74. A L F A

402 39 6
                                    


Kamu kembali, seperti kamu dulu yang menginginkan aku kembali..

🍁

"Assalamualaikum..."

Tak ada jawaban tapi pintu depan tak juga dikunci. Fiks, penghuninya mungkin baru saja keluar.

"Sepi banget nih rumah, sesepi hati gue tanpa Ac... ehh apasih"

Sore itu Alin sudah sampai di rumahnya. Rumah yang sudah ia tinggalkan selama dua tahun. Tak banyak yang berubah, hanya bagian taman depan rumah saja yang berubah.

Dia langsung menjatuhkan badannya di sofa di ruang keluarga. Perjalanan yang melelahkan apalagi karena dua koper nan gedenya itu.

Harapannya untuk segera memejamkan mata diatas kasur yang sudah lama tak ia singgahi itu harus pupus karena ia harus bertemu sang mama dan papanya pulang.

Alin juga tak segera menurunkan semua barang-barangnya yang masih di dalam bagasi. Dia hanya membawa sling bagnya serta brownisnya ke dalam rumah.

Dia pun berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. Setelah selesai menenggak segelas air putih, ia dikejutkan sebuah amplop berwarna biru muda diatas meja makan.

Sebelum ia membuka amplop itu, ada sebuah pesan yang terletak diatas amplop biru muda itu.

Maaf ya sayang, mama sama papa pergi dulu, maaf ngga bisa sambut kamu pulang. Mama udah masakin buat kamu makan. Oiya, tadi ada kurir yang ngirimin kamu amplop itu.

Mama

Lagi? Gila, ini untuk kedua kalinya Alin mendapat surat. Alin mengingat sesuatu, lalu bersyukur karena ia tak lupa membawa amplop coklat. Surat pertamanya dari Indonesia.

Sebelum membuka, Alin meraba dulu amplop tersebut. Siapa tahu ada sesuatu yang mengganjal di dalam amplop.

Karena yakin kalau amplop itu berisi kertas, barulah Alin berani membukanya.

______________________________________

To my love

Aku senang kamu kembali. Seperti dulu harapan kamu untuk aku kembali. Aku harap kita bisa berjumpa lagi, memperbaiki semua yang sudah hancur karena sikapku. Jangan pergi lagi, aku mohon. Janjiku sudah aku tepati, meski ketika aku kembali kamu tak disini. Tapi aku tahu, kamu disana karena suatu hal. Aku sayang kamu.

❤A
______________________________________

A?? Alin, Aca, Amri, Aya, Ajeng??
Alin mengeryit, tidak mengerti dengan isi surat tersebut. Padahal jika dicermati lebih rinci itu menuju ke sosok seseorang yang berada di masa lalunya.

"Fans tapi cuma ngirim surat doang? Anjir, ini mah ngga modal banget"

Alin menggerutu, karena kesal ia kemudian memasukkan surat itu ke dalam amplopnya lagi.

Dibawalah amplop itu ke dalam kamarnya. Dengan maksud menyimpannya.

Sesampainya di dalam kamarnya, ia sedikit takjub. Karena memang tak ada perubahan sama sekali di kamar itu. Kecuali, semua benda-benda yang ada diatas meja belajarnya.

Alin tak menemukan satupun bingkai foto diatas meja belajarnya. Tapi beberapa buku, majalah dan novel masih ada disana.

"Mama bener-bener membuang semuanya apa?" monotonnya sendiri.

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang