'Tak pernah ada sedikitpun bayanganku, kisah ini akan menjadi serumit ini. Ini kisahku, tapi mengapa tokoh lain ikut andil? Mengapa pula disini sepertinya korban semua? Sebenarnya ini ada apa? Siapa sebenarnya yang diuntungkan atas segala luka ini?'
~LAKUNA~
Mira berjalan gontai menuju kelasnya. Tak ada lagi senyuman dibibirnya, tak ada lagi sapa hangatnya pada satpam sekolah, tak ada lagi Mira yang ceria setiap paginya. Tak ada, sudah musnah.
Seperti biasa, ia masuk kelas kemudian menaruh tas, mengambil novel dan membacanya. Berusaha masuk kedalam cerita fiksi itu, untuk sejenak melupakan realita kehidupan yang mengerikan.
Mira tersentak kaget saat ponsel yang ditaruhnya dibawah meja bergetar.
Dibukanya ponselnya itu. Ya, seperti biasa. Sapaan selamat pagi dari Reyhan dan Regan yang tak pernah absen. Dan untuk pertama kalinya, ia malas hanya sekedar membalas pesan itu. Mira dengan teganya meninggalkan 2 centang biru di ponsel si pengirim pesan.Ia memutuskan untuk mematikan sambungan datanya, lalu menaruh kembali ponselnya itu kedalam tas.
Tak lama, tepukan dibahunya mengeluarkannya kembali dari dunia fiksinya. Berdecak lalu berbalik, menatap garang sipelaku yang hanya tersenyum.
"Pagi-pagi udah sibuk banget. Enjoy sesekali napa mir. Kekantin kek gitu sarapan, ngobrol ngegosip. Ini baca novel mulu" ujarnya lalu duduk disebelah Mira.
"Terserah gue dong"
Dia adalah Reyhano Ganindra.
Semenjak jadiannya Geyra dan Elang, ia merasa punya semangat baru untuk mengejar cewek disebelahnya ini. Biarlah seperti ini dulu, berkedok sebagai teman, lalu tiba-tiba jadian, kemudian mengukir kebahagiaan.Ya... Itulah ekspektasinya. Entah realitanya nanti akan sesuai atau tidak. Kita saksikan saja bersama-sama nanti.
"Kantin yok, sarapan"ajaknya
Mira hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Aelah, masih pagi juga kantin pasti sepi. Lo pasti belum sarapan kan? Udahlah ayok!"ucapnya lalu bangkit, seraya menarik pelan sebelah tangan Mira.
"Males gue rey sumpahh"balasnya dengan nada sangat 'malas'
"Udah ayok buruan sebelum rame"
Akhirnya dengan sangat terpaksa, Mira bangkit juga. Keduanya akhirnya berjalan bersisihan menuju kantin. Mira dengan wajah malasnya, dan Reyhan dengan wajah semangatnya.
Benar saja. Kantin masih sangat amat sepi sekarang. Reyhan meminta Mira duduk dibangku kantin, lalu ia beranjak untuk memesan dua porsi nasgor untuk keduanya santap dipagi yang dingin ini.
Tak lama, Reyhan sudah kembali denga nampan yang berisi nasgor lengkap dengan es jeruk. Reyhan tersenyum singkat, lalu memberikan seporsi nasgor itu pada Mira, tak lupa segelas es jeruk lalu keduanya makan dalam diam.
Dari arah pintu kantin, tampak dua sejoli sedang bersenda gurau. Sesekali tertawa, lalu saat mata keduanya bertubrukan dengan mata Mira yang kebetulan tengah menatap keduanya, langkah kaki mereka mengarah ke dirinya. Ia sadar, tengah menatap penuh selidik kearah mereka, mungkin karena itulah keduanya menghampiri meja yang berisi Mira juga Reyhan.
"Woi pagi-pagi udah dua-duaan aja"sapa si cewek dengan nada cempreng khasnya, lalu duduk dihadapan Mira.
"Diri sendiri apa kabar yak?"gumam Mira dengan nada menyindir.
Sementara yang disindir hanya terkekeh.
Jika kalian bertanya, siapa? Maka, jawabannya adalah:
Si cowok: GIANO ZEAN RIZANDHAR
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.