'Lagi-lagi karena cinta, hati ini patah untuk kesekian kalinya'
~LAKUNA~
"Gausah sok heroik"
"Salah gue nolong lo?"
"Gue rasa gue emang pantas digituin"
"Ck. Lo itu ya. Mereka gatau aja lo berkorban buat mereka"
"Ga sepenuhnya. Disini gue rasa gue lah penjahat sesungguhnya"
Elang menghela nafas. Sungguh, berdebat dengan cewek disebelahnya ini hanya menguras tenaga. Sama sekali ga berguna. Ujung-ujungnya tetap dia yang menang.
"Ck. Terserah. Debat sama lo yang menang tetap elo"
Geyra hanya diam, tak ada yang sadar ia tersenyum, meski tipis.
Keduanya kini berada ditaman belakang sekolah yang sedang sangat sepi. Semua orang rata-rata dikelas mengerjakan pr, atau sibuk mengatur lapangan yang sebentar lagi akan dipakai untuk upacara berlangsung.
"Heh, jadi gimana? Apa rencana selanjutnya?"tanya Geyra tanpa menatap lawan bicaranya
"Entah"
"Ck. Kok entah? Engga usah bertele-tele bodoh! Selesein secepatnya misi sialan lo ini!"bentaknya kesal
"Huh lo tu ga sabaran banget sih!"
"Buru ngomong apa rencana lo selanjutnya"
Menghela nafas pasrah. "Oke. Rencana gue selanjutnya adalah, lo harus ngomong sama Reyhan untuk semakin deketin si Mira. Secepatnya tembak itu cewek. Dan soal Mira biar gue yang urus"
"Dan kalo mereka udah jadian, kita udahan kan?"tanyanya dengan mata berbinar
"Segitu ga nyaman nya ya lo jadian ama gue?"
"Jawab aja kenapa sih"
"Nope"
"Why?!!"
"Denger. Kalo begitu mereka jadian kita langsung putus, gimana soal Chia dan Zean? Bego sih"
"Bangsat"
Elang terkekeh. "Gini ya. Begitu si Mira jadian sama si Reyhan, kita fokusin ke Chia dan Zean. Gue ga jamin loh ya mereka jadian. Soalnya, kalo dari yang gue lihat, Zean itu naksirnya elo. Bukan si Chia"
Giliran Geyra yang terkekeh. "Omong kosong"
"Ga percaya? Kita liat aja nanti"
Hening.
"Nah semisal mereka ga jadian, gue usahain deh si Chia naksir sama cowo lain. Gue cariin, sampe dia bisa moveon dari si Zean"ucapnya santai seolah itu bukanlah hal besar
"Udah gitu?"
"Gue ga yakin ini bakal cepet. Tapi gue usahain. Intinya sekarang, fokus dulu ke Mira dan Reyhan. Gue bakal usaha negoisasi sama Zean. Kali-kali aja dia mau moveon dari lo kesahabat lo"
"Belum tentu juga kali dia emang naksir gue. Itukan cuma asumsi lo"
"Kalo emang bener gimana? Setelah putus dari gue lo bakal jadian ama dia? Dan yang tersisa disini adalah gue yang terluka? Miris amat jadi gue ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.