***
"Mungkin aku tidak akan semarah ini, kalau hanya mereka yang kau jadikan korban. Tapi kenapa kau menjadikan eommaku korban juga? Dia tidak mengetahui apapun... Bagaimana kalau anakmu yang ku jadikan korban sekarang?" ucap Lisa yang mengejutkan dua pria di dalam ruangan itu. Jiyong dan Jungkook, sementara Asisten Jeon sama sekali tidak terlihat terkejut. "Kau... Seharusnya membunuhku lebih dulu selagi punya kesempatan, aku tidak keberatan," gumam Lisa yang kemudian bangkit dan menghampiri Jungkook. Gadis itu ingin melampiaskan emosinya pada seorang pria yang masih membeku di tempatnya. "CEO Jeon Entertainment, meninggal setelah menghilangkan uang korupsi ayahnya. Bukankah itu judul berita yang menarik?"
"Lisa- Sersan Yang, apa yang harus ku lakukan agar kau memaafkanku? Tolong jangan-"
"Entahlah," potong Lisa. Gadis itu berjongkok di sebelah Jungkook kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Jungkook berdiri.
"Lepaskan tanganmu darinya, sayang," ucap Jiyong ikut menginterupsi. "Dia sudah membuat seorang juniorku terbaring koma di rumah sakit, aku tidak tahan melihatmu terus menyentuhnya," pria itu terkejut namun tidak ingin menunjukan rasa terkejutnya.
"Sersan Yang... Apa yang harus ku lakukan agar kau-"
"Tanyakan sendiri pada eommaku, bagaimana caranya agar kau bisa di maafkan," potong Lisa yang kemudian menendang Jungkook, karena pria itu hendak menyerangnya. Jiyong sempat melangkah maju, ketika melihat Jungkook akan mencekik Lisa, namun rasanya tidak perlu. Sebuah rasa sakit yang sudah Lisa torehkan pada Jungkook membuat pria yang selalu di manja itu kehilangan taringnya. "Kau masih berani melukaiku? Oh ayolah! Kau hanya pria manja yang tidak dapat melakukan apapun tanpa orang lain! Lupakan tentang semua olahraga yang kau lakukan! Bela diri? Menembak? Apa yang akan kau lakukan dengan kemampuanmu menembak? Kalau kau masih selalu membeku setiap kali eomma-appamu mabuk dan memukulimu! Bajingan menjijikan," marah gadis itu sembari menginjak Jungkook yang tersungkur di lantai.
Seperti kata Lisa, Jungkook tidak berkutik setiap kali harus berurusan dengan seorang yang menurutnya lebih kuat. Sejak kecil, Jungkook selalu menjadi pelampiasan emosi kedua orangtuanya. Setiap kali ibu dan ayahnya mabuk, kemudian bertengkar, Jungkook yang harus menanggung semua siksaannya. Memang kasihan, namun setelah besar, Jungkook pun tumbuh menjadi seorang yang sama persis dengan orangtuanya. Saat mabuk, Jungkook selalu melampiaskan emosinya pada orang-orang yang lebih lemah darinya– dalam kasus ini Kim Jennie, Roseanne Park dan Kim Jisoo. Namun dalam situasi ini, Lisa terlihat sangat kuat bagi Jungkook. Wanita itu terlihat seperti ibunya ketika mabuk. Sehingga, walaupun saat ini ia sangat ingin melindungi dirinya sendiri, melindungi ayahnya, dan terlihat kuat, tubuh Jungkook sama sekali tidak bereaksi. Pria itu sudah terbiasa diam dan bertahan setiap kali ibunya mabuk dan mulai memukulinya.
"Hentikan!" pinta Asisten Jeon, ia memang memukuli putranya, namun sebagai seorang ayah, ia tetap tidak ingin melihat putranya membeku tidak berdaya di tangan orang lain. "Aku minta maaf, untuk apa yang terjadi pada eommamu! Aku minta maaf... Aku akan mengatakan yang sebenarnya... Sekarang aku mengerti bagaimana rasanya- maaf- aku minta maaf," bujuk Asisten Jeon ketika Lisa menodongkan senjatanya tepat di kepala Jungkook.
"Waktu kita sudah hampir habis, dia bilang, dia akan mengatakan yang sebenarnya... Ayo pergi," ucap Jiyong sembari menyentuh bahu Lisa. Pria itu memakai sebuah earphone kecil yang Hyunbin berikan dan berkomunikasi dengan Hyunbin yang mengawasi dari gedung sebrang. Hyunbin meminta Jiyong berada disana untuk menggantikan Minhyuk memberi tanda pada Lisa kalau waktu mereka habis. Dalam rencananya, Lisa hanya akan mengancam Asisten Jeon untuk mengakui kesalahannya– menggunakan Jungkook. Namun gadis itu ternyata menyimpan rahasia lain, kini Lisa sama sekali tidak tersentuh, bahkan oleh Jiyong sekalipun.
"Mengatakan yang sebenarnya?" gumam Lisa yang semakin menekankan ujung pistolnya di kepala Jungkook. "Kau mau tahu apa yang sebenarnya terjadi? Kenyataannya... Aku lah yang membunuh eommaku. Aku yang memintanya menyimpan file itu, demi keselamatanku. Eomma hanya berusaha membantuku, tapi akhirnya ia meninggal. Inilah kebenaran yang sebenarnya, apa kau mengerti?" ucap Lisa sembari menatap Jiyong dengan matanya yang berkaca-kaca. Kini Jiyong tahu alasan kenapa Lisa sangat ingin menyelesaikan semua misi ini. Namun belum sempat Jiyong berkomentar, Lisa yang sempat kehilangan fokus karena ceritanya itu cukup tersentak dengan gerakan tiba-tiba dari Jungkook.
Bermodal sedikit celah di fokus Lisa, Jungkook memukul tangan gadis itu dan membuat Lisa menjatuhkan senjatanya. Senjata Lisa jatuh dan Jungkook bergegas mengambilnya, Jungkook hampir bisa mengatasi kelemahannya, hampir bisa menunjukan kemampuan bertahan hidupnya, namun gerakannya ternyata kalah cepat dengan peluru dari pistol di tangan Jiyong. Jiyong menembak Jungkook, tepat di punggung tangannya, membuat Jungkook lantas menjerit kesakitan sementara Asisten Jeon langsung bangkit hendak menghampiri putranya.
"Duduk!" marah Jiyong, perasaan pria itu benar-benar kacau sekarang. Pengakuan Lisa, deru nafas dari Asisten Jeon yang terdengar sangat berat, serta jeritan Jungkook yang kesakitan membuat kepala Jiyong berdenyut. "Ku bilang duduk!" serunya sekali lagi sembari mengarahkan pistolnya pada Asisten Jeon. "Kita harus pergi sekarang, atau kau akan-"
"Kita harus mati dan bertanya pada eommaku, apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan maafnya," ucap Lisa yang memotong ucapan Jiyong dengan sebuah gerakan cepat. Lisa merebut pistol di tangan Jiyong dan mengarahkannya pada Asisten Jeon. "Kau mau mati lebih dulu atau melihat putramu mati lebih dulu? Tentu saja kau harus melihat putramu mati lebih dulu, agar kau tahu bagaimana rasanya kehilangan,"
Suara senjata yang memuntahkan pelurunya kembali terdengar. Lampu dalam gedung itu padam, dan suara tembakan lainnya terdengar saling menyusul. Teriakan kesakitan kembali terdengar, menyusul kencangnya suara peluru yang keluar dari selongsongnya. Hyunbin tahu, kalau Lisa punya urusan yang harus ia selesaikan dengan Asisten Jeon– orang yang telah membunuh ibunya, dan membuat kematian itu menjadi kematian karena serangan jantung. Pria itu bekerja sama dengan Agen Badan Intelejen– Agen Yook serta beberapa Agen lainnya– namun dengan sengaja memberikan Lisa waktu untuk menyelesaikan urusannya. Ia bahkan meminta Jiyong berada disana, untuk membawa Lisa keluar begitu waktu mereka habis– sebelum Agen-Agen Badan Intelejen mengambil alih dan menangkap Asisten Jeon. Hyunbin pikir, Jiyong akan cukup berguna, karena Lisa pasti akan melindungi dan menuruti Jiyong, namun sepertinya pria itu salah. Keberadaan Jiyong, sama sekali tidak merubah apapun. Mereka tetap kehabisan waktu.
***
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Out
أدب الهواةMereka kembali bertemu setelah sempat terpisah sejauh samudera. Malam-malam nostalgia terasa seperti mimpi indah namun tetap berakhir sebagai mimpi buruk, tapi tidak ada jalan keluar. Segalanya berakhir tanpa sebuah epilog.