***
Dua minggu berlalu, Lisa, Minhyuk dan Hyunbin melakukan semua yang mereka bisa. Mulai dari mendekati Jungkook untuk mencari dimana uangnya, mencari bukti kalau Jungkook telah meracuni Kim Jisoo, dan tentunya mengancam asisten Jeon dengan putranya yang menjadi sandera. Minhyuk dan Hyunbin memakai kasus Kim Jisoo sebagai ancaman bagi Jungkook, agar Lisa bisa terlihat mendukungnya dan Jungkook jadi lebih cepat mempercayai Lisa.
Dalam proses tersebut, ternyata Jiyong cukup berguna. Pria itu berhasil membujuk orangtua Jisoo untuk menuntut Jungkook. Mereka memakai tuntutan itu sebagai sebuah umpan. Umpan agar Jungkook meminta bantuan Lisa, si anak CEO YG Entertainment.
"Orangtua seorang traineeku menuntutku," cerita Jungkook malam ini. Ia menggigit umpannya. Malam ini, Lisa berkunjung ke rumah Jungkook, tanpa earphone, tanpa di pantau dua temannya. Gadis itu hanya membawa handphone serta beberapa benda kecil di dalam tasnya.
"Seorang trainee di agensimu?" tanya Lisa, tangannya bergerak meraih sebuah gelas di depannya, memutar gelas itu dengan lembut kemudian menghirup aroma wine di dalamnya. Ini sudah kali keempat Lisa minum bersama Jungkook, namun kali pertama gadis itu berkunjung kerumah Jungkook. "Ada masalah apa?"
"Gadis itu terlibat kecelakaan. Aku sudah memberi mereka banyak sumbangan, sebagai seorang CEO untuk traineenya. Tapi mereka justru menuntutku dan mengatakan kalau aku yang menyebabkan kecelakaan itu, mereka juga bilang kalau aku meracuni gadis itu dan membuatnya koma,"
"Mereka punya bukti?" tanya Lisa dan Jungkook hanya diam, menatap lekat-lekat gadis di hadapannya. "Apa yang perlu di khawatirkan? Kalah mereka tidak punya bukti?"
"Mereka punya bukti,"
"Sekuat apa buktinya?" tanya Lisa yang sama sekali tidak menyinggung mengenai kebenarannya. Lisa sudah tahu kebenaran yang terjadi, untuk apa lagi ia bertanya pada pria yang sudah pasti berbohong padanya.
"Entahlah, kurasa bukti itu cukup untuk membuat kejaksaan mengirim surat tuntutan ke kantorku,"
Lisa tertawa. Tawa renyah yang membuat Jungkook menaikan sebelah alisnya.
"Kau harus tahu sekuat apa musuhmu, sebelum melawan mereka. Jangan terlibat dalam pertarungan yang tidak bisa kau menangkan," ucap Lisa yang kemudian menaruh gelasnya. "Jelaskan situasinya, aku akan membantumu,"
"Kau akan membantuku? Bagaimana?"
"Tegantung bagaimana situasimu," balas Lisa. "Kalau situasinya memungkinkan, aku bisa membuatmu menghindari tuntutan itu tanpa perlu menginjakan kaki di kejaksaan,"
"Gadis itu terlibat kecelakaan, setelah bertemu denganku. Sebuah kasus tabrak lari dan sekarang ia koma di rumah sakit. Aku sudah memberi banyak uang untuk keluarganya, untuk membantu pengobatan gadis itu. Tapi sekarang mereka menuntutku. Mereka bilang aku penyebab kecelakaan itu, mereka bahkan bilang kalau aku meracuni gadis itu dan membuatnya koma," cerita Jungkook yang lagi-lagi mengembangkan senyum Lisa.
"Berapa banyak yang mereka inginkan? Sebagai kompensasi dan syarat berdamai?"
"Bukan jumlah yang sedikit," ucap Jungkook yang kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah ke dekat jendela. "Tapi bukan itu masalahnya. Aku bisa memberikan mereka uang itu, tapi aku tidak ingin datang ke pengadilan dan masuk berita, aku juga tidak ingin menemui mereka,"
"Ingin aku mengenalkanmu pada seorang pengacara?" tanya Lisa dan setelah beberapa menit tarik ulur, akhirnya Jungkook setuju untuk menemui pengacara yang Lisa tawarkan. "Pengacara ini yang selalu membereskan seluruh masalah di agensi appaku. Dia benar-benar... Seperti peri? Yang akan mengabulkan semua keinginanmu,"
"Berapa harga dari bantuan ini?" tanya Jungkook sembari menoleh dan menatap Lisa yang tetap duduk di tempatnya. "Aku yakin kau tidak akan melakukannya dengan cuma-cuma,"
"Tentu saja," balas Lisa yang kemudian bangkit dari duduknya. "Aku ingin kembali bekerja, tapi sedikit memalukan kalau aku kembali ke jabatanku-"
"Kau ingin aku mengenalkanmu pada appamu?" tanya Jungkook dan Lisa mengembangkan senyumnya.
"Bukankah ini transaksi yang adil? Aku akan mengenalkanmu pada seorang pengacara hebat dan kau akan mengenalkanku pada appamu,"
"Lalu setelah itu? Appaku bukan orang yang mudah di bujuk, dia mungkin tidak akan mau membantumu,"
"Tentu saja harus begitu, kalau dia mudah dibujuk, dia tidak akan punya anak sekaya ini,"
"Semua ini miliknya... Dia hanya meminjam namaku, karena tidak ingin keluar dari pekerjaannya," balas Jungkook yang Lisa balas dengan sebuah anggukan dan senyuman kecil. Tentu saja Asisten Jeon– ayah Jungkook– tidak akan mau melepaskan pekerjaan yang membuatnya dapat menyimpan banyak sekali uang.
Sementara Lisa menghabiskan waktunya bersama Jungkook, Jiyong justru berada di kediaman dokter Lee Changsub. Pria itu tidak sengaja bertemu dengan Minhyuk di rumah sakit tempat Kim Jisoo di rawat. Minhyuk diam-diam untuk mengambil sampel darah Jisoo dan memastikan adanya racun disana, sementara Jiyong datang kerumah sakit untuk menjenguk Jisoo.
"Bagaimana kabar Lisa?" tanya Jiyong sembari menunggu Changsub selesai. Untuk kali pertama, Jiyong akhirnya bisa masuk kekamar Changsub dan melihat seluruh peralatan laboratorium milik dokter itu. Pantas saja ia tidak mengizinkan pasiennya masuk ke dalam kamarnya dan menyuruh mereka tidur di sofa. "Sudah lama aku tidak melihatnya, mungkin seminggu?"
"Delapan hari," ralat Minhyuk. "Satu minggu kemarin, Lisa dan Hyunbin hyung pergi keluar kota, mencari uang Jungkook,"
"Wah... Sebentar lagi kita gajian?" tanya Changsub sementara Jiyong hanya diam, menunggu sebuah penjelasan.
"Lisa akan memberikan bagianmu dalam beberapa hari kedepan, misi ini akan selesai sebentar lagi," jelas Minhyuk. "Hanya saja, perasaanku tidak enak. Misi kali ini tidak seperti misi-misi sebelumnya,"
"Kenapa begitu? Misi ini lebih sulit?" tanya Changsub sembari terus melakukan pekerjaannya. Hanya ia yang bekerja, sementara Minhyuk dan Jiyong hanya menunggu.
"Ya," jawab Minhyuk. "Ada banyak sekali yang mereka berdua sembunyikan dariku. Mereka sering membuat rencana berdua, tanpa melibatkanku. Lalu muncul seorang pria yang mengancam agar misi ini selesai dalam satu bulan dan sekarang sudah masuk minggu ketiga tapi rasanya misinya belum selesai. Ditambah Lisa yang ternyata mengenal Kim Jisoo tanpa memberitahu kami, banyak sekali yang mereka sembunyikan sampai aku rasa... Misi kali ini hanya misi mereka berdua,"
"Kalian sudah mendapatkan uangnya kan?" tanya Jiyong dan Minhyuk mengangguk. Hyunbin sedang dalam perjalanan membawa uang itu sekarang. Segudang uang yang di sembunyikan di sebuah bangunan kecil di tengah ladang soba. Tidak ada yang mengira kalau di bangunan rapuh itu tersimpan gunungan uang hasil korupsi. "Lalu apa lagi? Hanya perlu beberapa waktu sampai Jungkook menyadarinya,"
"Ya, tapi Hyunbin hyung tidak mengambil bagian dari uang itu, Lisa juga tidak," jawab Minhyuk. "Keamanan di tempat itu benar-benar ketat, memang di gudang pupuk ladang soba, tapi uangnya di simpan di ruang bawah tanah yang... Butuh banyak kunci untuk membukanya. Hyunbin hyung memang sudah keluar dari tempat itu sekarang, Lisa benar-benar mendapatkan semua kuncinya. Tapi Hyunbin hyung tidak mengosongkan tempat itu. Mereka meninggalkan bagian mereka disana, seakan ingin mengatakan kalau mereka akan berhenti dan menghilang,"
"Lisa memang begitu," jawab Jiyong. "Dia selalu menyembunyikan sesuatu. Tapi apa kau tidak ingin berhenti menipu?"
"Tidak," ucap Minhyuk yang kemudian bangkit dan berjalan menghampiri Changsub. "Aku bisa mendapatkan uang dan mengirim orang jahat ke penjara melalui pekerjaan ini. Tentu saja menipu orang jahat tidak di benarkan, tapi kau tidak selalu bisa menangkap orang jahat dengan berbuat baik pada mereka,"
"Aku harap Lisa akan berhenti melakukan itu," balas Jiyong. "Aku harap Lisa akan berhenti menipu dan kami bisa menikah,"
"Apa kau pikir Lisa akan menikah denganmu kalau dia berhenti?" tanya Changsub. "Tidakah kau tahu? Kalau Lisa adalah tipe orang yang akan menyerahkan dirinya dan mendapatkan hukuman atas kesalahannya? Saat dia memutuskan berhenti, aku sangat yakin dia akan menyerahkan diri,"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Out
أدب الهواةMereka kembali bertemu setelah sempat terpisah sejauh samudera. Malam-malam nostalgia terasa seperti mimpi indah namun tetap berakhir sebagai mimpi buruk, tapi tidak ada jalan keluar. Segalanya berakhir tanpa sebuah epilog.