90. Akhirnya 💑

844 35 0
                                    


Hari bahagia itupun akhirnya datang...

Drama satu bulan kurang lebih. Harus mempersiapkan ini itu. Belum lagi masih bertubrukan dengan jadwal dinas.

Fokus sama satu hal salah, fokus sama keduanya bikin capek, pusing, bingung, ngga bisa tidur, mimpi buruk, ngga napsu makan, lupa hari, lupa doi, lupa mandi, lupa diri bahkan.

Tapi semua itu dilakukan demi satu hari istimewa yang hanya terjadi sekali seumur hidup bagi mereka yang dalam hidupnya mampu menjunjung tinggi rasa menghargai, rasa sabar, setia, penyayang dan pendengar yang baik dalam sebuah rumah tangga. Terkhusus untuk pasangan kita.

Dan rasa nano-nano itupun terbayar lunas. Apalagi ketika ada masa pingitan. Dimana mempelai pengantin pria dan wanita dilarang untuk bertemu satu sama lain selama beberapa hari.

Adapun juga calon pengantin tak diperbolehkan pergi kemana-mana sendiri.

Beberapa hari itulah yang berat. Tidak bisa saling bertemu dan rasa rindu juga memuncak tak dapat terbendung.

Ini ibarat jauhnya mereka selama enam tahun dulu, padahal ngga sampai satu minggu mereka ngga boleh saling temu.

Dan hari ini, di hari spesial ini.

Banyak orang-orang yang berdatangan dengan wajah ceria mereka masing-masing.

Takjub dengan hasil dekorasi ruangan yang tersaji indah nan elegan di depan mata.

Sebuah gedung sederhana mampu disulap oleh beberapa orang menjadi tempat yang megah. Banyaknya hiasan dan dekorasi disana-sini menghilangkan kesan sederhana itu.

Dekorasi ruangan yang notabene dominan dengan warna putih dan kuning keemasan itu sungguh cantik.

Belum lagi beberapa foto prewedding juga sudah terpampang nyata disetiap jalan menuju pintu masuk gedung.

Beberapa foto yang dapat menggambarkan betapa bahagianya mereka berdua yang hari ini menikah. Meski hanya di dalam foto, tapi wajah cantik dan ganteng mereka juga jelas terpancar.

Sebentar lagi adalah ijab qobul. Sang pengantin pria sudah siap berhadapan dengan ayah dari mempelai pengantin wanita, karena beliaulah yang akan menikahkan.

Beberapa saksi sudah datang namun mempelai pegantin wanita memang sengaja untuk tidak dihadirkan diantara mereka.

Karena merasa sudah siap maka dimulailah prosesi ijab qobul itu.

"Bagaimana para saksi, sudah siap?" tanya si penghulu yang duduk di samping ayah dari mempelai pengantin wanita.

"Siap!!"

Reno - ayah Alin - memberikan tangannya kepada Aca dan Aca lalu menjabatnya.

"Saya nikahkan dan kawinkan, Muhammad Febriyandhika Fasha Repelita binti . . . . . . . . .dengan Alin Restyawati Alfauziah binti . . . . . . . . . ."

"Saya terima nikahnya dan kawinnya. . . . . . . ."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!!!"

"Alhamdulillah"

Senyum bahagia jelas terpencar oleh semua orang yang menyaksikan acara ijab qobul itu.

Ya, Aca. Hari ini ketampanannya berubah tiga ratus enam puluh derajat lebih tampan dari biasanya.

Setelan jas warna putih yang ia kenakan itulah yang membuat ia nampak mempesona kali ini.

Demi acara hari ini ia tak perlu bertapa tujuh hari tujuh malam kepada sang dewa cinta agar ia diberi keberanian untuk menghadapi hari bahagianya ini.

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang