54. Hukuman ?

441 27 1
                                    


Karena harus ada kecewa sebelum datangnya bahagia...

🍁

Jam telah menunjukkan pukul tujuh pagi tepat. Lima menit lagi gerbang sekolah pasti akan ditutup. Jika ada yang terlambat lebih dari lima menit maka hukumannya tidak boleh mengikuti pelajaran sampai istirahat pertama selesai. Dan tidak boleh masuk sekolah jika terlambat lebih dari lima belas menit.

Si bapak satpam yang selalu setia berjaga di depan gerbang sekolah dari pagi hingga sore itu terlihat sesekali melihat jam tangannya, lalu melihat ke arah jalan siapa tahu masih ada murid yang mau masuk.

Ketika jam tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit, gerbang sekolah itupun ia tutup rapat namun tak ia kunci. Gerbang itu akan ia kunci jika waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit.

Terlihat ada dua murid perempuan yang ngos-ngosan karena telah berlari entah dari mana itu. Rasa kecewa muncul di benaknya. Melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup. Itu artinya mereka berdua harus meminta izin pada bapak satpam agar membukakan pintu gerbang.

"Aduh Lin, andai tadi gue ngga manggil lo ngga bakalan kek gini jadinya" ujar Naya yang masih kesulitan mengatur nafasnya.

"Huh! Capek gue Nay, mana lari lo cepet banget lagi" Alin juga masih sama-sama ngos-ngosan, kedua tangannya ia letakkan di kedua lututnya.

"Sorry ya Lin, motor gue mogok jadinya kita harus lari-larian kek gini"

"Mau pingsan gue Nay" Alin bercanda karena memang keringat sudah bercucuran ditambah rasa hausnya.

"Ehh jangan-jangan! Gue ngga bisa gendong lo bangsul" teriak Naya lalu memegang kedua pundak Alin.

Awalnya Alin berangkat dari rumah bersama bang Ari, sesampainya di tengah jalan motor bang Ari dihadang Naya. Dengan niat ingin mengajak Alin bersama dengan dirinya. Kasihan bang Ari harus mengantarkan Alin ke sekolah dulu lalu ke kampus yang jaraknya lumayan jauh itu.

Tapi motor Naya mogok di jalan ketika mereka sudah berjalan agak jauh dari tempat Naya memberhentikan motor bang Ari tadi. Alhasil Naya dan Alin harus terpaksa mendorong motor hingga mereka menemukan bengkel.

Sudah lima menit mereka berjalan dengan mendorong motor Naya, rezeki datang ketika mereka melihat ada sebuah bengkel yang sudah buka. Naya pun memberhentikan motornya di bengkel tersebut. Karena tak mungkin menunggu motornya dibenahi, Naya pun menitipkan motornya kepada bapak bengkel yang nanti sepulang sekolah akan ia ambil.

Niat mereka ingin menaiki angkutan umum untuk sampai di sekolah supaya tidak telat. Tapi kesialan menimpa mereka lagi. Mereka salah menaiki angkutan umum dengan jurusan yang tidak melewati sekolah mereka.

Saking kesalnya setelah mereka turun dari angkutan umum, Alin mengajak Naya berlari untuk sampai di sekolah.

"Lin ini gimana, mana pak Ahmad ngga nongol lagi" Naya mencoba melihat-lihat keberadaan pak Ahmad si satpam bangsul itu.

"Lewat gerbang belakang yuk Nay" ajak Alin tapi justru mendapat tatapan aneh dari Naya.

"Kalau ketahuan hukumannya bakal lebih berat anjir" memang seperti itu sanksinya bagi siapa saja yang telat.

Dari dalam gerbang pak Ahmad melihat ada dua orang siswa yang celingukan tak bisa masuk. Sebenarnya mereka bisa masuk, tapi kalau tanpa sepengetahuan pak Ahmad itu namanya pelanggaran.

Didekatinya dua murid itu, "Aduh neng, kenapa baru dateng? Ini jam berapa atuh?" ujarnya.

"Maaf pak tadi macet" alasan Naya membuat pak Ahmad menampakkan wajah datarnya.

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang