[Reader 1∅] [Cahaya Biru]

25 1 0
                                    

Iries.

08.30.

Jalanan Kota kehilangan kehidupan, hanya ada segelintir orang yang berjalan, sisanya adalah beberapa Prajurit Kerajaan, dan Crossed yang tengah berpatroli, terlihat mereka membawa penerangan berupa lentera.

Cahaya dari lampu-lampu toko mulai meredup, seiring dengan tingginya Bulan biru di atas langit, cahaya itu menerangi bagian-bagian kota yang gelap dan sepi.

Dari atas bangunan telihat seseorang berlari dan melompat dari satu bangunan ke bangunan yang lain, gerakan orang itu seperti angin, sangat cepat dan lincah, bahkan saat melompat.

Orang itu mengenakan jubah yang terlihat familiar, sepertinya itu adalah Lumi, yang tengah mencari seseorang. Terlihat ada beberapa penjaga di gang kecil yang kemudian mencurigai sesuatu yang lewat di atasnya.

Namun tidak ada yang menyadari, mereka hanya beranggapan bahwa itu adalah binatang pengerat, atau binatang malam yang tengah berburu.

"Hanya perasaanku saja," ucap penjaga setelah melirik ke atas.

Di bawah sinar bulan, Lumi berlari dan melompat ke bangunan-bangunan yang memiliki ukuran beragam, dia benar-benar rapi dan sedikitpun tidak meninggalkan suara, hanya sedikit hentakan yang tidak begitu jelas.

Mata yang tadinya berfokus pada pijakan saat mendarat, sesaat berpaling ke arah gang di mana ada seseorang yang berjalan dengan santai sebari memasukan kedua tangan di saku jaketnya.

Tidak lain dan tidak bukan orang itu adalah Nite, orang yang tengah Lumi cari, tubuhnya berbaur dengan malam, ia berjalan sedikit merunduk sebari tersenyum di bawah kegelapan tempat sempit itu.

Momentum kecepatan menjadi lebih cepat, sesaat setelah kaki kanan menginjak, Lumi merasakan keraguan untuk melompat turun ke tempat Nite, namun dia sudah terlambat, tubuhnya sudah jatuh di antara dua bangunan.

Lumi mencoba untuk menyeimbangkan diri, dia berhasil meletakan kaki ke dinding bangunan dan melompat zig-zag kebawah diantara dinding tersebut. Namun saat menuju kebawah hentakan terakhir kaki kanan tidak berhasil mendarat dengan mulus, membuatnya terjatuh tepat di depan Nite.

"Uhkk!"

Langkah Nite terhenti seketika mengetahui Lumi yang tersungkur tepat di depannya. Ia hanya tersenyum melihat kecerobohan perempuan yang ia anggap adik itu.

Lumi terbangun dengan wajah kusut, membersihkan jubah kotor bekas debu dari bangunan tempatnya lewat, dia mengibaskan pakaian dengan kedua tangannya.

Sebari memegangi pergelangan tangan kanan, Lumi berjalan terpincang ke arah Nite.

"Lumi, tidak biasanya kau seperti ini," ungkap Nite.

"Maafkan aku kakak, kakiku terkilir." Lumi yang sudah berada di hadapan Nite memalingkan wajahnya, terlihat sedih.

"Bagaimana dengan hasil observasimu?" tanya Nite yang memandang ke atas.

Lumi mencoba menghadapkan wajahnya pada Nite. "Aku tidak menemukan informasi apapun mengenai senjata itu, begitu juga dengan pengintai sebelumnya, kurasa itu hanyalah sebuah rumor belaka."

"Senjata Penumpas Iblis sangat berbahaya bagi Gusto, meskipun itu tidak lebih berbahaya dibandingkan Crescent Tiger, tapi kau harus tetap waspada."

Lumi terdiam beberapa saat, bersamaan dengan suasana tempat itu, hanya beberapa binatang pengerat yang berjalan di sudut-sudut bangunan, meninggalkan suara decitan yang mengganggu pendengaran.

Angin berhembus entah darimana, hasil dari dorongan itu membuat jubah Lumi terkibas mengikuti arahnya.

"Kakak, sebenarnya .... Seperti apa Celestial Crescent itu?"

Secret Gear'sWhere stories live. Discover now