'Maaf. Aku terpaksa'
~LAKUNA~
"Jadi apa jawaban lo, gey?"tanya Elang to the point. Kini, keduanya tengah duduk dibangku halaman belakang rumah Geyra. Beberapa menit lalu, Elang memang memberi kabar pada Geyra bahwa ia telah sampai didepan rumah cewek itu. Tentu saja untuk membicarakan hal yang sempat tertunda semalam.
"Ini berat buat gue lang"lirih Geyra
"Gue tau gey gue tau. Tapi ini juga demi kebahagiaan mereka. Kebahagiaan orang-orang yang kita sayang. Plis gey"
Geyra menghela nafas berat.
"Oke. Gue ikuti permainan lo. Dengan syarat, secepatnya selesaiin misi sialan lo ini. Secepatnya kita udahin hubungan kontrak itu"Elang tersenyum hangat. Tangan nya terangkat, sepersekian detik kemudian, tangannya mengacak-acak pelan rambut Geyra. Kemudian turun lalu menggenggam tangan Geyra yang selalu saja terasa dingin.
"Good girl. Hari ini, detik ini juga kita resmi jadian"meski cuma kontrak lanjutnya dalam hati
"Gue janji secepatnya misi ini akan selesai. Setelah ini, lo ikuti aturan mainnya aja. Jangan banyak ngebantah. Akting senatural mungkin. Intinya, profesional"
Geyra hanya mengangguk. Tatapannya masih tertuju kedepan. Sedetik kemudian ia menarik paksa kedua tangannya yang berada digenggaman cowok itu.
Sementara Elang hanya bisa tersenyum kecut.
☆☆☆
Seorang cewek masih tertidur lelap dikasurnya, saat ponselnya berdering nyaring. Cewek itu tak menghiraukannya. Meski ia telah terbangun dari tidur nyenyaknya.
Saat benda pipih itu telah berhenti berdering, cewek itu kembali menarik selimutnya dan mencari posisi nyaman. Kemudian masuk lagi kealam bawah sadarnya.
Tak lama, benda itu kembali berdering. Membuat sang pemilik berdecak kesal. Ia pun bangun dengan malas-malasan. Tangan nya mengacak-acak rambut hitamnya yang memang sudah berantakan.
Diraihnya ponselnya itu. Baru saja ia akan mengeser tombol hijau, dering ponsel itu telah mati. Cewek itu memutuskan untuk men-silent ponselnya. Lalu kembali tertidur pulas.
Ponsel itu tak henti-hentinya bergetar diatas nakas. Entah sudah berapa lama benda itu tak juga berhenti bergetar.
Cewek berambut hitam itupun bangun dengan kesal. Menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya.
"Ya allah, siapa si pagi-pagi buta nelpon! Ganggu tidur nyenyak gue diminggu pagi aja!"kesalnya tapi tetap mengangkat telepon itu.
"Hmm, apaan si? Hooaam"katanya malas, lalu menguap panjang.
"Astaghfirullah kashmir! Lo ngebo banget sii! Dari tadi ditelponin kaga diangkat-angkat. Baru bangun lo?"
"Menurut lo?"
"Otak doang tokcer. Tapi sama aja sama yang otaknya dibawah KKM, males bangun pagi"
"Lo yang salah bego! Hari ini hari minggu. Kaga sekolah. Seharusnya, gue ngabisin waktu pagi itu buat tidur sampe bener-bener puas. Lo pake acara nelpon segala, ganggu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.