6

1.3K 221 6
                                    

***

Di pesta itu, Jiyong sibuk menyapa teman-temannya kemudian mengenalkan Lisa pada semua orang yang mereka temui. Sementara Lisa hanya tersenyum dan sesekali menanggapi pembicaraan orang-orang itu.

"Kenapa kau sangat pendiam? Acaranya membosankan?" tanya Jiyong sembari berdiri di sebelah Lisa, merasakan pelukan Lisa di lengannya.

"Anniyo," jawab Lisa yang kemudian mengeratkan pegangannya di lengan Jiyong. "Hanya saja, beberapa orang terlihat mencurigakan, mereka tidak asing untukku,"

"Bukankah sudah jelas? Kau pasti pernah melihat mereka di TV dan ada banyak artis YG disini," ucap Jiyong sembari melirik menunjuk beberapa orang yang mungkin Lisa kenal seperti Kim Hanbin, Kim Bobby dan Song Mino. Seharusnya ada lima orang member Big Bang juga disana, sebagai bagian dari undangan VIP. Namun Taeyang, Daesung dan Seungri belum menyelesaikan tugas mereka dan hanya Choi Seunghyun yang sekarang terlihat tengah bicara bersama beberapa orang produser film terkenal.

"Anniyo, bukan mereka yang ku bicarakan, tapi pria-pria yang berpakaian seperti petugas keamanan," ucap Lisa yang kemudian melirik Minhyuk dan Hyunbin di sudut ruangan. "Aku ingin ketoilet lagi, tunggu disini ya?" pinta Lisa dan sama sekali tanpa curiga Jiyong mengiyakannya.

Di jalannya ke toilet, Lisa sengaja melewati Hyunbin, gadis itu merasakan suasana lain disana. Suasana yang tidak mereka rencanakan sebelumnya. Ada beberapa agen dari Badan Intelejen Negara yang berpakaian seperti penjaga kemanan disana. Agen yang bukan datang untuk timnya.

"Ada yang salah disini," bisik Lisa ketika ia kembali melewati Hyunbin. Hyunbin tidak memberinya jawaban, pria itu hanya berjalan melewati Lisa kemudian berdiri didepan Minhyuk. Meminta wine sekaligus menyuruh Minhyuk mencari tahu apa yang sedang terjadi di pesta mewah itu.

Di depan toilet, kini Lisa bisa menjalankan misinya. Gadis itu menyapa Kim Hanbin di depan toilet, sekedar berbasa-basi sebentar kemudian melangkah masuk ke toilet. Lisa sengaja bersikap seolah dekat dengan Hanbin untuk menarik perhatian Jeon Somi, yang menurut informasi sedang mencoba mendekati Hanbin.

Di toilet, Lisa tengah mencuci tangannya ketika seorang gadis bergaun biru menghampirinya, Jeon Somi. Gadis itu berdiri di sebelah Lisa kemudian merapihkan make upnya disana.

"Boleh aku meminjam lipstikmu?" tanya Lisa sembari menoleh dan tersenyum pada Somi. "Aku meninggalkan milikku di mobil,"

"Oh tentu," jawab Somi sembari memberikan lipstiknya pada Lisa. "Aku baru melihatmu disini, apa kau baru akan debut?"

"Hm... Tidak," jawab Lisa kemudian. "Aku datang dengan kekasihku,"

"Ah... Siapa kekasihmu? Dia pasti orang terkenal, karena di undang kesini. Namaku Jeon Somi. Aku datang untuk menggantikan oppaku, oppaku sedikit pemalu sehingga ia tidak bisa datang ke acara seperti ini,"

"Oh ya? Aku juga sangat pemalu, dulu... Tapi setelah mengikuti beberapa terapi aku bisa lebih percaya diri. Kau tahu kan? Kita tidak boleh menjadi seorang pemalu di bisnis ini, kau bisa menghubungiku kalau oppamu mungkin butuh saran beberapa psikiater hebat," ucap Lisa yang kemudian meraih handphone Somi dan mengetikkan nomor telponnya disana. "Aku tidak membawa kartu namaku, tapi kau bisa menyimpan nomorku, aku tahu bagaimana sulitnya menjadi pemalu seperti oppamu," ucap Lisa sembari menelpon nomornya sendiri melalui handphone Somi.

"Bagaimana aku harus menyimpan nomor telponmu?" tanya Somi, yang sebenarnya tidak benar-benar penasaran. Gadis itu tersenyum namun tidak mempercayai Lisa dan berfikir kalau gadis di hadapannya hanyalah seorang penjilat yang mengharapkan kerja sama. Seperti beberapa pengusaha kecil lainnya, yang masuk setelah menyuap petugas kemanan.

"Lalisa Yang," jawab Lisa sembari tersenyum pada Somi. Somi balas tersenyum, rasanya nama itu tidak asing bagi Somi namun ia tidak dapat mengingat siapa itu Lalisa Yang. "Kalau begitu aku permisi," ucap Lisa yang kemudian melangkah keluar dari toilet itu.

Baru beberapa langkah dari toilet, seorang pria menarik gadis itu sampai ke pintu tangga darurat di sebelah toilet. Lisa sempat terkejut, namun ia tidak bisa berteriak ketika melihat seorang yang menariknya, Yook Seungjae.

"Apa yang kau lakukan disini?" bisik Seungjae begitu Lisa terlihat sedikit lebih tenang. "Hyunbin hyung juga ada disini?"

"Lepaskan aku," pinta Lisa sembari mendorong Sungjae untuk menjauhinya. "Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan disini?"

"Kau masih mengincar Asisten Jeon? Sudah kubilang kau harus ber-"

"Aku tidak bisa berhenti," ucap Lisa kemudian. "Dia membunuh eommaku, dia membunuh ketua timku, dia membunuh seluruh temanku, aku tidak bisa berhenti sekarang dan kalau kau disini untuk menghentikanku, lebih baik menyerah saja," sinis Lisa yang kemudian mendorong Sungjae menjauhi pintu dan melangkah keluar dari tangga darurat itu.

"Kalau begitu maumu, kalian harus pergi dari sini," ucap Sungjae di balik punggung Lisa. "Ada beberapa bom disini, informasinya terlambat dan pihak penyelenggara tidak bisa menghentikan acara ini begitu saja. Kami masih diam-diam mencari bom itu. Kalian harus pergi kalau tidak ingin mati sebelum menyelesaikan rencana kalian,"

Pria itu Yook Seungjae, seorang agen yang bekerja di bawah Agen Robin. Kejadian tahun lalu, selain membuat Agen Robin dinyatakan tewas, juga membuat Yook Sungjae menjadi ketua tim menggantikan Agen Robin. Dan baru saja, Agen Yook memberitahu Lisa kalau gedung mewah tiga lantai itu akan di ledakan oleh seseorang yang belum di ketahui.

"Pergi dari sini, ada bom disini," bisik Lisa pada Minhyuk ketiga gadis itu melewati si pelayan pengantar wine. "Aku akan menyelesaikan sisanya sendiri, pergi dan tunggu saja," lanjut Lisa sembari memasukan handphonenya kedalam saku celana Minhyuk dan melangkah menghampiri Jiyong sembari tersenyum anggun seperti sebelumnya.

Lisa kembali memeluk lengan Jiyong, gadis itu melihat kalau Hyunbin dan Minhyuk sudah diam-diam pergi dari sana. Rencana mereka bisa hancur berantakan kalau ada seseorang yang menyadari keberadaan Hyunbin disana. Setidaknya Lisa sangat yakin kalau Yook Sungjae dan anak buahnya tidak akan membiarkannya terluka.

Di tempat lain, Minhyuk dan Hyunbin berjalan keluar dari gedung mewah itu. Keduanya berjalan ke tempat parkir, menuju mobil mereka untuk melarikan diri. Hyunbin memarikir mobilnya tidak jauh dari mobil Jiyong, hingga pria itu dapat meninggalkan sebuah senjata di bagian bawah mobil Jiyong tepat sebelum pergi. Selalu ada tempat-tempat rahasia yang sudah mereka sepakati sebelum memulai misi, untuk berjaga-jaga jika mereka terdesak.

"Bagaimana bisa kita meninggalkan Lisa?" tanya Minhyuk tidak percaya kalau ia harus meninggalkan Lisa ditempat yang penuh dengan musuh. Kalau sampai Asisten Jeon tahu Lisa masih hidup dan bersedia menjadi saksi atas kasus korupsinya, Asisten Jeon itu pasti tidak akan segan membunuh Lisa. "Bagaimana kalau ada agen yang mengenali dan mengangkapnya?"

"Ada G Dragon di sana," jawab Hyunbin berusaha tetap tenang walaupun sebenarnya ia juga sedikit khawatir. Bom bukan sesuatu yang mudah dan menyenangkan untuk Lisa, walaupun gadis itu sudah berkali-kali berhubungan dengan bom. "Lisa akan pergi bersama G Dragon. Dia tidak mungkin meninggalkan G Dragon disana, tidak kah kau mengerti? Lisa dan G Dragon benar-benar bertunangan. Hubungan itu tidak termasuk dalam rencana kita,"

"Sungguh? Tapi-"

"Selesaikan saja pekerjaanmu, kita tidak disini untuk membicarakan masalah pribadinya," potong Hyunbin yang dapat dengan mudah membawa mobil mereka pergi dari tempat itu.

***

The Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang