61. Bertiga ? dulu berenam

392 30 9
                                    


Menghilanglah, sampai kau benar-benar puas bahwa kepergianmu adalah luka bagi seseorang..

🍁

satu tahun kemudian . . .

"Kuliah kelas pagi? Ish! Bener-bener ngga mood"

Pagi hari yang cerah untuk ibukota tercinta, Jakarta. Kenapa harus Jakarta yang jadi ibukota Indonesia? Entah, pelajaran sejarah pernah memberitahunya perihal itu.

Tapi, eits, tunggu dulu! Sejarah? Hello apa kabar dengan masa lalu yang sering dipelajari di pelajaran sejarah? Kapan pelajaran sejarah mengajari kita melupakan masa lalu, kalau materinya saja nyuruh kita buat terus mempelajarinya?

Sungguh aneh mereka-mereka yang bekerja di bidang sejarah, harus dengan bangga mempersembahkan hidupnya demi mengenang masa lalu, mempelajarinya setiap hari dan menyalurkan ilmunya pada orang banyak.

drt drt drttt

Satu panggilan masuk. Alin hafal siapa yang tiap hari meneleponya, apalagi kalau pagi hari.

Diva, yah itu dia yang menelepon.

"Hallo assalamualaikum Diva cantik mantan pacarnya Diat, ops"

"Walaikumssalam, masih pagi ngga usah bawa-bawa tuh nama, bikin gue kebelet aja"

"Haha santuy buk.. Kenapa kenapa? Minta dijemput pasti"

"Hehe emang lo yang paling paham. Sini Ca, gercep, gue ada kelas pagi soalnya"

"WHAT! Ca? Lo salah sambung"

"Idih! Iya deh maaf. Gercep sini!"

"Andai Diat ngga di Bandung dan lo ngga mutusin dia, pasti dia yang jadi supir lo kan, kan kan?"

"Dan andai Aca ngga di London trus ngilang udah setahun, pasti lo ngga akan kek gini kan, kan kan?"

"Gas teros! Seneng banget kalau udah bahas Aca?"

"Ngaca!"

"Hehe iya deh, gue otw Diva cantik, assalamualaikum"

"Hmm walaikumssalam"

tut tut tut

Mobil dengan warna orange milik Alin sudah melesat meninggalkan pekarangan rumahnya. Hampir setiap hari dia selalu menjemput Diva karena memang mereka kuliah di satu universitas yang sama. Meski tak satu fakultas tapi mereka kerap bersama.

Diva sebenarnya punya mobil sendiri, dia bahkan juga punya motor. Tapi dia mengalah untuk kakaknya yang juga ingin bekerja dengan mengendarai mobil, dan Diva juga tak tertarik untuk kuliah mengendarai motor.

Benar apa kata Alin, jika Diat ada di Jakarta pasti Diat lah yang akan mengantar jemput Diva. Tapi saat ini Diat sudah tak lagi di Jakarta. Diat memutuskan untuk kuliah di Bandung.

Dia terinspirasi oleh Aca, meski hubungannya dengan Diva harus rela kandas. Diat tak mempunyai niat untuk kuliah di luar negeri, karena memang tak ada kemauan buat kesana. Baru kuliah di luar kota saja Diva mutusin hubungannya dengan Diat, gimana jika Diat seperti Aca?

Beberapa dari anggota Ompol-ompol club😆 memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar kota. Hanya Aca saja yang kuliah di luar negeri. Diat, Mungga, Zaki, Ray, Salma dan Zahra kuliah di Bandung. Amri, Kenath dan Abip kuliah di Yogyakarta, sedang sisanya menetap di Jakarta. Tidak satu universitas memang.

Dari mereka semua hanya Rafly yang tak melanjutkan pendidikannya, karena memang dia harus membantu kedua orang tuanya membuka usaha warung makan yang sudah sejak lama dirintis kedua orang tuanya. Tapi Rafly juga mengikuti kursus agar ia tak ketinggalan oleh teman-temannya.

Me and You vs Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang