26. Tentang kenangan dan hujan

10 4 0
                                    

'Menangislah jika itu yang membuatmu tenang. Hilangkan sesak dan buat dadamu kembali lapang'

~LAKUNA~

Cowok berbola mata coklat itu tengah menatap lebatnya hujan dari jendela. Menyaksikan betapa hebatnya tangisan langit malam. Sebenarnya, fokusnya bukan ditiap rintik air yang turun, tapi ia terfokus pada kenangan yang muncul tanpa aba-aba dan terputar sendiri dikepalanya seperti kaset rusak.

Flashback on
2 bocah smp itu tengah berteduh disebuah warung yang tutup, ketika hujan turun dengan derasnya. Memang salah mereka, pulang sekolah seharusnya mereka langsung pulang, bukannya pinjam novel diperpustakaan kota lalu makan eskrim sampai akhirnya hujan turun dengan derasnya.

Hanya keheningan yang menemani keduanya. Si anak perempuan yang sibuk menghangatkan badannya yang terasa dingin, dan si anak laki-laki yang sibuk memperhatikan.

"Maaf ya, gara-gara aku ajak kamu pinjam novel, kita jadi kejebak ujan disini"ucap si anak laki-laki penuh rasa bersalah

Si anak perempuan tersenyum hangat. "Gapapa. Bukan salah kamu kok. Kita kan ga ada yang bisa lihat masa depan. Kalo aku tau akan turun ujan sederas ini, aku pasti nolak ajakan kamu"

Si anak laki-laki balas tersenyum. "Disini dingin banget. Mana ga bawa jaket"katanya

"Iya nih. Ujannya juga ga reda-reda. Gimana kita bisa pulang kalo gini?"

"Kita mandi ujan aja yok?"tanya si anak laki-laki dengan mata berbinar

"Mm, kayanya bukan pilihan yang bagus deh. Nanti, diantara kita berdua pasti ada yang sakit, atau parahnya kita sama-sama sakit. Engga deh"

"Yahh, kita kan belum pernah mandi ujan bareng. Seru loh gey! Lagipula kan rumah kita udah ga jauh-jauh banget. Gapapa kali"

Anak perempuan yang dipanggil Gey itu tersenyum.
"Tunggu ujannya reda aja ya ian?"

Anak laki-laki yang dipanggil Ian itu menundukkan kepalanya, kecewa.
"Kok gitu? Kamu ga seru banget sih"

"Bukan gitu loh, tapi ini ujannya deres banget. Gimana sama tas kita yang isinya buku semua?"jawab Geyra berusaha memberikan pengertian

"Tasnya kita titip disini aja gimana? Nanti aku suruh supir papa yang ambil tasnya, setuju ga?"

Geyra mengerutkan dahinya "kamu serius? Emang aman?"

Gian mengambil tas Geyra yang tergeletak bebas diatas meja, lalu meletakkannya diatas kursi panjang tempat mereka duduk, begitupun tasnya. Lalu mendorong kursi itu pelan sampai tertutupi meja.

Gian menaik turunkan sebelah alisnya, sementara Geyra hanya terkekeh kecil sembari menggelengkan kepalanya.

"Siap?"tanya Gian

Geyra mengangguk saja. Akhirnya, sore itu keduanya berlari-larian dibawah derasnya hujan. Tertawa, saling mengejar, saling meledek. Betapa indahnya dunia ketika itu. Masa dimana belum ada cinta, bahagiapun begitu sederhana. Cukup bermain seperti ini, rasanya sudah bahagia sekali.
Flashback off

Gian, cowok itu menutup gorden kamarnya, memutuskan untuk menghentikan segala ingatan tentang cewek itu juga hujan. Terlalu menyenangkan, ia takut nekat melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan sekarang. Tidak untuk sekarang, ia harus bersabar sebentar lagi.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang