"Mama sama papa gue itu udah gak serumah padahal mereka masih resmi jadi suami istri, tapi gue enggak tau alasan mereka itu apa dan yang bikin gue marah besar sama mama pas dia ternyata pergi dari rumah saat gue lagi sakit dan butuh dia," ujar Cia menceritakan semuanya kepada Sean cukup sudah pertahanannya. Dihadapan lelaki ini Cia mampu rapuh.
Sean yang berada di depan Cia segera berdiri dari duduknya dan memindahkan bangkunya jadi disebelah Cia lalu mengusap kepala Cia yang memang kepala Cia di tumpukan diatas meja dengan telapak tangan menutupi wajahnya. Setelah mengusap Sean mencoba menarik badan Cia untuk tegak dan mengarah padanya.
"Ada gue," ujar Sean lalu Sean langsung memeluk Cia dengan erat yang dibalas Cia dengan erat pula dan menenggelamkan kepalanya didada Sean.
Setelah beberapa lama akhirnya tangis Cia reda dan si empunya mendongakan kepala kearah Sean "Makasih yah pacar masa depan aku, kamu so sweet banget," ujar Cia namun tak berapa lama Cia mendapat sentilan di dahinya.
"Ihhh kebiasaan nanti jadi pacar masa depan tau rasa loh," ujar Cia yang malah merapatkan pelukannya kepada Sean dan menempatkan kepalanya diatas bahu Sean sampai helaan nafas Cia terasa oleh Sean. "Jangan ngerdus," ujar Sean namun bukan berusaha melepas Sean malah mengusap punggung Cia. "Pacar masa depan aku," bisik Cia tepat di depan telinga Sean.
"Kenapa?" Sean mencoba menanyai sesuatu yang selama ini dia pertanyakan. "Apanya yang kenapa?" Cia selalu bingung dengan omongan Sean yang irit itu. "Kenapa pacar masa depan sebutannya?" tanya Sean kepada Cia.
Cia yang mendapat pertanyaan seperti itu kemudian menegakan badannya meskipun dia tidak ikhlas. "Karena omongan adalah doa jadi gue berdoa setiap saat untuk lo, supaya lo jadi pacar masa depan gue, jadi biar cepat di jabah doanya gue jadiin panggilan ke lo deh biar sering gue ucapin," ujar Cia lalu cengengesan dan membuat Sean menyentil dahinya kembali.
"Kenapa tidak jodoh masa depan?" Sean berucap lagi. "Oh jadi lo mau jodoh sama gue?, cieeeee enggak usah muna deh... gue tau lo sebenernya suka sama gue kan, enggak mungkin juga selama hampir tiga tahun gue berjuang masa enggak ada hasilnya," ujar Cia namun Sean hanya mendelik mendengar ucapan Cia.
"Enggak deng, gue gak mau aja, kalo kita beneran jodoh kalo enggak? kan sakit banget mending pacar aja, kalo enggak dapet yaudah tinggal di cari lagi, kalo gue ngarepinnya jodoh pasti gue susah dapetin yang lain kalo lo bukan jodoh gue," Cia berucap panjang lebar sedangkan Sean hanya mengangguk ngangguk saja.
.
"Makasih yah lo udah baik banget seharian ini sama gue," ujar Cia mendekap tangan Sean dengan kedua tangannya lalu meletakan sesuatu ditangan Sean. "Inilo harus jaga ini yah," ujar Cia sambil meletakan sesuatu.
Sean mengernyit dari mana Cia mendapatkan ini "Dari mana?" Cia yang mengerti maksud pertanyaan Sean pun menjawab. "Tadi pas kita liat liat di deket toko souvenir gue liat miniature burung merpati ini, yaudah deh gue beli aja lagian merpati juga ngelambangin cinta yang abadi deh kalo gak salah," ujar Cia lalu dia segera melepaskan tangannya dan beralih mendekap jidatnya agar tidak di sentil kembali oleh Sean.
Sean yang melihat itu hanya menggelengkan kepala "Geer." lalu dia menghidupkan motornya "Balik," ujar Sean lalu segera melajukan motornya sebelum Cia mulai menjawab.
Cia memasuki rumahnya namun saat Cia menaiki tangganya sang papa dari arah dapur memanggilnya. "Cia papa dengar tadi mama kamu menjemput kamu? dan tadi papa dengar juga kamu menghindari mama kamu? mau sampai kapan Cia kamu menghindari kayak gini?" Cia yang mendengar itu langsung melangkahkan kembali kakinya untuk segera sampai ke kamarnya tanpa menjawab pertanyaan sang papa.
.
"Pagi ratu bolos" Sesil memberikan sapaan kepada Cia yang baru menduduki bangkunya. "Berisik lo kutuban" ujar Cia dengan malas.
.
"Aprilicia dimohon untuk keruangan BK sekarang" Cia yang mendengar bu Leli selaku OB disekolahnya hanya bingung bukan main karena dia tidak pernah bolos lagi setelah terakhir dia mendorong Sean ke selokan.
.
"Astagah ibu serius saya enggak bolos, nih Siska nya aja yang ngarang bu," ujar Cia sangat kesal karena dia di tuduh bolos oleh Siska selaku anak Ipa yang memang musuh bubuyutannya sejak kelas 10. "Heh ngaku deh lo, kalo lo bolos udah jelas tuh buktinya tuh fotonya di hp gue." Siska tak mau kalah mengototnya dibanding Cia.
Namun saat sedang berdebat antara Cia dan Siska tiba tiba Sean memasuki ruang BK "Sini," ujar Sean lalu mengambil asal Handphone Siska yang berada di atas meja bu Rita lalu mengutak ngatik Hp Siska hingga langsung memperlihatkan kepada bu Rita.
"Maaf sebelumnya kalo saya lancang, ibu bisa liat disini kalo rincian tanggalnya itu udah dari 4 bulan yang lalu berarti ini foto udah lama," ujar Sean
"Oh iya yah bener, jadi Siska kamu bisa jelaskan apa maksud kamu menuduh Cia?" Bu Rita bersedekap dan melihat kearah Siska
"Anu itu bu anu... Em Sean boong kali bu" Siska mencoba berkelit.
"Apa apaan lo udah jelas disitu rinciannya ditulis 7 Maret yang berarti 4 bulan lalu," kemudian Cia menarik Handpone Siska dari tangan Sean dan mengutak ngatik Handponenya Siska kembali.
"Idih jadi lo itu simpenan om om? gila gak nyangka gue sama lo," ujar Cia melihat pesan masuk dan sebuah gambar dari seorang om om.
"Jangan lancang lo ini punya gue," lalu Siska menarik Handphonenya kembali, dengan gerakan cepat pula Siska menarik rambut Cia dan terjadilah perang di ruang BK "Cia lepas!" teriak Sean sampai Cia, Siska, dan bu Rita menoleh kearahnya.
Dengan gerakan cepat Sean menarik tangan Cia keluar dari ruang BK "Ibu saya permisi dulu," Cia hanya melihat tangannya yang di genggam Sean. "Mau bawa gue kemana sih Sean ishhh," ujar Cia dengan kesal namun bahagia disaat yang bersamaan.
.
"Rooftop! ngapain kesini? tumben banget lo mau bolos," ujar Cia dengan bingung dan lebih memilih mendudukan dirinya diatas kursi rooftop.
"Gue izin ketoilet," Cia tidak menanggapi lalu Cia tersentak saat Sean berdiri dihadapannya dan membelai rambutnya lebih tepatnya membenarkan tata letak rambut Cia yang berantakan akibat tarikan Siska tadi.
Cia hanya membiarkan tangan Sean sibuk dengan rambutnya lalu Cia memilih melingkarkan tangannya dipinggang Sean dan meletakan kepalanya di atas perut Sean
"Kok lo tau gue di ruang BK?" tanya Cia.
"Sesil," ujar Sean, Cia mendongakan kepalanya namun masih tetap mengeratkan tangannya di pinggang Sean membuat tangan Sean beralih untuk mengusap pipi Cia
"Dia pasti ngechatlo kan? kurang kerjaan emang tuh dia, tapi makasih yah lo udah mau nolongin gue dari si lampir," ujar Cia sambil tersenyum. Dibalas deheman oleh Sean.
mereka saling pandang dengan Sean yang mengusap pipi Cia dan Cia yang mengeratkan pelukannya di pinggang Sean
•••
have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...