***
Matahari telah berganti shift dengan bulan. Lisa sudah sangat lapar setelah menemani Somi berbelanja. Lisa pikir, menemani Jiyong berbelanja sudah yang paling melelahkan, namun ternyata menemani Somi adalah yang paling berat. Lisa sampai menyesal memakai sepatu hak tingginya karena Somi terus berjalan seakan kakinya terbuat dari besi. Somi tidak terlihat lelah bahkan ketika mereka tiba di sebuah restoran mewah. Somi bilang, kakaknya sudah membuat reservasi di restoran tersebut, namun ternyata restoran itu adalah restoran ramen milik teman dekat Jiyong– milik Seungri.
Dan Seungri ada disana.
Akan tetapi Seungri tidak punya kesempatan untuk bicara dengan Lisa, pria itu merasa tidak berhak mengganggu pertemuan Lisa dan hanya tersenyum ketika mereka tidak sengaja berpapasan. Namun pria itu tetap tidak tahan untuk menghubungi Jiyong dan memberitahu kalau Lisa ada disana. Sayangnya, ketika Jiyong datang dan ingin berjalan masuk, Hyunbin menahannya.
"Kau bilang akan memberinya waktu satu bulan," ucap Hyunbin yang menahan Jiyong didepan pintu masuk restoran itu. "Ini akan makan waktu lebih lama kalau kau terus muncul dan membuat Lisa terganggu, kau lupa? Kalau kau adalah kelemahannya,"
"Aku hanya ingin makan-"
"Sejak kapan kalian jadi dekat?" tegur Lisa, gadis itu bersandar di pintu masuk sembari menonton Jiyong dan Hyunbin yang sedang berdebat didepan pintu.
"Lisa-ya... Ini tidak seperti- kau mempercayaiku kan? Aku tidak-"
"Aku mempercayaimu oppa, rencanamu selalu berjalan dengan baik," potong Lisa membuat Hyunbin mengulurkan tangannya dan menarik Lisa untuk bicara berdua dengannya. "Aku mempercayaimu, tapi itu tidak berarti aku mau kau bodohi," lanjut Lisa yang enggan menerima uluran tangan Hyunbin. Gadis itu masih bersandar di pintu restoran sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Aku yang memintanya-"
"Terserah, lakukan apapun yang kalian mau. Tapi kalau kalian terus muncul seperti ini, semua yang ku lakukan bisa sia-sia. Kalau kau memang ingin melibatkannya, libatkan saja dia. Aku sama sekali tidak peduli. Tapi pastikan dia tidak akan mengacau," lanjut Lisa, gadis itu bicara pada Hyunbin dengan memotong ucapan Jiyong.
"Somi mendekat," suara Minhyuk kemudian menginterupsi keluhan Lisa. Menbuat Hyunbin bergegas berbalik kemudian melangkah pergi.
"Kenapa kau terus mengikutiku?" tanya Lisa, kali ini pada Jiyong yang jadi sedikit gugup. Karena Lisa terlihat benar-benar kesal, mungkin gadis itu merasa Hyunbin dan Minhyuk baru saja menghianatinya dengan merekrut anggota baru tanpa memberitahunya.
"Eonni, apa yang sedang kau- ahh... Baiklah, aku akan menunggu di dalam," ucap Somi ketika melihat Jiyong tengah berdiri di hadapan Lisa.
"Mungkin dia membiarkanmu terlibat karena merasa bersalah padamu. Tapi jangan salah paham, aku sama sekali tidak merasa bersalah padamu. Aku tidak akan membiarkanmu menggagalkan rencanaku,"
"Apa begitu caramu berterima kasih? Setelah ku selamatkan dari salon tadi?" balas Jiyong yang merasa sudah cukup mendapatkan perlakuan dingin Lisa. Yang paling banyak mencintai memang selalu menjadi yang paling banyak terluka. "Mungkin kau yang salah paham, aku hanya membiarkanmu melakukan apapun yang kau mau, itu tidak berarti aku akan berhenti menemuimu," ucap Jiyong yang kemudian melewati Lisa untuk masuk ke dalam restoran ramen itu dan langsung berjalan menaiki sebuah tangga, menuju lantai dua untuk menemui Seungri disana. Setidaknya keberadaan Seungri disana dapat menjadi alasan bagi Jiyong untuk tidak mengakui kalau ia mengikuti Lisa.
Malam itu, Lisa tidak berada dalam pantauan Jiyong. Jiyong merasa tidak ingin melihat Lisa setelah mendengar apa yang gadis itu katakan beberapa menit lalu. Jiyong terkenal dengan harga dirinya yang luar biasa. Pria itu punya ego yang membuatnya tidak ingin terlihat terlalu mengharapkan Lisa.
Masih sangat menyukai putri atasannya, bahkan setelah di campakan membuat harga diri pria itu terluka. Benar-benar terluka sampai membuat Jiyong menyesali semua yang pernah terjadi. Namun sialnya, luka dan penyesalan itu tidak lebih besar di banding rasa khawatirnya. Yang Hyunsuk tidak mengetahui apa yang terjadi, dan Jiyong pun tidak dapat memberitahunya. Hingga Jiyong merasa terbebani dengan apa yang di ketahuinya. Ia khawatir namun tidak bisa meminta orang lain untuk membantunya menyadarkan Lisa dan membuat Lisa berhenti.
Sementara itu, di salah satu meja dekat jendela, Lisa duduk bersebelahan dengan Somi dan dua pria duduk di hadapan mereka. Terasa seperti sebuah kencan ganda dan Lisa terlihat dapat memainkan bagiannya dengan sangat baik. Lisa, Somi, Jungkook dan Yoongi terlihat sangat menikmati makan malam itu.
"Bagaimana mereka bisa sangat cepat akrab begitu?" tanya Minhyuk yang sedang mengawasi Lisa dan tiga teman barunya dari CCTV di restoran ramen itu. Minhyuk sudah meretas komputer dan CCTV di dalam restoran itu sebelumnya.
"Lisa selalu begitu, dia selalu mudah berbaur," jawab Hyunbin yang juga mengawasi Lisa bersama Minhyuk di dalam mobil jeep mereka.
"Lalu kenapa dia merasa tidak bisa berbaur dengan Jiyong hyung dan teman-temannya?"
"Itu hanya alasan, Lisa selalu punya banyak alasan untuk menutupi kelemahannya,"
"Lisa benar-benar takut Jiyong hyung terluka? Karena itu Jiyong hyung menjadi kelemahannya?"
"Tanyakan saja sendiri padanya," jawab Hyunbin yang kemudian bersandar pada kursi mobilnya ketika melihat Lisa keluar dari restoran itu bersama Jungkook. "Tapi kurasa dia akan mengamuk sebelum kau sempat bertanya nanti,"
Sementara itu, di depan restoran, Lisa tengah tertawa ketika Jungkook sedang bicara. Keduanya terlihat seperti sepasang teman lama yang baru saja kembali bertemu setelah sekian tahun terpisah. Minhyuk dan Hyunbin bertanya-tanya, kemana mereka berdua akan pergi karena sejak tadi Lisa tidak menyebutkan lokasi apapun.
"Kemana kau akan pergi?" bisik Hyunbin sembari menekan tombol kecil pada earphone yang menghubungkan mereka saat itu. Namun Lisa mengabaikannya, seakan ia tidak berniat memberi jawaban apapun.
"Jadi apa yang senang kau lakukan akhir-akhir ini?" tanya Lisa pada pria di sebelahnya.
"Menembak," jawab Jungkook yang hampir selalu menjawab pertanyaan Lisa dengan satu dan dua buah kata, kemudian di selingi beberapa kekehan.
"Menembak? Sungguh?"
"Ya... Hehe,"
"Dimana kau melakukannya? Airsoft gun di Jeju?"
"Di Myeongdong,"
"Shooting Range di Myeongdong?" tanya Lisa dan Jungkook menganggukan kepalanya. "Kenapa kau belajar menembak?"
"Karena... Ingin?"
"Kau mau kesana sekarang? Bersamaku," tawar Lisa dan Jungkook terlihat sangat senang karenanya. Tidak banyak yang mau ia ajak ketempat berisik seperti itu, pikir Jungkook. "Bagus... Kalau begitu menyetirlah, aku tepat di sebelahmu," pinta Lisa sembari melemparkan kunci mobilnya pada Jungkook dan melangkah ke sebelah kanan mobilnya. Ke kursi penumpang di sebelah kiri. "Pergilah duluan dan siapkan tempatnya, kita dapatkan sidik jarinya sekarang," suruh Lisa dengan berbisik sembari melirik Minhyuk dan Hyunbin di mobil mereka. Gadis itu masuk ke dalam mobil tepat setelah matanya bertemu dengan mata Hyunbin.
"Bagaimana dia bisa melakukan itu?" tanya Minhyuk sembari buru-buru menyalakan mobilnya dan menyetir ketempat yang tadi Lisa sebutkan. "Bukankah seharusnya mereka berpisah sekarang?"
"Sedikit tekanan dapat membuat Lisa bekerja lebih cepat, lakukan saja... Kita ke Myeongdong dan dapatkan sidik jarinya. Kita pasti akan membutuhkannya," balas Hyunbin. Lisa seharusnya mendapatkan sidik jari Jungkook di pertemuan kedua mereka. Hari ini seharusnya ia hanya membuat Jungkook tertarik padanya. Hari ini, seharusnya Lisa tidak perlu pergi bersama Jungkook. Namun sepertinya keterlibatan Jiyong dalam rencana mereka membuat Lisa merasa harus bekerja lebih cepat.
Sekarang, Lisa masuk kedalam rencana Hyunbin.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Out
ФанфикMereka kembali bertemu setelah sempat terpisah sejauh samudera. Malam-malam nostalgia terasa seperti mimpi indah namun tetap berakhir sebagai mimpi buruk, tapi tidak ada jalan keluar. Segalanya berakhir tanpa sebuah epilog.