25

953 161 8
                                    

***

Dua belas tahun lalu, untuk pertama kalinya Jiyong bertemu dengan Lisa. Saat itu Jiyong sudah lama menjadi trainee di YG, namun ia sama sekali tidak tahu kalau CEO agensinya sudah menikah dan punya seorang putri. Dan untuk pertama kalinya, di sebuah malam bersalju, Yang Hyunsuk datang ke pesta Natal di rumah Jiyong bersama putrinya. Saat itu Lisa terlihat seperti seorang putri yang paling bahagia, ia sudah sangat lama tidak merayakan Natal bersama ayahnya dan walaupun pesta itu berada di rumah orang lain, Lisa menyukainya. Saat itu Lisa hanyalah seorang gadis remaja yang sama sekali belum tahu alasan kenapa orangtuanya selalu bertengkar dan kenapa akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai. Saat itu Lisa hanyalah seorang anak yang tinggal bersama ibunya, dan sesekali pergi berlibur kerumah ayahnya. Sedikit merepotkan karena kedua orangtuanya tinggal di kota yang berbeda, namun lama kelamaan Lisa menikmatinya.

Butuh bertahun-tahun sampai Jiyong akhirnya dapat mengencani Lisa. Pria itu berusaha mendekati Lisa, namun jarak membuat Lisa terus menolaknya. Lisa masih bersekolah di kota kelahiran ibunya sementara Jiyong tinggal dan trainee di Seoul. Lisa menjadikan semua yang terjadi dalam hidupnya sebagai alasan untuk menolak Jiyong. Hingga lima tahun lalu, Lisa tidak bisa lagi menolak Jiyong dan memutuskan untuk berkencan dengannya. Keduanya berkencan selama dua tahun, sampai akhirnya Jiyong melamar gadis itu. Bertahun-tahun mengejar Lisa, dua tahun mengencaninya dan tiga tahun bertunangan dengannya, sudah banyak sekali waktu yang Jiyong habiskan bersama wanita itu. Namun pada akhirnya, Lisa tetap mencampakannya. Sedikit ironis, untuk seorang Kwon Jiyong yang sebenarnya bisa mengencani siapapun. Tapi tidak ada yang bisa Jiyong lakukan ketika hatinya hanya menginginkan seorang wanita.

Kembali ke rumah pondok, Lisa menyelesaikan urusannya di depan komputer Minhyuk, gadis itu ingin menelpon Hyunbin namun kemudian Jiyong meminta Lisa untuk memijat punggungnya.

"Aku sudah mengurusmu selama lebih dari 24 jam terakhir, aku bahkan aku tidur di sofa, kau tidak mau melakukannya? Aku benar-benar tidak bisa tidur karena pinggangku sakit," ucap Jiyong sembari duduk di atas ranjang. Pondok itu tidak terlalu besar dan penuh, hanya ada beberapa barang sehingga seluruh suara yang dibuat disana dapat terdengar di seluruh sudut pondok.

"Ya ya ya... Aku akan melakukannya, setelah ini, tunggu sebentar," jawab Lisa sembari memutar bola matanya. Rasanya Jiyong benar, mereka seakan tengah kembali ke masa dimana hanya Jiyong yang menyukai Lisa. Ke masa sebelum mereka berkencan.

Lisa meraih handphonenya, membuat sebuah panggilan dan membuat Jiyong terpaksa harus menunggu.

"Ada apa? Keadaanmu memburuk?" tanya Hyunbin, suara pria itu terdengar memenuhi seluruh pondok ketika Lisa sengaja menyambungkan panggilan itu dengan speaker dari komputernya.

"Tidak, aku jauh lebih baik sekarang," jawab Lisa. "Dimana kau sekarang oppa? Rumah Jungkook?"

"Ya, tapi dia belum keluar. Rasanya aku ingin menembakan sebuah peluru ke rumahnya untuk membuatnya keluar,"

"Lakukan saja," jawab Lisa terdengar sangat santai. "Tapi kau tidak akan mendapatkan apapun. Kenapa kau memberiku obat tidur?"

"Agar kau beristirahat dan sembuh, kau sedang memprotes sekarang? Kau harus diam untuk beberapa waktu dan tidak ada yang bisa membuatmu diam selain obat tidur,"

"Bagaimana kalau itu juga terjadi pada Kim Jisoo?"

"Siapa dokter yang tidak bisa membedakan antara koma dan tidur?" jawab Hyunbin tidak terdengar tertarik. "Tunggu! Siapa dokter yang bertanggung jawab?"

"Dokter Kim Namjoon," jawab Lisa. "Tidak asing kan?"

"Kim Namjoon?! Salah satu teman dekat Jeon Jungkook, iya kan?"

"Ya, Kim Namjoon yang itu, ku pikir dia dokter bedah plastik karena Minhyuk bilang dia baru mendirikan sebuah klinik operasi plastik, tapi ternyata dia juga seorang dokter bedah umum. Bukankah mungkin kalau mereka memberi Kim Jisoo racun, agar dia tetap bungkam? Karena Kim Jisoo mungkin mengetahui apa yang terjadi pada Jennie dan Roseanne. Jeon Jungkook punya kebiasaan pamer yang sedikit aneh, mungkin saja dia memamerkan itu pada Jisoo ketika mereka sedang berkencan,"

"Aku akan pergi kerumah sakit dan mengeceknya," ucap Hyunbin disusul suara mesin mobil yang baru saja menyala. "Hubungi Minhyuk, minta dia mematikan CCTV rumah sakit,"

"Aku akan menyuruhnya menemuimu di rumah sakit," jawab Lisa yang kemudian mematikan panggilan itu dan berganti menghubungi Minhyuk. Butuh tiga puluh menit sampai Lisa selesai dengan kegiatannya. Gadis itu berjalan menghampiri Jiyong di dalam kamar namun Jiyong sepertinya sudah sangat lelah menunggu. Jiyong sudah terlelap di atas ranjang bagian bawah.

"Dia sangat mengganggu ketika bangun, tapi benar-benar manis saat tidur," gumam Lisa yang kemudian mengambil kotak obat di laci meja. Gadis itu lantas duduk di tepi ranjang, memangku kotak obatnya kemudian mencari koyo di kotak obatnya. Biasanya selalu ada koyo disana, untuk Hyunbin yang lelah setelah terlalu lama mengintai, atau untuk Minhyuk yang lelah setelah duduk lama di depan komputernya. "Maaf, aku tidak punya cukup waktu dan tenaga untuk mengurusi hubungan kita sekarang," gumam Lisa yang kemudian memasangkan koyo tersebut di punggung Jiyong.

"Aku juga tidak berharap kau mengerti atau mau menungguku. Aku sendiri tidak tahu bagaimana dan kapan masalah ini akan berakhir. Aku hanya ingin kau menjauh, tidak terlibat dan melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat. Sama sepertimu, sesekali aku juga merasa ingin berhenti. Sesekali aku merasa ingin menghilang begitu saja, mengulang semuanya dari awal dan berpura-pura tidak tahu. Tapi melarikan diri juga sama sulitnya dengan menyelesaikan ini. Mungkin aku akan menyesal dan membunuh diriku sendiri kalau aku tidak menyelesaikan ini sekarang," oceh Lisa sembari mengusap-usap punggung Jiyong yang tetap terlelap. Terlalu lelah untuk membuka matanya, terlalu lelah untuk mencerna dan menanggapi ucapan Lisa.

"Aku tidak pernah berhenti menyukaimu, oppa," gumam Lisa kemudian, kali ini ia menggerakan tangannya untuk mengusap rambut Jiyong. "Aku tidak berhenti mencintaimu. Aku hanya... Tidak cukup tega untuk membawamu jatuh dan hancur bersamaku. Katanya cinta itu adalah berbagi suka-duka, senang dan susah. Tapi bagaimana aku bisa membiarkan seseorang yang ku cintai kesusahan? Bukan karena aku tidak mempercayaimu... Aku hanya tidak sanggup melihatmu kesusahan, mengertilah..."

***

The Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang