali,"
"Ya... Baiklah, apapun itu, entah memaafkanku atau tidak, tapi kita bisa memperbaiki ini kan? Memperbaiki hubungan kita, kau hanya perlu memberitahuku apa yang harus kulakukan,"
"Aku sudah memberitahumu," ucap Lisa, masih terlihat santai dan dingin sekaligus, seperti sebelumnya. "Tinggalkan aku, ada hal yang harus ku lakukan dan aku tidak bisa melakukannya kalau kau terus melakukan ini padaku. Tinggalkan aku, dan biarkan aku menjalani hidupku sendiri. Tinggalkan aku dan jalani hidupmu sendiri,"
"Baiklah, lakukan apa yang kau inginkan itu. Aku akan membiarkanmu melakukannya, tapi itu tidak berarti aku melepaskanmu. Aku hanya akan menunggu, sampai kau selesai melakukan apa yang kau inginkan itu. Ku beri waktu satu bulan untuk melakukan apa yang kau inginkan itu, dan begitu waktunya habis, aku akan menemuimu lagi," ucap Jiyong yang kemudian melangkah keluar dari apartement Lisa, namun di depan pintu apartement Lisa, ketika Jiyong membuka pintunya, ia melihat Minhyuk berdiri didepan pintu itu, hendak meraih tuas pintu juga.
"Oh, ada tamu?" ucap Minhyuk sedikit canggung, seharusnya ia tidak asal membuka pintu apartement Lisa hanya karena mengetahui kode pintunya. Sekarang ia justru merasa telah membuat Jiyong salah paham. "Lama tidak- baiklah, hati-hati di jalan," ucap Minhyuk ketika Jiyong hanya menatapnya dengan tatapan tajam kemudian berjalan meninggalkan apartement itu– dengan wajah marah.
"Dia sudah pergi?" tanya Lisa begitu melihat Minhyuk masuk dengan wajah bingung.
"Ya, apa yang terjadi? Kalian kembali berkencan?"
"Hhh... Syukurlah," gumam Lisa yang kemudian berdiri dan mengambil beberapa lembar foto yang tadi ia duduki. "Dia hampir melihat semua foto ini, sudah ku bilang untuk tidak meletakan hal-hal penting seperti ini di sembarang tempat," lanjutnya yang kemudian menaruh foto-foto Jungkook dan korbannya di atas meja.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Out
Fiksi PenggemarMereka kembali bertemu setelah sempat terpisah sejauh samudera. Malam-malam nostalgia terasa seperti mimpi indah namun tetap berakhir sebagai mimpi buruk, tapi tidak ada jalan keluar. Segalanya berakhir tanpa sebuah epilog.