88. Yes, I will

525 28 0
                                    


plakk

"Hah!"

"Aww..."

Heran dan heran. Mengapa Alin justru menampar orang itu? Orang yang sudah menyanyikan sebuah lagu untuknya meski suaranya rada hancur dan orang yang dengan cinta telah memberinya sebuket bunga.

"Makasih.." kata Alin lalu tersenyum sinis pada orang itu.

"Heh! Ini pesta ulang tahun buat kamu dari Aca, kenapa kamu malah nampar dia?" ujar Sintya yang tak menyangka akan kelakuan anaknya itu.

Alin tertegun, mana mungkin Aca yang sudah merancang ini semua? Dan, ya, orang yang Alin tampar adalah Aca.

"Mama kok belain dia?" ada sesuatu yang aneh dalam diri Alin ketika mamanya membela Aca.

"Kamu ya, hari ini kamu ulang tahun. Aca sudah nyiapin ini semua buat kamu. Ngga ada apa-apa kamu malah nampar dia nak? Mama kecewa sama kamu. Padahal Aca mau..." Sintya mulai emosi tapi perkataanya malah dipotong seseorang.

"Udah tan, Aca nggapapa"

Deg

Setetes air bening sudah mengalir pada kedua pipi Alin melihat mamanya mulai kelihatan emosinya. Apalagi Sintya membela Aca. Sintya bahkan tak tahu apa-apa perihal apa yang tengah Alin rasakan.

"Aku.. aku lebih kecewa ma sama dia!" tunjuk Alin pada Aca.

"Kemarin-kemarin dia bilang ada kerjaan di Bandung, nyatanya apa ma? Dia malah menemui seorang perempuan"

"Dan asal mama tahu, aku pingsan tadi pagi itu juga gara-gara aku mikirin dia dia dia dia dan dia"

"Dia yang sama perempuan lain dalam foto itu"

"Dia yang seharian ini menghancurkan hari ultah Alin ma"

Beberapa orang menganggap ini hanyalah drama yang memang direkayasa. Dan beberapa yang lainnya ini seperti nyata. Semua perkataan Alin itu.

Tak ada yang berkata lagi setelah Alin mengatakan kalimat panjangnya tadi. Alin juga sudah menangis namun belum juga mau beranjak.

"Sayang, bu-bukan gitu maksud mama" ujar Sintya yang ingin merangkul pundak Alin namum ditepis seketika.

"Bilang sama dia ma, makasih buat semuanya"

Alin lalu pergi meninggalkan semua orang disana. Dia tak berpikir apa-apa jika semua teman-temannya akan mengatai apa tentang dirinya.

Aca, ia merasa hancur sudah pesta yang sudah ia skenariokan sendiri. Ia juga tak mampu menahan kepergian Alin.

"Alin!!" teriak seseorang hingga Alin memberhentikan langkahnya, tapi ia tak mau menoleh.

"Yang difoto itu..."

"Itu gue Lin"

Sontak Alin menoleh pada siapa yang berbicara itu.

"Ju-jua? Maksud lo?" tanya Alin tanpa mendekat ke arah Jua yang ingin berjata jujur kepadanya.

"Aca emang ada kerjaan di Bandung beberapa hari kemarin. Lalu beberapa dari kita punya rencana buat lo"

"Gue dan Naya nyusul Aca ke Bandung terus..." ucapan Jua terpotong oleh Naya.

"Gue sama Jua ketemu Aca di Bandung. Gue nyuruh Aca sama Jua buat cipika-cipiki terus gue foto buat gue kirimin ke lo"

"Kita sengaja bikin lo cemburu karena kita mau bantuin Aca buat..."

krik.. krik.. krikk..

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang