'Itulah kenapa aku membenci cinta. Dia terlalu sulit untuk dipahami'
~LAKUNA~
Sesosok itu duduk termenung sambil menatap ponselnya yang menampilkan sebuah foto seorang perempuan. Entah kenapa lagi dengan dirinya itu. Ia pun merasa aneh dengan dirinya sendiri. Akhir-akhir ini sepertinya terlalu banyak hal yang ia pikirkan. Harus beginikah? Harus begitukah?
Ia menatap nanar ponsel nya itu, ibu jarinya sibuk mengelus ponsel itu seolah-olah tengah mengelus pipi si empunya foto.
Menghela nafas berat. Pikirannya kalut. Otaknya berkecamuk. Huhh, rasanya ingin mendelete segala hal yang membuat kepalanya pusing.
Tapi apalah daya. Ini real life. Bukan dongeng atau cerita fantasi.
"Lo. Dulu, pernah ada nama lo dihati gue. Ya meski saat itu kita sama-sama masih kecil. Gue dulu yang pemalu dan pendiam ga punya nyali bahkan hanya sekadar menyapa. Apalagi duduk berdua dan mengobrol bersama. Tapi, siapa sangka? Disaat nama lo terhapuskan, meski tanpa pengganti, semesta justru mendekatkan lo dengan gue, dan pada akhirnya sama-sama terjebak dizona yang sama. Zona menyebalkan karena cinta yang memuakkan"ucapnya
Berhenti sejenak. Memikirkan apa lagi hal yang masih mengganggu pikirannya. Ingin ia lampiaskan malam ini, meski tanpa pendengar apalagi solusi.
"Kita sama-sama terlalu memikirkan perasaan orang lain. Sama-sama memprioritaskan orang-orang yang dikasihi. Eh? Apa bisa gue dan elo disebut kita? Haha. I don't know"
Menghirup nafas dengan rakus. Ketika dada dirasa seperti ada yang menghimpit.
"Orang-orang tak ada yang setuju tentang pilihan yang kita ambil. Mencemooh, sok pintar sok paling tahu segalanya. Memandang remeh, tanpa tau alasan dibalik apa yang kita jadikan tujuan. Haha. Manusia memang seperti itu. Selalu saja berasumsi sendiri padahal hanya tau sedikit dari kisah yang ada. Lalu kemudian dengan entengnya menghina dan memandang sebelah mata. Haha. Padahal, semua orang pasti punya alasan atas apapun yang ia lakukan. Dan ya, memang hanya kita dan tuhan yang tau tujuan baik kita. Orang-orang hanya ikut campur dan meramaikan saja"lanjutnya
"Cinta masa putih biru dulu tak serumit kisah cinta dimasa putih abu. Yang kini tengah berusaha sama-sama kita lewati. Ckck. Tak ada cinta, hidup tak berwarna. Dengan cinta, hidup kebanyakan warna. saking banyaknya, bukan bahagia yang menghampiri. Justru luka yang mungkin salah alamat. Wkwk, humor gue"
Terkekeh sebentar. Lalu diam, ditemani keheningan malam.
Diliriknya sebentar jam dinding. Ternyata sudah pukul 00.02 a.m.
Ditariknya sudut bibirnya keatas. Menyunggingkan senyum selebar yang ia bisa.
"Hahaha. Entah karena bodoh atau apa. Gue kek orang patah hati yang ngebucin sampe rela begadang. Goblok banget ya"ucapnya lagi
Menghirup nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Dimatikannya ponselnya itu lalu meletakkan diatas nakas. Tak lupa ia menyanbungkannya dengan kabel charger.
Ditekannya saklar, guna mematikan lampu. Lalu berbaring diatas ranjang empuk itu. Berdoa sebentar lalu memejamkan mata. Berdoa di malam menjelang pagi semoga kebahagiaan menghampiri meski perantara mimpi.
Ada harapan kecil disudut hati. Hanya sekadar impian kecil saja. Kebahagiaan dunia nyata yang kelak menyambut tiap paginya. Senyuman tulus yang mengantarkannya dipenghujung malam ketika mata terpejam menutup hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.