'Semanis apapun kebohongan,tetap kejujuran lah yang diinginkan wanita'
~LAKUNA~
Kini, Zean tengah sibuk menyiapkan sesuatu untuk melancarkan aksi nya agar mendapatkan kejelasan akan hubungannya dengan Geyra yang merenggang tanpa sebab. Jangan berpikir jika mereka adalah sepasang kekasih. Bukan. Geyra dan Zean dulu pernah dekat, bahkan sangat dekat.
Entah ada masalah apa tiba-tiba saja Geyra menjaga jarak dengannya. Tentu saja itu sangat janggal,karena sebelumnya ia sangat yakin jika hubungannya dengan Geyra baik-baik saja. Ia juga tak merasa melakukan kesalahan yang fatal.
Kejadian itu sebenarnya sudah lama. Tepatnya saat Zean duduk dibangku kelas 9 semester 2. Tapi saat itu Zean tak merasa kehilangan, karena ia memiliki kekasih saat itu.
Dan kini,ia baru menyadari betapa Geyra sangat berarti. Disaat Geyra benar-benar sudah jauh dan tak terjangkau,ia justru baru melangkah. Berusaha mengejar seseorang yang dulu begitu berarti untuknya. Sahabatnya.
Zean tersenyum penuh arti saat apa yang ia siapkan sejak kemarin telah terbungkus dengan rapi. Esok, ia tinggal mencari cara bagaimana supaya benda itu sampai ditangan Geyra. Karena sangat sangat tidak mungkin jika ia yang harus turun tangan memberikannya langsung. Tentu saja endingnya adalah penolakan mentah-mentah.
Cowok itu masih terjaga padahal hari semakin larut. Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Tapi kantuk tak juga menghampirinya. Ia tak sabar menanti esok. Ia sangat berharap setelah ini ia bisa memperbaiki apapun kesalahan fatal yang pernah ia lakukan dimasa lampau. Asalkan Geyra-nya kembali. Asalkan cewek itu mau kembali menjalin persahabatan dengannya. Ia sudah sangat merindukan cewek itu.
Cerewetnya,kepeduliannya,sikapnya, tawanya,senyumnya,jahilnya, semuanya benar-benar Zean rindukan. Zean sadar, selama ini ia dibutakan oleh cinta. Sampai ia tak sama sekali merasa kehilangan,padahal sahabatnya pergi meninggalkannya saat itu.
Ingatan masa lalu pun tiba-tiba memenuhi pikirannya. Saat dimana ia dan Geyra pertama kali bertemu.
Flashback
Seorang anak berbaju seragam putih biru itu dengan semangat mengayuh sepedanya. Sepeda itu hadiah ulang tahunnya yang ke 12 tahun pemberian ayahnya. Bocah SMP itu terlihat begitu bersemangat menuju sekolahnya. Bibirnya terus menunjukkan senyuman manisnya.
Sekolahnya sudah terlihat. Pertanda bahwa ia sebentar lagi sampai. Dengan semangat ia mengayuh sepeda nya dengan kencang. Berharap segera sampai ke sekolah tercintanya itu. Ia masih mengendarai sepeda itu dengan kencang, sampai ia tak melihat ada lubang yang cukup besar didepan sana. dan tiba-tiba
Brukkk
Sepeda yang melaju kencang itu terjerembab masuk ke lubang dan anak yang mengendarai sepeda itu terpental tak jauh dari sepedanya. Anak itu meringis kesakitan. Siku dan lututnya terluka dan berdarah. Telapak tangan kirinya juga mengeluarkan darah yang cukup banyak. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Tak ingin menangis karena takut dibilang cengeng.
Suasana jalan masih sepi. Jelas, jam kini masih menunjukkan pukul 06.20. Tentu saja jalan masih sepi, udara pun masih terasa dingin.
Tiba-tiba ia mendengar derap langkah seseorang menghampirinya. Ia memejamkan matanya berharap air matanya tak keluar saat seseorang itu tiba-tiba memegang kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.