A ˹Bertengkar Lagi˼

385 37 3
                                    

○ lyrics content ○

우연히 찾아와 내 맘에 들어온
Secara kebetulan kita bertemu dan aku menyukainya.

널 만나고부터 모든 게 변했
Segalanya telah berubah sejak aku bertemu denganmu.

사랑했던 만큼 욕심도 커져서
Aku menjadi serakah saat menyukai.

우린 서로에게 상처만 주었어
Sehingga kita saling menyakiti.

(#)

"Lu bisa minggir nggak?"

Yep, itu suaraku. Kalian pasti bisa menebak siapa orang yang ku suruh menyingkir—Ardi. Entah bagaimana, mukanya mengganggu kinerja otakku. Masalahnya, dia terlalu tampan, tapi kegesrekannya tak tertolong.

 Masalahnya, dia terlalu tampan, tapi kegesrekannya tak tertolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih? Salah banget kyaknya ada gue di deket lu."

"Gausah dramatis, Brengs-ek!"

"Lagian lo ngeselin."

Dih? "Yang ngeselin tuh elo, Onta! Ngapain coba ngekorin gue ke perpus, duduk depan gue, tapi akhirannya malah ngupil terus hasilnya dikumpulin! BIAR APA MALIHHH?!"

"Ih biar bersih lah. Orang ngupil fungsinya biar idungnya bersih. Dasar norak."

Menghela napas kesal. Ya, EMANG SALAH KU. Udah tau punya sahabat nyaris gila, tapi tetap diajak bicara.

"YA NGGAK DIMARI JUGA BAHLUL!"

Suara dehaman keras disertai lirikan tajam oleh penjaga juga siswa yang sedang serius belajar menghentikan kericuhanku.

Aih, sialan.

Sepertinya otakku memang sudah hilang. Bagaimana mungkin aku jatuh cinta padanya?

"Mampus! Berisik sih lu!"

Cih.

Ku rapikan seluruh buku di atas meja, merengkuhnya, lalu memundurkan kursi untuk bangkit berdiri.

Ardi melirikku masih dengan jari telunjuk yang menyangkut di lubang hidung. Dia bertanya, "Mau kemana lu?"

"Jamban."

"Serius, Kadal!"

"Jangan ikutin gue!"

"Hih pede lu, Batman!"

Mendengar sapaan alias hinaan yang sudah lama tak diperdengarkan dari mulutnya itu, tanganku bergerak buat menoyor kepalanya. Dia hampir menjerit, namun ku masukkan gumpalan tisu bekas kegiatan mengupil Ardi ke dalam mulutnya.

HIH.

Kakiku berlari pelan ketika menuju pintu, sekeluarnya dari sana aku lari secepat ninja.

Perlahan langkah seribuku semakin normal ketika memasuki wilayah kantin yang sedikit ramai. Berjalan ke arah kios tempatku biasa memesan minuman, namun terhenti kala mendapati pemandangan luar biasa yang baru sekali ku lihat seumur hidup.

Ar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang