'Memang benar. Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding kehilangan orang yang disayang. Tapi yang perlu kamu ingat, kamu masih punya masa depan, masih punya orangtua untuk kamu bahagiakan. Bangkitlah. Karena tak selamanya duniamu melulu tentang hati dan perasaan'
~MIEL~
☆☆☆
Bel pertanda berakhirnya pelajaran berbunyi nyaring. Terdengar begitu merdu ditelinga para murid yang kelelahan menerima pelajaran.
Guru yang mengajar di kelas XI IPA1 sudah keluar sejak 10 menit yang lalu. Katanya sih ada urusan penting begitu.
"Ngantin skuy"ajak Chia. Padahal kakinya masih berjalan menghampiri Mira dan Rasha yang sedang merapikan alat tulis diatas meja.
"Ga mood banget sumpah. Tadi pagi udah ngantin. Masa istirahat ngantin lagi. Gue dikelas aja deh"balas Mira
"Gue juga sama. Ga mood pake banget"timbal Rasha
Chia merengut. "Yah. Emang pada ga laper tah?
"KAGA" jawab Mira dan Rasha kompak
Chia mengerucutkan bibirnya. "Tapi laper nih serius"
"Yaudah ngantin sendiri!" Jawab Mira dan Rasha bersamaan, lagi.
"Pada kenapa sih? Ngegas mulu daritadi"tanya Chia dengan dahi yang sudah mengkerut, lalu duduk dibangku samping Rasha
"Ngegas. Dikira naek motor kali"cibir Rasha
"Ga lagi naek motor ngapain ngegas"cibir Mira pula
"Alah. Gada yang jelas lu pada"
Chia bangkit dari duduknya dengan kesal. Lalu berlari keluar kelas menuju kantin untuk membeli seporsi batagor karena perutnya yang sudah berbunyi minta diisi.
Kelas menjadi sangat hening. Kedua insan yang masih ada didalam sibuk dengan pikiran masing-masing.
Tidak ada yang tahu memang. Keduanya sensi seperti ini karena hal yang sama.
Bukan karena datang bulan. Bukan. Tapi karena rasa cemburu yang menyerang.
Michaella Axellza Rasha. Cewek blasteran itu merasa hatinya tersentil melihat wajah khawatir seorang Elang. Wajah-wajah panik karena orang yang dicinta masuk ruang UKS.
Rasha melihat langsung, menyaksikan pandangan khawatir cowok itu saat kekasihnya dibopong keluar kelas menuju UKS dengan wajah pucat dan tangan yang terus meremas perut menahan sakit.
Ada sesak, yang tak dapat ia mengerti. Ada luka, membuatnya begitu kesal kenapa pula rasa itu hadir diwaktu dan tempat yang sangat tidak tepat.
--bodoh banget sih lo njing. Ngapain lo sakit ngeliat dia khawatir gitu. Ya jelaslah, orang itu cewenya. Goblok banget sih lu rash. Bodoh. Siapa suruh jatuh hati sama itu cowok. Padahal lo tau sendiri,ini bakal kejadian. Kalaupun bukan Geyra, pasti Mira. Mana mungkin elo sih rash--batinnya memaki dirinya sendiri
Sementara itu
Kashmira Alvia Rashka. Cewek itupun merasakan hal yang sama. Sesak, sakit, panas yang ia sendiri menyesali kenapa pula rasa itu hadir disaat juga tempat yang sangat tidak tepat.
Mira duduk disamping Elang. Ia lihat dengan jarak dekat, betapa raut wajah itu sirat akan rasa khawatir yang berlebihan. Padahal, Geyra kan bukan hanya sekai dua kali masuk ke UKS karena satu hal yang sama. Maag gadis itu kambuh.
Ia tak menyangka, sesesak ini rasanya cinta bertepuk sebelah tangan.
--kalo selama ini gue cinta sendirian, kenapa lo kasih gue harapan semu lang? Kalo lo gaada rasa, kenapa lo bikin gue semakin jatuh cinta? Kenapa lo hukum gue dengan pacaran dengan sahabat gue sendiri? Gue sadar, gue bodoh selama ini terfokus sama lo. Gue mengabaikan orang yang jelas mencintai gue, demi elo yang cuma bayang-bayang. Ternyata ucapan Geyra ada benarnya. Meski ada maksud terselubung dibaliknya. Gue menyesal, pernah mengenal kalian berdua--batin Mira
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.