21

994 161 1
                                    

***

Tiba di Myeongdong, menghentikan mobilnya di depan pintu kemudian berjalan bersebelahan untuk masuk kedalam bangunan yang dapat meredam suara tembakan. Jungkook mengembalikan kunci mobil Lisa kemudian membukakan pintu untuk gadis itu. Terlihat sangat biasa namun semuanya terasa sudah di atur bagi Lisa.

"Tolong parkirkan mobilku," pinta Lisa pada seorang petugas keamanan di depan pintu masuk– Lee Minhyuk.

"Ne... Lama tidak bertemu Sersan," sapa pria itu membuat Jungkook mengembangkan sebuah senyuman bangga yang terasa sedikit aneh, bagi Lisa maupun Minhyuk. Keduanya tidak mengerti kenapa Jungkook terlihat merasa sangat bangga hanya karena berdiri di sebelah Lisa.

"Ne lama tidak bertemu," balas Lisa yang kemudian berjalan ke reseptionis bersama Jungkook.

"Tunggu sebentar, kami akan menyiapkan tempatnya," ucap si reseptionis setelah Jungkook memesan dua bilik bersebelahan. Sembari menunggu, Jungkook berjalan ke arah dinding, memperhatikan satu persatu pajangan disana kemudian berhenti didepan sejumlah foto.

"Kau sering kesini, dulu?" tanya Jungkook dan Lisa menghampirinya, hanya untuk mengetahui apa yang tengah Jungkook lihat.

"Ya, aku sering kesini dulu,"

"Berkencan?" tanya Jungkook sembari menunjuk sebuah foto, foto Jiyong. Lisa benar-benar lupa kalau Jiyong pernah di foto disana. Kalau Jiyong pernah datang kesana dan berfoto bersama salah satu instruktur di tempat itu.

"Kurasa saat itu hanya latihan untuk keperluan pekerjaannya," jawab Lisa sembari mengangkat bahunya.

"Apa dia hebat?" tanya Jungkook kemudian. "Sehebat apa dia? Kudengar saat kejadian di pesta tempo lalu, kau memberinya sebuah senjata sungguhan,"

"Bagaimana mengatakannya? Dia belajar dengan cepat," jawab Lisa yang kemudian menoleh pada si reseptionis yang kembali untuk mengantarkan rompi anti peluru mereka. Tetap harus ada perangkat keamanan disana, walaupun tamunya seorang tentara sekalipun. "Sudah berapa lama kau menembak disini?"

"Sekitar satu bulan belakangan ini? Aku tertarik setelah mendengar cerita Somi mengenai pesta itu,"

"Jadi... Sudah berapa kali kau menembak?" tanya Lisa sekali lagi, namun kali ini gadis itu membuat Jungkook merasa seperti tersengat listrik. Pasalnya, tanpa aba-aba sebelumnya, Lisa tiba-tiba saja mendekat pada Jungkook dan membantu pria itu dengan rompi anti pelurunya. "Kau ingin aku memberimu beberapa tips atau menilai kemampuanmu?"

"Tidak bisakah aku mendapat keduanya?" tanya Jungkook sembari melangkah mundur kemudian berpura-pura melihat sesuatu di handphonenya– untuk menyembunyikan wajahnya yang sedikit merona karena sikap tidak terduga dari Lisa.

"Tentu, tapi akan ku beritahu sebelum kau kecewa, bahu kananku sedang cidera," jawab Lisa yang kemudian mengajak Jungkook untuk segera masuk. Hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengisi pistol mereka dengan peluru. Lisa hanya butuh waktu beberapa detik untuk mengisi miliknya. Tangannya dapat bergerak dengan sendirinya, tanpa perlu mengingat-ingat bagaimana caranya. "Perlu ku bantu? Begini, agar lebih cepat," ucap Lisa yang kemudian menyentuh tangan Jungkook dan, mengarahkan dan membantu tangan itu memasukan pelurunya. "Kalau dalam situasi sungguhan, kau bisa mati karena terlalu lama mengisi ulang pelurunya,"

"Ah... Yang berpengalaman memang berbeda," komentar Jungkook yang merasa tangannya mulai basah sekarang.

"Biasanya berapa peluru yang berhasil mengenai target?"

"Sepuluh,"

"Dari lima belas?" tanya Lisa dan Jungkook mengangguk. "Woah... Kau berbakat, Jiyong butuh berbulan-bulan untuk bisa melakukannya," ucap Lisa yang kemudian membuat Jungkook mengembangkan senyumnya. Terlihat sangat sombong, namun Lisa rasa ia bisa terus memujinya untuk menumbuhkan rasa percaya diri pria itu dan kemudian menjeratnya.

The Way OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang