'Apakah misi ini akan berhasil?'
~LAKUNA~
"Lang? Are you okay?"tanya orang disebrang sana. Elang tersentak kecil dari lamunannya, Elang baru sadar bahwa sejak tadi ia melamun padahal orang disebrang telpon itu sedari tadi bercerita padanya tanpa henti,suaranya terdengar gembira.
"I'm okey ian"jawab Elang
Sementara orang disebrang telpon yang dipanggil 'ian' itu hanya terkekeh pelan.
"gue harap lo tetap bersikap tenang seperti biasa ya lang. Jangan gegabah dan jangan main kasar,intinya tetap jaga gelar lo sebagai 'the king off frozen' SMA BN, oke?"ucap orang disebrang sana dengan nada serius.
Elang mengangguk,meski ia tahu orang disebrang telpon itu takkan bisa melihatnya.
"Kalo masalah itu,tanpa lo ingetin juga gue selalu inget. Tenang aja,semua bakal aman,selagi semuanya masih terkontrol, ga akan ada masalah. Akan selau baik dan misi ini akan berjalan lancar"kata Elang santai, berusaha meyakinkan seseorang disebrang telepon sana.
"Good! Lo emang the best lang! Jujur aja nih yee, gue kagum sama lo"
"Kentut"jawab Elang lalu terkekeh pelan
"Prett,wkwk"
Keadaan hening sekejap,rasanya Elang ingin memutuskan sambungan telpon itu,tapi ia masih menghargai temannya itu.
"Tetap jadi Ice Boy ya lang. Gue tau ini berat buat lo,gue juga awalnya ngerasa bersalah dan lo tau sendiri gue ngga pernah setuju atas misi sialan lo ini,tapi yaa gimana lagi,ini menguntungkan buat gue,meski sampe sekarang belum ada hasil sih wkwk. Kalo lo udah ngga kuat,berhenti ya lang. Gue takut cuma gara-gara misi ini batin lo tertekan"ucap cowok ditelpon itu lagi
"Halah sok bijak lo dugong! Udahlah nyantai aja,hati gue terbuat dari baja, kuat anti pecah,hahahaha"sahut Elang lalu terkekeh kuat
"Haha syukur lah kalo gitu"
"Udahan ya, ngantuk nih. Ice boy juga kan butuh istirahat, jangan lupakan fakta bahwa ice boy itu manusia biasa, Ian"ucapnya dengan nada jenaka
"Masih sore kali,anak mami banget lo tidur jam segini"
"Masih sore kata lo? udah jam sebelas malem lo bilang masih sore? Sakit lo!"
"Dih ngegas! Udah matiin, gue juga mending ngegame dari pada emosi telponan--" tut tutt
Sambungan telpon diputuskan, tentunya oleh Elang. Sungguh malas ia mendengarkan celotehan dari sahabat nya itu. Ia terlalu cerewet untuk ukuran seorang cowok.
Elang melempar asal ponselnya diatas kasur, diikuti badannya yang juga dihempaskan secara kasar dengan posisi telentang. Elang merasa sesak didada nya,kepalanya juga terasa sakit. Bukan, bukan karena ia sedang tidak sehat, secara fisik ia baik-baik saja, tetapi secara hati, ia tidak baik-baik saja.
Ingin rasanya Elang menangis sejadi-jadinya, melepaskan segala beban yang ia tanggung seorang diri. Ingin rasanya Elang bercerita pada seseorang, tentang bagaimana terlukanya dirinya, tentang bagaimana lelahnya dirinya, tentang hatinya, yang terluka hanya karena simpati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna
Teen FictionAda ruang hampa disudut hati. Ada kekosongan yang tak berarti. Ada satu nama, tapi seperti tak terisi.