'Kalo dia aja tetap berjuang
dapetin si es, kenapa gue ngga?'~LAKUNA~
Cowok itu berlari sepanjang koridor menuju kelasnya. Ia baru ingat, jika tugas mencatat rumus-rumus yang diberikan bu serah, guru matematika dikelasnya belum ia selesaikan.
Saat sampai didepan kelasnya, cowok itu langsung masuk kedalam kelasnya dengan langkah cepat. Mengambil bukunya pulpen nya dan tak lupa buku paketnya. Sebenarnya, masih ada banyak waktu untuk mengerjakannya. Tapi yang menghabiskan waktu adalah banyaknya gambar yang harus digambar dengan rapi. Jika tidak rapi, maka guru killer itu akan menyobek kertas yang sudah ditulis dengan susa payah itu dan meminta muridnya mengulang dari awal.
"Mir, pinjem catatan MTK lo dong"pinta Reyhan pada Mira, yang sedang membaca novelnya dengan serius.
"Lagi dipinjem sama Geyra"jawabnya tanpa menoleh sedikitpun
Cowok itupun bergegas mendatangi tempat duduk Geyra. Kebetulan pula sebelahnya kosong. Sepertinya, Rasha dan Chia sama-sama belum hadir.
"Nyatet bareng woy! Tengahin dikit tu buku"kata cowok itu dengan nada perintah
"Siapa elo?"jawab cewek itu tanpa menoleh. Ia masih sibuk menyalin tiap kata yang ada dibuku sahabatnya itu.
"Yee, udah buruan, nyawa gue ada dibuku ituu geyy!"ucapnya dramatis
"Sok dramatis lo bayi dugong!"bales Geyra ketus. Tapi tangannya tetap menarik buku itu ketengah meja.
"Nah gitu kek, ribet lo anak monyet"ucap cowok itu lalu mulai menyalin.
Geyra hanya diam, tak menjawab. Lebih baik waktunya ia manfaatkan baik-baik untuk menggambar sebagus dan semirip mungkin seperti yang ada dibuku Mira.
Cewek itu memang baik dalam semua pelajaran, kecuali sejarah. Masalah hapal menghapal, ingat mengingat, masa lampau, ia sangat lemah. Sepertinya bukan Mira saja, ketiga sahabatnya juga sama.
Reyhan dan Geyra masih sibuk dengan acara catat mencatat mereka. Mira hanya duduk diam sambil membaca novelnya dibangku belakang yang kini diduduki Reyhan.
Jam kini menunjukkan pulul 06.55. Waktu mereka tinggal 20 menit lagi sebelum bel berbunyi. Kurang lebih sudah 20 menit Reyhan menyalin tulisan demi tulisan dibuku itu. Tapi masih ada beberapa gambar yang benar-benar sulit yang belum ia gambar sedikitpun.
"Yeay! Siap"gumam Geyra lalu meregangkan jari-jari tangannya yang terasa pegal. Cewek itu sudah menyelesaikan catatannya, gambar-gambarnya juga sudah perfect. Jadi, ia sudah bisa santai sekarang.
"Udah lo?"tanya Reyhan yang masih sibuk menggambar.
"Udah dong"jawab cewek itu, lalu mengemasi barang-barangnya yang berantakan diatas meja dan memasukkanya kedalam laci mejanya.
Rasha dan chia sudah datang, terbukti dengan bangku mereka yang sudah tampak berisi tas. Mungkin mereka sedang ditaman belakang, atau diperpustakaan. Hanya 2 tempat itu yang paling nyaman untuk saat sedang pagi-pagi seperti ini. Ketaman untuk menghirup udara sejuk, dan keperpus untuk melanjutkan tidur yang sempar terganggu.
"Awas lo, gue mau keluar"ucap cewek itu lalu bangkit dari duduknya.
"Eh gambarin ini dulu dong, gue ga bisa nih susah banget"pinta cowok itu sambil menunjuk gambar yang ia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.