78. Nostalgia lama

422 34 8
                                    


Kita kembali karena takdir, tapi mungkinkah kita bersatu ?

🍁

Siang yang terik, namun waktu belum menunjukkan pukul dua belas siang. Merasa sudah santai dan ada banyak sisa waktu untuk dirinya sendiri.

Seorang perempuan paruh baya telah mempunyai inisiatif untuk melakukan sesuatu, bukan untuk dirinya namun untuk seseorang yang ia banggakan. Yaitu anaknya.

Satu jam setelah keberangkatan anaknya ke tempat dimana ia harus mengais rezeki, dia memilih untuk berkunjung ke suatu tempat dan bermaksud ingin menemui seseorang siang itu.

Ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, alasannya apa dan mengapa bisa terjadi. Tentang enam tahun yang lalu dan tentang perpisahan itu.

"Permisi mbak, saya ingin bertemu pemilik butik ini bisa?" tanyanya pada salah satu pegawai butik ketika ia sudah berada di tempat yang harus ia tuju siang itu.

"Oh mbak Alin? Iya bisa bu, silahkan ibu duduk dulu" balas si pegawai butik itu sopan lalu mempersilahkan si 'ibu' itu duduk di sebuah ruangan khusus untuk tamu.

"Oh iya makasih"

Si pegawai butik itupun langsung bergegas menuju ruangan Alin. Karena memang Alin selalu berpesan sesibuk apapun dirinya di butik jika ada tamu yang ingin bertemu dengannya dia pasti bisa selalu menemui.

tok tok tok

Tanpa menunggu lama pintu itu terbuka dari dalam. Dan menampakkan wajah Alin sebagai pemilik butik.

"Iya ada apa?" tanya Alin lembut.

"Ada tamu mbak, nyariin mbak"

"Oh oke saya kesana"

"Permisi mbak"

Si pegawai itupun pergi lalu Alin mengikutinya dari belakang. Dengan maksud untuk segera menemui tamunya.

Langkahnya terhenti ketika ia tahu siapa tamunya siang ini. Perempuan itu, perempuan yang telah tega memisahkan dia dengan laki-laki yang ia cintai selama ini.

Hingga pertemuannya kembali pun hanya seolah menyisakan luka atas kejadian waktu itu.

Masa rumit yang membingungkan pun tak mampu ia lewati sendiri. Banyak pertanyaan yang tercipta dalam benaknya.

Hingga ia mulai merasa tak sanggup lagi lalu dengan cara pergi dari negaranya itulah yang membuat dirinya merasa yakin bahwa dengan begitu ia akan lupa dengan semuanya.

Namun nyatanya sekembalinya dia ke negaranya, ia kembali juga bertemu dengan laki-laki yang telah lama ia cintai. Laki-laki yang sudah menepati janjinya bakal kembali untuk dirinya.

Tapi semua itu seakan masih sama seperti sebelum ia pergi meninggalkan negaranya.

Sekelumit rencana masa lalu yang membuat dirinya tak percaya juga enggan mencari tahu kebenarannya.

Sekarang, perempuan yang menjadi tamu untuk Alin siang ini sontak  menatap Alin ketika ia sadar Alin sudah berdiri tak jauh darinya.

Mereka saling melempar senyum. Dalam hati Alin kadang masih merasa pilu akan sosok perempuan di hadapannya ini.

Apakah benar, jika enam tahun yang lalu adalah rencana dari dia memisahkan Alin dari laki-laki yang ia cintai? Entah, semua masih terlihat rumit.

"Selamat siang tan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Alin sopan lalu dia memposisikan duduk berhadapan dengan tamunya itu.

"Siang juga sayang" balas si perempuan itu dengan hangatnya.

"Kamu ngga sibuk?" tanyanya lagi.

"Hmm cuma ngurusin pesenan dari temen kok tan"

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang