7. My Choice

50 11 4
                                    

'Semua orang berhak menentukan pilihannya. Semua orang punya hak untuk itu. Tetapi, orang-orang disekitarnya berhak untuk memberikan argumen. Memang itu urusannya, memang itu adalah hidupnya. Tapi, Argumen orang sekitar itu perlu didengar, dan dipikirkan. Karena terkadang omongan orang itu tak selamanya gossip belaka, pasti ada massa dimana omongan orang itu adalah faktanya'

~LAKUNA~

"Mirr"panggil Geyra pada Mira yang sedang sibuk dengan buku dan pulpennya.

"Amirr"panggil Geyra lagi dengan nada menahan kesal

"Kashmiraaaa"panggil Geyra lagi dengan Teriakan maut andalannya.

"Berisik gey"jawan cewek itu dingin

"Lo kenapa sih?"tanya Geyra.

Ia heran, biasanya sesibuk apapun Mira dengan pekerjaannya, jika diajak bicara ia akan tetap menjawab dengan senang hati, meski tidak menoleh. Lain halnya dengan Mira yang sekarang. Ia menjadi lebih jutek dan dingin.

"Gue? Engga papa. Cuma lagi ga pengen diganggu aja"jawab Mira masih dengan nada datar.

"Lo ketularan si cowok kulkas? Bener-bener yaa itu orang! Frozen effect nya ampe ke Mira. Aduh mir, bisa beku gue kalo lo juga jadi kulkas kek dia"ucap Geyra mendramatisir keadaan.

"Biasa aja lah gey. Lagian tumben amat lo pagi-pagi udah nyampe sekolah. Sendiri lagi"jawab Mira.

Kali ini ia menoleh dan merubah nada datarnya menjadi seperti semula lagi.

"Eh? Iyayak. Gue ngapain pagi-pagi udah nyampe school?"Geyra bingung sendiri.

"Lah? Lo gimana sih gey? Pikun banget"jawab Mira lalu mengulum senyum.

"Bentar gue coba inget-inget dulu. Gue yakin gue dateng pagi karena ada something"kata cewek itu.
Ia menaruh sikutnya ke meja, meletakkan telapak tangan kirinya ke keningnya. Berusaha mengingat apa alasannya ia berangkat sekolah sepagi ini.

Setelah kurang lebih 2 menit berpikir, pada akhirnya Geyra heboh dengan apa yang barusan ia ingat.

"Astaghfirullah haladzim! Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang! Demi apa gue lupa? Allahuakbar! Kok gue pikuunnn?!"teriaknya benar-benar heboh. Untunglah kelas masih sepi.

"Apaan sih gey? Lo sadar ngga suara lo itu ngerusak gendang telinga?"kata Mira dengan tempo cepat.

"Yaallah demi Nadeo Winata yang cakepnya ga ketulungan! Kenapa gue bisa lupa kalo hari ini itu gue pikett! Ah bayi dugong!!"Teriaknya dengan suara yang lebih kencang.
Suaranya yang cempreng itu bisa kapan saja memecahkan gendang telinga.

"Dasar anak tarzan"gumam Mira.

Cewek itu sudah mulai membersihkan kelas. Merapikan meja-meja yang berantakan dibarisan sebrang, dan membuang sampah-sampah.
Jam masih menunjukkan pukul 06.45. Waktu masih ada banyak sebenarnya, tapi tetap saja cewek itu piket dengan tergesa-gesa. Cewek itu memang tipe manusia yang tak suka melakukan pekerjaan dengan santai. Semua yang ia kerjakan harus segera selesai. Manusia gila yang pikunnya melebihi lansia.

10 menit berlalu
Geyra pun selesai dengan tugas piketnya. Beerapa rekannya yg juga piket hari ini melanjutkan membersihkan kelas yang masih kotor itu. Tak lama, Rasha dan chia pun datang dengan nafas ngos-ngosan. Sepertinya mereka terus berlari sepanjang perjalanan menuju kelas.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang